One of Love

281 28 3
                                    

If You're Not The One - DANIEL BEDINGFIELD

If your not the one then why does my soul feel glad today

If your not the one then why does my hand fit yours this way

If you are not mine then why does your heart return my call

If you are not mine would I have the strength to stand at all

"Boleh aku duduk disini?" seorang pria berdiri didepanku, aku menatapnya datar. Siapa dia? Jujur dia sangat tampan dan menawan. Jangan berfikir aku adalah wanita gampangan yang mudah tergoda oleh serpihan surga sepertinya. Apalagi aku sudah dari dulu tak memiliki perasaan sebagai manusia. Aku hanya mengangguk, laki-laki itu tersenyum manis dan duduk di seberangku.

"Sedang menunggu seseorang?" Aku menggeleng. Hanya menatap cangkir kopiku yang isinya tinggal setengah. Mungkin cangkir kopi ini lebih baik dari pada pria didepanku yang membuatku merasakan hal aneh.

"Sayang sekali untuk wanita secantikmu berada disini sendirian." Pria itu tersenyum padaku. Aku tak membalas perkataannya dan hanya tersenyum tipis. Bukan senyum sungguhan, hanya topeng. Dia pria tampan yang cukup ramah. Didengar dari nada bicaranya padaku, dia termasuk orang yang ramah pada beberapa orang dan dingin pada orang asing. Jangan bertanya aku mendapat spekulasi dari mana. Aku sudah mempelajari tentang emosi seseorang dari berbagai gerakan tubuh dan nada bicara.

'Bip'Bip'

Oh God, ada tugas menungguku lagi. Padahal aku sudah mengajukan libur setelah tugas terakhirku tadi. Aku melihat jam tangan khusus yang melilit di pergelangan tanganku. Kode 336, berarti penting. Aku menghela nafas lalu beranjak dari sana.

"Sudah mau pergi?" Aku hanya diam, lalu menghela nafas.

"Ya, maaf harus pergi lebih dulu." Aku mencoba berkata dengan nada ramah walau sangat susah, dan tersenyum tipis. Kali ini aku benar-benar tersneyum tulus. Entah mengapa pria ini mungkin berbeda.

"Kalau aku boleh tau, siapa namamu?" aku menaikkan sebelah alis. Dia menanyakan namaku?

"Zee." Aku langsung melesat pergi. Ada tugas baru menungguku dan pria tampan ini cukup menghambat. Setidaknya aku harus protes setelah ini pada atasanku. Dan asal kau tahu, baru kali ini aku memberikan nama asliku pada orang asing sepertinya.

I never know what the future brings
But I know you're here with me now
We'll make it through and I hope
You are the one I share my life with

➿➿➿➿➿

"Targetmu kali ini seorang pengusaha muda. Pria yang memiliki berbagai perusahaan besar yang sekarang sedang dalam puncaknya. Kau kutugaskan untuk memastikan dia terbunuh malam ini. Aku yakin kau dapat melaksanakannya." Aku hanya diam dan menatap atasanku datar. Tugas untuk membunuh seseorang lagi? Entah berapa banyak dosa yang kulakukan sebagai pembunuh bayaran. Pekerjaan yang cukup menakutkan menurut beberapa orang, tapi menyenangkan menurutku. Jika kau mendengar teriakan dan wajah ketakutan targetmu. Itu sangatlah menyenangkan.

"Refian Fernandezio, tinggal disebuah mansion mewah dipinggir kota. Tinggal sendirian tanpa keluarga, memiliki ratusan pelayan pribadi dan pengawal bayaran. Aku sudah melihat keadaan disana, kau hanya perlu datang kesana malam ini. Aku akan membersekan beberapa sampah penghalau." Bossku melemparkan sebuah foto dimeja depanku. Aku mengambilnya dan memperhatikan wajah targetku berikutnya. Sebuah foto yang diambil secara diam-diam, pria bertuxedo hitam rapi memakai kacamata hitam dan sedang berdiri di depan mobil pribadinya. Kenapa sepertinya aku pernah melihat pria ini. Tapi dimana dan kapan?

One Of Love [1/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang