Teruntukmu, (M)ASalalu yang teramat balance, yaitu selalu membuatku mendambamu namun menyesakkan.
Mas, aku rindu seberat-beratnya suara beratmu, aku rindu tatapan tulusmu yang mengundang tawa pelikku, aku rindu aroma khas casablanca birumu, aku rindu jaket merahmu yang tidak salah ada motif hitam yang pernah menutupi bercak merah di rok putihku, aku rindu si coklatmu dengan 6 senarnya, dan aku rindu suasan hening diatas motor saat kau mengajakku tarawih di salah satu masjid malam itu.
Mas, terkadang aku menyesali perpisahan yang barangkali aku dan kamu sudah menyepakatinya namun sama sekali tidak pernah kita diskusikan.
Perpisahan kita tak hanya menyisakan pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan yang profesor saja tak bisa menjawab dan menemukan alasan berakhirnya hubungan yang tidak pernah kusangka ada bersamamu.
Selalu dan selalu men-sugestikan otakku agar kau layak untuk masuk dan melulis cerita cintaku yang indah , meski pada kenyataannya kau tutup semua cerita cinta yang padahal belum selesai kuperankan dengan mengoyak remukkan hatiku. Padahal baru saja hatiku paham, ternyata ada arjuna tak berpanah, dengan sosok pria tabah, romantis, dan agak melankolis sepertimu.
Dulunya bersamamu adalah kisah yang setiap hari aku dambakan, meski sekalipun aku tak berpeluang untuk menjumpaimu dalam harapan-harapan kecilku, agar kau kembali hingga aku berdosa masih mendambakan kisah yang kau sendiri gelap bagi terangku.Dari perempuan yang pernah setengah gila, menggilai dan menantimu kembali