Petualangan 2

1.8K 121 6
                                    

•AQUILLA POINT OF VIEW

Setelah memutuskan untuk bermalam sebentar di Ranu Pane, pagi ini aku dan yang lainnya bersiap-siap untuk melakukan pendakian yang sesungguhnya.

"Yuk semuanya ngumpul sini.." seru Kak Keegan.

Aku dan yang lainnya berjalan menghampirinya.

"Nah sebelum kita mulai mendaki, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai!" ujar Kak Keegan.

Kami semua menundukkan kepala dengan khidmat, memohon doa kepada yang maha kuasa agar diberikan kelancaran dan keselamatan.

"Selesai.."

"Tadi kelompok Revi, Reno dkk udah jalan duluan kan. Nah sekarang giliran kelompok kita yang jalan." ujar Velisya salah seorang alumni SMA-ku juga, dia dulu adalah senior di sekolahku, 2 angkatan di atasku.

"Oh iya sebelum jalan gue mau ngasih tau aja bahwa jalur pendakian pertama yang kita lalui cukup landai, menelusuri lereng bukit yang didominasi sama tumbuhan alang-alang. Kadang juga ada pohon tumbang dan ranting-ranting di atas kepala. Jadi hati-hati ya.." ujar kak Farhan kepada kami semua.

"Oke."

"Sip kak."

"Iya."

Jawaban-jawaban pun mulai bersahutan dari bibir mereka.

"Yaudah yuk kita jalan, Farhan lo depan, gue pantau yang lain dibelakang. Oke?" ujar Keegan.

Farhan mengangguk serta menunjukkan jari jempolnya ke atas.

"Neng.." panggil Rakai menyenggol Syifa.

Syifa mendelik namun ia tetep menjawab panggilan Rakai, "Iya a?"

"Ikutlah aku mendaki, maka kau akan tau sifatku. Dan ikutlah aku mendaki, maka kau akan tau bagaimana aku bisa menjagamu." ujar Rakai menatap Syifa lembut.

Muncul rona merah dipipi Syifa setelah mendengar ucapan Rakai.

"Dihhh geli banget lu kai.." ujarku dengan nada jijik.

"Halahhh sirik aja lau, sirik kan? Ngga ada yang gombalin lu." ujar Rakai sewot.

Yang lainnya malah tertawa senang.

"Yee so-......" belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, aku merasakan ada tangan besar yang membungkus tanganku hangat.

"Kata siapa ngga ada? Ada kok." ujar Rama kepada Rakai.

Rama menggenggam satu tanganku hangat, ia menghadap ke arahku dan menatap mataku dalam, dengan berani aku menatap matanya balik.

"Temani aku sampai puncak gunung, maka aku akan menemanimu sampai puncak hidupmu." ujar Rama menatapku lekat.

Aku merona, pipiku menghangat.

Arghhh, Ram. Lo bikin gue melting tau ngga. Ujarku dalam hati.

"Jalan woy jalan..." seru Keegan merusak suasana romantis ini.

"Yuk jalan Qil.." ujar Rama.

Aku mengangguk.

"Di depan gue Qil, gue jagain lo dibelakang." kata Rama.

Dan lagi-lagi perkataannya membuat hatiku terasa melumer, aku pun langsung mengambil langkah di depan Rama. Sementara di depanku ada teman-temanku dan senior lainnya dan dibelakangku ada Rama, lalu dibelakang Rama ada kak Keegan yang berjaga dibelakang.

"Kalau ada yang capek bilang ya, biar kita berhenti dulu. Jangan ada yang gengsi.." teriak salah seorang seniorku dahulu.

"Disini jangan ada yang ngomong sembarangan, berprasangka buruk, jangan ada yang bengong juga.." Pesan Kak Farhan kepada kami semua.

All About Us 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang