Reuni Halloween

98 10 8
                                    

Malam ini adalah malam perayaan halloween. Malam dimana seluruh warga yang tinggal di kota ini berpakaian seperti hantu. Ada yang berpakaian mumi, zombi, vampir sampai penyihir.

Selain perayaan dengan berkostum seram, para anak-anak juga melakukan trick or treat disetiap rumah tetangga mereka untuk mendapatkan banyak permen. Dulunya aku dan teman-temanku juga sering melakukan ini saat halloween namun sekarang aku sudah 'pindah'.

Dari tempatku berdiri aku melihat teman-temanku sudah berpakaian hantu dan memegang sebuah ember kecil di tangan mereka masing-masing. Aku mengikuti mereka secara diam-diam. Mereka adalah Brian, Nathan, Tom dan satu lagi aku tidak mengenalnya. Kurasa dia adalah teman baru mereka.

Kulihat mereka mendatangi sebuah rumah lalu menekan bel rumah itu. Sang penghuni rumah keluar dan melihat sekeliling. Kosong. Teman-temanku sedang bersembunyi. "Hei anak-anak, kalau kalian tidak muncul aku akan menaruh permen kalian di lantai ini ya," goda wanita dewasa pemilik rumah itu lalu dia meletakkan banyak permen di lantai. Dan dia memutar tubuhnya dan menutup pintu rumahnya.

Kulihat teman-temanku keluar dari persembunyiannya dan saling merebut permen untuk mengisi ember mereka. Setelah itu mereka menjauhi rumah tadi dan merundingkan sesuatu.

"Hei apa lagi yang akan kita lakukan? Kuharap Andy masih ada di sini," kata Nathan pada teman-temannya. Aku tersenyum mendengar kalimat Nathan yang kedengarannya mengkhawatirkanku. "Ya aku juga berharap dia masih di sini," lanjut Brian setuju.

"Hei hei, sudahlah, gimana kalau kita sekarang mengunjungi wahana rumah hantu di taman?" saran anak yang tidak ku kenal tadi. "Aku setuju denganmu Harry, ayo!" ujar Tom setuju. Brian dan Nathan mengiyakan. Oh ternyata nama anak itu Harry.

Kemudian mereka berlari menuju taman dan berhenti tepat di depan gedung yang digunakan sebagai wahana rumah hantu. Kulihat wajah Nathan dan Brian berubah ketakutan. Aku tahu kalau kedua temanku ini sangat penakut, namun mereka sekarang sudah 13 tahun, masa ketakutan mereka tidak berkurang juga? Akhirnya kuputuskan untuk ikut masuk ke rumah hantu bersama mereka berempat untuk menjaga Brian dan Nathan.

Di dalam sana banyak sekali orang dewasa yang menyamar sebagai hantu untuk menakuti anak-anak yang masuk ke sana. Kudengar beberapa kali Nathan dan Brian berteriak histeris tapi tidak dengan Tom dan Harry yang asyik tertawa melihat ketakutan dua teman mereka yang lain.

Aku memutuskan untuk menunggu mereka berempat di pintu keluar rumah hantu untuk bertemu mereka. Aku rindu sekali dengan mereka.

Dari tempatku berdiri aku melihat keempat temanku sudah mulai mendekati pintu keluar. Aku sudah memasang senyum terbaikku. Ku lihat mereka berempat berhenti tepat di depanku. Tapi anehnya kenapa wajah mereka bertiga kecuali Harry sangat ketakutan? Aku kan hanya ingin bertemu mereka lagi.

"A-andy? K-kenapa kau ada di sini?" tanya Tom dengan luar biasa takut sementara Nathan dan Brian memeluk kedua lengan Tom dengan tubuh bergetar.

Baru saja aku ingin membuka mulutku, mereka berempat sudah berlari kencang melewatiku. Aku mengikuti mereka diam-diam, kulihat mereka berhenti di sebuah ayunan kecil.

"I-itu serius A-andy?" tanya Nathan dengan wajah yang pucat pasi. Tom mengangguk yakin. Sedangkan Harry tampak kebingungan.

"Kenapa kalian takut dengan Andy? Bukannya dia teman kalian?" tanya Harry dengan polosnya. Nathan, Brian dan Tom menatap Harry dengan wajah mereka yang sudah pucat.

"Andy sudah meninggal 2 tahun yang lalu, Harry," jawab Tom. Seketika mereka berempat diam terpaku.

Aku terhenyak mendengar obrolan mereka. Aku baru ingat, kalau aku sudah meninggal. []

The Book Of MindworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang