Chapter 18 - Apa Yang Terjadi?

3.3K 180 33
                                    

Alvin menatap Alan yang berjalan di depannya memasuki ke kediaman Zeus. Ia tidak tahu siapa yang kini ada di hadapannya itu. Riokah? Krisnakah? Atau Stevan yang menyamar? Ada kebahagiaan tersendiri melihat kakaknya kembali, namun ada sebuah kekhawatiran karena dia bukan Rio yang ia kenal.

Alan berhenti di ruang tamu dan berbalik. Menatap neneknya dan tersenyum. "Ada banyak hal yang ingin Rio sampaikan. Tapi tidak sekarang. Rio mau istirahat." Alan kembali berbalik dan berjalan ke kamarnya di lantai dua.

"Oma nggak papa?" tanya Alvin. Nadia menoleh dan mengangguk.

"Oma mau istirahat. Temui Rio! Cari tau apa maunya!" kata Nadia. Alvin mengangguk.

Setelah memastikan neneknya menghilang dari balik pintu kamarnya, ia naik ke lantai 2. Mengetuk pintu kamar Rio dan menunggu sang empu kamar mengijinkannya masuk. Tidak sampai 10 detik, Alan mengijinkan Alvin masuk. Alvin berjalan masuk dan mendekati Alan yang tengah berbaring di ranjang King-sizenya.

"Rio?" panggil Alvin. Alan hanya berdehem menanggapinya.

"Lo bener Rio?" Mendengar pertanyaan Alvin, Alan membuka matanya dan menoleh.

"Ya, gue Rio. Lo pikir siapa?" tanya Alan sambil kembali memposisikan dirinya untuk tidur. Alvin menatap Alan tanpa berkedip. Ia ingin mencari bukti bahwa Rio benar ada di depannya.

"Sampai kapan lo mau nglihatin gue kayak gitu?" Pertanyaan Alan membuat Alvin kaget. Ia refleks memalingkan mukanya.

"Lo ragu gue bener-bener Rio?" Alan bangun dari posisi tidurnya. Alvin menatapnya dan menggeleng pelan.

"Kalau begitu keluar! Gue pengen istirahat," kata Alan sambil menunjuk pintu kamarnya. Alvin hanya menatapnya dengan heran. Dia bukan Rio yang Alvin kenal. Dia Rio yang benar-benar beda. Bukan juga Krisna atau yang lainnya.

"Lo nggak denger gue ngomong apa?" tanya Alan, menyadarkan Alvin dari lamunannya. Alvin menghela napas sejenak dan berjalan keluar.

#

Ify duduk di depan meja riasnya dengan gelisah. Sejak kemunculannya di pesta pertunangan tadi, Rio belum menghubunginya. Bahkan Alvin juga tidak memberinya kabar, laki-laki itu tidak mengangkat telepon darinya. Ify memandangi ponsel yang tergeletak di depannya, berharap salah satu dari dua orang itu menghubunginya kembali.

"Drrrt drrrt drrrt!" Tanpa basa-basi, Ify menyambar ponselnya dan menggeser tombol hijau di layarnya.

"Halo," sapa Ify.

"Lo baik-baik aja?" tanya Alvin.

"Ya tentu. Lo gimana?"

Alvin terdiam. "Sejauh ini baik."

"Rio ... Rio gimana?"

"Dia lagi tidur. Dia nggak hubungi lo?" Ify menggeleng meski Alvin tidak mungkin melihat gelengan kepalanya.

"Rio ... terlihat sedikit berbeda," kata Alvin.

"Berbeda?" ulang Ify.

"Ya. Dia seperti ... bukan Rio yang gue kenal." Ify terdiam.

"Om sama Tante gimana?" tanya Alvin, membuyarkan lamunan Ify.

"Mereka baik-baik aja. Hanya sedikit terkejut." Ify dan Alvin sama-sama terdiam. Tidak tahu harus membicarakan apa.

"Lo udah telepon Via?" tanya Ify.

"Belum."

"Pertunangan kita batal, 'kan? Kembalilah!"

Velvet Love (Completed) -- RevisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang