day 2

523 43 3
                                    

Beruntung karena hari ini siswa dipulangkan lebih cepat karena semua guru melaksanakan rapat dinas.

"FANDRA!!!" teriak Vanya mengagetkanku.

"Betapa beruntungnya kita dipulanglan cepat hari ini."

"Ayo, cepat. Segera kita kerjakan pekerjaan kita." ujarku.

Vanya mengangguk dan memrapihkan tasku. Lalu kami meninggalkan sekolah menuju rumahku.

"Aku pulang." seruku saat masuk ke dalam rumah.

"Eh,sudah pulang. Ada apa?" tanya ibu muncul dari halaman belakang.

"Semua guru sedang rapat dinas. Jadi kita dipulangkan cepat." kataku menaruh sepatuku di rak sepatu.

Vanya pun melakukan hal yang sama. Jangan ditanya lagi. Dia memang mendapat jatah ruang untuk sepatunya di sini karena betapa seringnya dia datang ke rumahku.

"Oh. Lalu apa yang akan kalian lakukan." tanya ibu.

"Ada saja, Tante." ujar Vanya.

Aku dan Vanya langsung berlari ke lantai atas, ke kamarku. Dan berganti pakaian. Jangan ditanya juga bahwa Vanya sering menyimpan pakaian di rumahku karena dia sering menginap.

"Wifi di rumahmu nyala, kan?" tanya Vanya.

Aku mengangguk.

Vanya mengeluarkan macbooknya dari tasnya.

"Kalau begitu, untuk melihat videonya, kita pakai macbookku. Kalau untuk merekam, pakai kameramu saja." jelas Vanya.

Aku mengangguk.

"Lalu kita akan mengerjakannya di mana?" tanyaku.

"Di tempat yang belum pernah kita gunakan sebagai lokasi."

"Halaman belakang? Di sana ada beberapa kursi dan meja."

"Bisa."

Vanya sudah mendapatkan link untuk streaming siaran ulang konferensi pers tadi pagi. Aku menyiapkan perlengkapan kameraku.

Kami segera turun ke lantai bawah menuju halaman belakang.

Semua video yang sudah kami upload ke youtube, direkam oleh kami berdua secara manual. Tak ada yang membantu kami selama proses merekam.

Aku memasang kameraku di tripod dan mulai mengaktifkan perekamnya dengan perekam suara yang tak kalah merepotkan.

Setelah siap, aku langsung duduk di samping Vanya yang sudah siap.

"Hi, guys!" seru kami berdua.

"I'm Vanya."

"And I'm Fandra."

"Ok, today, we will watch the press conference of One Direction. I'm so excited right now." ucapku.

"Me too." ujar Vanya.

"Ok, let's start it." kataku.

Vanya memutar videonya di macbooknya.

"Oh my god! Look at Harry's hair!" seru Vanya.

"He grows his hair I think."

*****

Setelah melakukan proses perekaman video, kami langsung menuju rumah Vanya untuk mengedit video.

"Dave!!!" teriak Vanya dari luar kamar Dave.

"Ada apa, sih?" tanya Dave dengan kesal membuka pintu kamarnya.

"Seperti biasa." ujar Vanya menyegir.

"Masuklah."

"Jadi apa yang kalian inginkan di video kali ini?" tanya Dave.

"Tanyakan saja pada Fandra." ujar Vanya tiduran di atas kasur Dave dengan macbooknya.

Aku mulai menjelaskan segalanya tentang video ini. Lalu aku dan Dave mengerjakan videonya bersama.

"FANDRA!!!" teriak Vanya histeris di kasur.

"KAU HARUS KE SINI!" seru Vanya.

Aku pun menghampirinya meninggalkan macbookku.

"Apa?" tanyaku datar.

Aku melihat layar macbook Vanya menampilkan sebuah website.

Vanya tidak menjawab melainkan menunjukkan jarinya ke layar macbooknya.

Aku mulai membacanya.

'One Direction Lyric Writing Contest with Sony Music Entertaiment'

Begitu judulnya.

'One Direction Lyric Contest is an event to welcome the return of our music industry. We invited fans to join this event to write the lyrics for our new album in this year. This event will be held from April 17th, 2017 and will be announced on May 21st, 2017. Click here for more details.'

Aku membuka halaman selanjutnya.

'Lyric Writing Contest'

'1. Please send your song to the website address provided by filling the biography.

2. You can send the lyric more than one.

3. The winner will take one person from each continent will be selected back.

4. The winner will stay in London for a month and willing to go round the world.

5. The chosen song will be incorporated into the next album track list.

6. The provision will then be announced.'

Aku melihat ke halaman selanjutnya yang berisi daftar negara. Tentunya Indonesia termasuk. Untuk Indonesia, pihak panitia bekerja sama dengan sebuah radio swasta di Indonesia.

Aku menatap Vanya.

"Ayo kita ikuti kontes itu, Fandra!" ajak Vanya bersemangat.

"Tapi hanya satu orang dari tiap benua. Kita tidak akan bisa pergi ke sana bersama, Vanya."

"Ayolah. Kau punya banyak lirik lagu di kamarmu yang kau buat sendiri."

"Baik. Akan aku pikirkan kembali."

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang