"Kita putus saja," ucap Reyna dengan tenang. Pada nada bicaranya tidak ada beban sedikitpun."Kenapa?" Edward terkejut dan mengerutkan dahinya kecewa.
"Karena aku tidak pernah serius denganmu. Aku menerimamu hanya karena kasihan." balas Reyna jujur.
Setelah itu Reyna memutar tubuhnya dan berjalan berjauh membelakangi Edward. Tersadar dari rasa terkejutnya, Edward mengepalkan tangannya dan menggertakkan giginya menahan emosi.
Usai putus dengan Reyna, Edward menjalani hari harinya dengan rasa dendam dan sedih juga kecewa di hatinya.
Suatu hari Edward melihat temannya mendapat surat dari pengirim tak dikenal. Membuat sebuah ide yang cukup bagus pada pemikiran Edward.
"Mungkin ini hal yang tepat untuk membalaskan dendam ku terhadap Reyna yang telah mengecewakanku." ujar Edward dalam hati
Malam harinya, Edward meletakkan sebuah amplop di depan pintu rumah Reyna, dan langsung pergi meninggalkan rumah Reyna sebelum seseorang mengetahui nya.
Reyna terbangun dari tidurnya ketika terdengar suara semak-semak yang cukup besar.
Ia menggosokkan kedua matanya lalu berjalan malas ke depan pintu rumahnya dan menemukan sebuah amplop hitam yang tergeletak begitu saja tanpa pengirim nama sama sekali.
Dengan mengerutkan dahinya, ia meraih amplop tersebut dan membukanya.
"Kematian adalah suatu hal yang paling berharga.
Tertanda,
170394""Oh, surat yang tolol." Ia meremas surat tersebut dan membuangnya ke dalam tempat sampah.
Dengan malas ia kembali lagi ke dalam kamarnya dan memejamkan matanya beberapa kali. Ia tidak bisa tertidur.
Walaupun surat itu terkesan konyol dan tak penting sama sekali, tetapi ia tidak bisa menepiskan rasa penasaran yang timbul pada isi dari amplop tanpa nama itu.
"Paling hanya orang aneh yang mengirimnya." gumamnya, berusaha untuk menangkis rasa penasarannya dan kembali mencoba untuk tertidur.
Setelah beberapa lama, ia terlelap dalam tidurnya. Dan bermimpi sebuah hal, yang tanpa ia sadari mimpi tersebut menyangkut masa depannya.
Beberapa hari kemudian, Reyna menemukan kembali amplop hitam tersebut dengan nama tertanda yang sama, namun isi dari amplop itu mengatakan bahwa nanti malam Reyna harus pergi ke sebuah tempat untuk bertemu sang pengirim surat.
Tanpa pikir panjang untuk menghilangkan rasa penasarannya yang sama sekali tak kunjung hilang sejak beberapa hari yang lalu, Reyna pun pergi malam itu juga, walaupun ia tahu bahwa pasti ada sebuah resiko yang akan terjadi, tetapi mau bagaimana lagi, rasa penasaran mengalahkan egonya.
Namun, tiba tiba...
" tolongggg.... " teriak Reyna.
Seseorang menculik Reyna dengan wajah yang tertutup oleh sebuah topeng berlukis aneh. Ia menarik Reyna pergi ke dalam sebuah gudang yang letaknya cukup jauh dan sepi dari perumahan Reyna.
Usai berada di gudang, sang penculik melepaskan topengnya dan membuka identitas nya di depan mata Reyna sendiri.
Mata merah Reyna membelalak tak percaya.
"EDWARD!! Mengapa kau lakukan ini padaku ?""Reynaaa.. Asal kamu tau! Aku melakukan ini untuk membalaskan dendamku padamu yang telah menyakitiku!" ucap sang penculik itu --Edward dengan nada membentak.
Tanpa di duga-duga, tiba-tiba saja Reyna berdiri dan memukul Edward hingga Edward mengerang kesakitan. Dengan cepat Reyna pergi dari gudang dimana tempat ia disekap dan segera mencari polisi di tempat terdekat.
Karena cukup jauh dari keramaian, ia harus berlari dengan cepat demi menghindari Edward, mantan pacarnya yang pernah ia sakiti.
Ia tak menyangka kalau mantannya akan berbuat hal seperti itu.
Dari kejauhan, ia dapat melihat sebuah mobil dengan lampu yang sangat terang. Reyna mencegat mobil tersebut dan mobil tersebut langsung berhenti mendadak.
Dua orang turun dari mobil dan ternyata mereka adalah dua orang polisi. Napas Reyna terengah-engah, ia segera membetulkan napasnya kembali dengan lega.
"Apa kau tidak memikirkan resiko?! Bagaimana jika kau tertabrak?! Dan mengapa gadis muda sepertimu ada di malam hari?!" ucap salah satu polisi berbadan kekar dengan nada meninggi.
"Tolong periksa gudang kosong yang berada di ujung jalan ini." pinta Reyna.
Kedua polisi langsung saling memandang dan menyuruh Reyna untuk masuk ke dalam mobil mereka. Mereka menyuruh Reyna untuk menceritakan semuanya, dan Reyna pun langsung menceritakannya.
"Benar-benar kejadian yang tolol." ucap Reyna sebagai penutupan akhir kalimatnya.
Setelah sampai di TKP, betapa terkejutnya mereka semua ketika mendapatkan Edward dengan kepala yang menggantung dengan tali yang mengikatnya. Badannya sudah tergeletak secara mengenaskan. Aroma amis menyeruak ke dalam indra penciuman Reyna serta kedua polisi yang sedang berpartoli di jalanan tersebut.
Sejak saat itu, Reyna pun bersumpah untuk tidak akan mempermainkan hati orang lain. Karena ia tidak mau seseorang yang pernah menjadi 'bagian' dari hidupnya menghilang hanya karena perasaannya di permainkan oleh Reyna sendiri.
Dan Reyna baru mengingat tentang mimpi tersebut. Di dalam mimpi tersebut, ia melihat kepala Edward yang tergantung di atas tali dengan tubuh yang tergeletak secara mengenaskan dan tak berdaya. Di sekelilingnya terdapat api-api yang menari, seakan senang apa yang sedang dilihat oleh mereka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Threat
Bí ẩn / Giật gânReyna baru saja memutuskan hubungan dengan kekasihnya dengan alasan menerima kekasihnya karena kasihan. Setelah itu, kehidupan Reyna berubah, ia mendapatkan amplop hitam dengan surat ancaman. Apa yang akan ia lakukan? Kejadian mengenaskan apa yang a...