"Ve..." seorang gadis berambut sebahu memanggil teman yang tengah sibuk membaca disampingnya.
"hmm.."
"ve... "panggil gadis itu lagi setelah mendengar respon acuh dari temannya.
"hmmm?"
Gadis berambut sebahu itu berdecak kesal.., selaluuu aja gitu..., dasar jutek!! Gerutunya didalam hati. Seakan hilang kesabaran, ia mulai mengulurkan tangannya, mengguncang pelan bahu temannya yang masih asik membaca.
"jessica veranda tanumihardja.., kinal mau ngomong.. bisa nengok kesini sebentar nggak..."bisiknya pelan, tepat didepan telinga gadis yang dipanggilnya dengan sebutan ve itu. Aroma shampo yang samar-samar tercium dari rambut temannya membuatnya masih ingin berada dalam posisi yang sama, enggan menarik diri.hidungnya malah sibuk membaui aroma shampo temannya, serta merta, matanya terpejam. rasanya..nyaman..
Karena Merasa tangan kinal yang ada diatas bahunya tak melakukan pergerakan lagi, ve akhirnya menoleh, pupil matanya melebar mendapati wajah kinal yang nyaris bersentuhan dengan wajahnya. Namun sekian detik kemudian, tatapannya mulai melembut. Ekor matanya mengamati wajah polos kinal dengan seksama. Sebagaimana ia mengamati senyum kebocahan yang samar-samar terukir dari bibir kinal, sebagaimana ia mengamati setiap kerutan yang timbul disudut mata kinal yang tengah terpejam, sebagaimana ia mengamati anak rambut kinal yang jatuh menjuntai menutupi hampir sebagian dahinya. Ia mengamati dan mengingat semua itu. Untuk apa, dia tak tau. yang jelas, semua tentang kinal melekat dimemorinya, telah lama menghantuinya, sulit dikendalikan.
"ve.. halloo.. ve.."kinal melambai-lambaikan tangannya didepan ve yang tengah dia menatap kosong kearahnya. Ve yang merasa terusik pun akhirnya tersadar dan menyudahi kegiatan bodohnya itu
"ve ngeliatin apa sih.., ngeliatin kinal yah? Emang kinal imut yah.." ujar kinal yang tak mau ber aku-kamu dengan veranda.
"apaan sih devi kinal putri yang nggak imut sama sekali.., udah deh nggak usah sok imut juga ngomongnya..". ujar ve mendelik kesal. Telunjuknya menunjuk dahi kinal. Berusaha menjauhkan wajah kinal yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.
"biarin..." kinal menggelembungkan pipinya.
"jelek!"
"bodo! Temenin ke kantin yuk.. " ajak kinal penuh semangat.
"dasar perut karet.. lima belas menit lagi masuk tau.."
"mangkanya cepetaan..laper nih.." ujar kinal mengiba. Yang mau tak mau membuat ve menyetujuinya.
Veranda beranjak dari bangkunya.meninggalkan novel yang baru setengah dibacanya. Dengan setengah malas, melenggang menuju ke pintu kelas.
Merasa tak diikuti siapapun, ve menghentikan langkahnya. menoleh kebelakang dan mendapati kinal yang belum beranjak dari tempatnya. Dia berdecak kesal, tapi sekali lagi, melihat wajah kinal yang memelas membuatnya mau tak mau menghampiri kinal kembali. Tangan kirinya meraih sebelah kanan tangan kinal, menggenggamnya, menariknya menuju kantin. Tak ia lepaskan lagi.
"nah.., gitu dong.. peka". kinal Menggumam pelan melihat tangan ve yang masih menggenggam tangannya.
"lagian kamu tuh yah.. sejak kapan jadi manja gini.." ve mencibir
"sejak kamu manjain aku.."
"..." dan jawaban spontan yang keluar dari mulut kinal berhasil membuat ve bungkam tanpa perlawanan lagi.
haii.. lagi pengen nulis.. hehehe... cerpen baru tentang VENAL.. semoga suka. ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Fanfiction~pernahkah kau merasa sedemikian bedosa karena telah melanggar apa yang telah Tuhan gariskan untukmu? ~Pernahkah kau merasa begitu tersiksa karna mencintai apa yang tak seharusnya kau cintai? ~Pernahkan kau merasa begitu berharap ingin mati dan memo...