hei, ini aku coba-coba buat cerpen, hehe.
maaf ya kalo aneh, hihi...
hope you like thisSekarang, Aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Aku hanya memandangmu sembunyi-sembunyi. Aku hanya bisa mengagumi mu dalam kebisuan yang aku ciptakan sendiri. Yak, betapa bodohnya aku. Betapa tololnya aku, menyia-nyiakan kesempatan dulu. Kesempatan yang mungkin membuat ku saat ini bisa dekat dan bercanda denganmu. Kesempatan untuk mengenalmu lebih dekat. Kesempatan itu kubuang begitu saja. Semua karena kegengsianku. Semua karena aku sendiri. Semua Karena hal sepele, yang kalo dipikir-pikir sangat konyol sekali. Ingin kumenyalahkan Patton dan teman-teman yang lain, yang saat itu tiap hari mengejek dan menggoda aku dan kau, tapi apa itu semua adil. Aku tahu, ini semua salahku. Aku saja yang terlalu naïf, aku saja yang tak suka jika ada yang menggoda aku dan kau. Aku saja yang meributkan hal sepele. Aku saja yang terlalu........... ah bingung aku menjelaskannya.
Setiap aku berpapasan denganmu, rasanya ingin sekali menyapamu. Tapi mulutku berkata lain. Aku hanya membisu. Membisu, dan tetap membisu. Beda sekali sewaktu dulu, sewktu aku baru mengenalmu. Aku tak segan-segan tuk menyapamu, bahkan mengajakmu bercanda. Tapi itu tak lagi. Semenjak gossip itu, aku tak pernah menyapamu lagi. Semenjak gossip yang tak tau asal muasalnya darimana, aku sangat malu untuk menyapamu, bahkan tuk berpapasan langsung denganmu.
Ku teringat saat kau menjadi siswa baru di sekolahku. Si Gita membicarakan dirimu.
"ik, ada anak baru lho, pindahan dari temanggung katanya. mirip Young Dae" ucapnya saat pulang sekolah di dalam bis.
Aku langsung antusias setiap ada yang membicarakan Young Dae. Hehe, aku kan sangat ngefans sama Young Dae.
"hah? Berarti dia manis dong. Young Dae kan manis"ucapku
Gita hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"young Dae manis, sejak kapan? Perasaan ku biasa aja deh"ucpa gita
"ih, Yong Dae itu manis tauk. Apalgi senyumnya, ya ampun, klepek-klepek deh" aku tak terima kalau Yong DAE dibilang biasa-biasa aja.
"liat langsung aja ik, katanya dia masuk di kelas Ami"ucanyaami? Yeah, asyik aku bisa cari info tentang dia. Penasaran banget. Emang semirip apa sih sama Yong DAE. Aku ga terima, idola ku disama-samain sama orang lain. batinku
Esoknya, saat bel pulang berbunyi. Aku langsung bergegas ke kelas Ami, shabatku. Kelasnya tak jauh dariku. Tepatnya, kelasku bersebelahan dengan kelas Ami. Aku mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Ku lihat seorang cowok sedang menulis di depan.
apa dia anak barunya? Ah, sial wajahnya ga jlas. Coba celah pintunya ke buka lebar, kan aku bisa liat mukanya lebih jelas. Dan mastiin apa bener dia mirip Yong Dae?. batinku.
Lama sekali kelas Ami keluar. Aku udah mulai bosan menunggu.
Seorang guru berparaskan sosok yang tegas keluar dari kelas Ami. Dan satu persatu anak-anak keluar. Si anak baru itu juga keluar. Dan, ah sialnya, wajahnya lagi-lagi ketutup. Dia jalannya beriringan sih. Kan jadi ga keliatan. Huh........
Kulihat Ami, dan segera kuhampiri dia.
"ami........." ucapku sedikit teriak.
Ami menoleh dan tersenyum padaku.
"mi, katanya di kelas ami ada murid baru ya?"tanyaku to the point.
Ami terseyum padaku. Ia mengangguk.
"iya ik, namanya obiet. emang kenapa. Orangnya manis loh, imut mukanya"
"hehe, ga kenapa-kenapa sih. Cuma kata gita dia mirip yong dae ya?"
"ah, ga mirip kok. Beda ah" rahmi beropini
Aku langsung mengangguk-angguk setuju.
"bedakan mi? ga mirip kan sama Yong dae"aku meyakinkan.
"IYA ik, beda banget. Obiet ga mirip sama Yong DAe"
"berarti gita sotoy tuh. Masa' dia bilang anak baru itu mirip Yong Dae sih. Oik kan ga terima"
Rahmi hanya menahan tawa melihat tingkahku.Aku hanya bisa menahan tawa mengingat betapa antusiasnya dulu aku mencari tau dirimu. Bahkan melakukan hal konyol, seperti mengintip kelas ami, hanya untuk melihatmu.
Aku teringat lagi. Saat diriku sedang asyik menghapal materi biologi. Saat itu, besok kelasku ada ulangan bioligi. Trus, jam lagi kosong. Jadinya daripada ga ada kerjaan,
Aku teringat lagi. Saat diriku sedang asyik menghapal materi biologi. Saat itu, besok kelasku ada ulangan bioligi. Trus, jam lagi kosong. Jadinya daripada ga ada kerjaan, aku duduk dibangku depan kelas mencoba menghapal. Kalau di dalam kelas, aku ga bisa konsen. Temen-temen ku pada sibuk main.
Saat itu dirimu baru saja entah dari mana. Aku ga tau. Kulihat kau melewatiku dan terseyum padaku. Aku balas senyum. Engkau balik menghampiriku, dan mendekatiku.
"kamu lagi ngapain?"tanyamu saat itu
"oik lagi ngapal materi biologi buat besok"
"hoho"ucapmu sambil menaruh tanganmu di dagu,seolah-olah engkau sedang berpikir.
"biologi mah ga usah diapal"ucapmu lagi
"hah? Susah tau. Mana materinya banyak banget lagi"
"hehe, canda kok. Ya udah lanjutin ngapal ya. Klo ada yang ga tau Tanya aja ma aku"ucapmu seraya pergi.
Aku hanya mengangguk. Sebelum engkau masuk ke kelasmu, aku lari menghampirimu.
"biet!!!!!" panggilku
Kau menoleh saat itu, dan lagi-lagi tersenyum. Ah, senyumnya manis banget. Lebih cute di banding senyuman Yong Dae,batinku.
"kenapa ik?"
"ini biet. Kamu tau ga jawaban yang ini. aku bingung ambil garis besarnya"ucapku sambil menyodorkan buku biologi padamu"
"oh, ini. gini caranya.........." Kau menjelaskan nya padaku.
Dan ketika lagi asyik mendengar penjelasanmu, tiba-tiba teriakan cie-cie terdengar di telingaku. Mugkin juga saat itu, kau mendengarnya. Ku tolehkan kepalaku, ah ternyata teriakan itu terdengar dari kelasku. Tiba-tiba saja mukaku memerah. Sekarang aku tak konsen lagi mendengar mu. Malah berharap, engkau cepet-cepet selesai. Dan segera kembali ke kelasmu.
"gitu ik, udah ngerti ga?"ucapmu mengakhiri penjelasanmu.
Aku hanya mengangguk,
"makasih ya biet"ucapku langsung berlari masuk ke kelas.
Di dalam kelas, aku langsung deh dijailin ma teman-teman.
"cie-ciie oik, asyik deh tarikannya anak baru nih"patton menggodaku.
"aish, apa sih patton?"ucapku
"cie-cie, ga dapat yong dae, obiet pun jadi. Oh ya, obiet kan Yong dae Indonesia"ucap agni temen sebangku ku.
Aku mendelik padanya, tapi ia malah memasang muka tanpa dosa.
"aish kalian ini. agni, kamu jangan mulai deh"ucapku lagilagiTapi temen-temenku ga berenti jailin aku. Dan itulah awal dari semua gossip ini. gossip yang menyebabkan diriku menjauh darimu.
Lagi-lagi kuteringat suatu peristiwa yang lagi-lagi membuat diriku menjadi jauh darimu. Saat itu kau ke kelasku, untuk memanggil diriku.
"cie-cie oik. Di panggil Yong dae mu tuh"goda Debo
"DEBOOOOOOOOOOOO!'ucapku
"jiah, dia malu-malu"ucap cakkaAku pun segera keluar mengikutimu. Dari pada lama-lama di kelas, bisa-bisa aku habis jadi bahan buat dijailin teman-teman.
Saat itu aku pulang bareng ami. Dan aku mulai mengeluarkan uneg-uneg ku. Aku menceritakan segala kerisihan yang ku alami. Semenjak obiet jadi siswa baru, temen-temenku selalu mengaitkannya dengan Yong Dae. Aku ga terima, karena mereka juga menghubung-hubungkannya denganku. Ami mendengar segala keluh kesahku.
"oik kan jadi ga enak mi. entar malah ada gossip yang ga ga, mi. oik jadi segan mi, kalo ketemu obiet. Oik jadi malu mi"ucapku
"iya sih, kalo Ami jadi oik pasti juga ngerasain hal gitu. Gimana ya enaknya?" ami malah balik bertanya.
"Jiah, si Ami.oik kan minta solusi sama ami"ucapku memanyunkan bibirku.
"hehe, ami jag bingung ik"
"atau oik jauhi obiet aja ya. Jaga jarak gitu"ucapku
"hah? Ntar obiet malah mikir yang aneh lagi ik"koment ami.
"jadi gimana dong?????????"ucapku frustasi saat itu"maaf ik, ami lagi ga punya ide"sesal ami.
Saat itu, Ah, aku bingung sendiri. Apa memang aku harus jauhi obiet?? Aku berpikir keras saat itu. Sepertinya itu hal yang sangat efektif buat ngilangin gossip itu. Dan akhirnya pun aku mengambil solusi itu. Aku sekarang menjauhi obiet dan jaga jarak padanya. Dan itu ternyata ampuh. Buktinya sekarang, gossip itu mulai mereda. Tapi aku harus menerima resiko. Hubunganku dan obiet malah semakin jauh. Kami tak pernah lagi bicara, selain untuk menyapa. Menyapa pun kalo ga ada temen-temenku. Uh, menyusahkan sekali. Tapi inilah yang harus kuterima.
Kulihat dirimu asyik bercanda dengan OUrel si centil.
"hai obiet cakep. Ntar ke kantin bareng ya. Temenin ourel makaN"ucap ourel
Kau hanya mengangguk dan tersenyum. Kau menoleh ke arahku, aku terkejut. Uh, kenpa mesti menoleh ke aku sih??????? Keluhku
Aku hanya tersenyum sekilas padamu dan langsung memandang ke arah lain. Dalam hati, ku merutuki diriku sendiri. Oik bodoh, oik bodoh, ih.
Dan semenjak itu, kau tak pernah lagi memandang ke arahku. Mungkinkah kau marah, gara-gara hal itu????????? Mugkinkah kau sudah kesel padaku, yang tiap kali kau ajak bicara, malah langsung ngacir dan kabur darimu??
Dan semenjak itulah diriku hanya bisa memandangmu dari jauh. Hanya bisa mencuri-curi kesempatan untuk bisa melihat senyum manismu. Hanya bisa diam-diam mengagumi. Hanya bisa melihatmu bercanda tawa dengan lainnya. Tanpa aku ikut di dalamnya. Hanya bisa menyukaimu diam-diam. Dan hanya bisa memendam perasaan ini dalam hatiku.
The end