D3S Part 42

3.3K 54 0
                                    

terima kasih buat momod yang udah buka gemboknya ya... Maaf kelamaan ngapdet.

Gak berasa gw udah masuk bulan ke 7 Disini, gw udah lumayan hapal daerah Jakarta. 

Sedangkan hubungan gw sama Santi, berjalan dengan baik. Sebenernya gw kepengen buat ngomong kalo gw sayang sama dia, tapi entah kenapa klo gw lagi dideket dia gw malah kaku, kadang gw suka salah tingkah sendiri. Sedangkan Santi sepertinya hanya memberikan respon klo dia nganggep gw sekedar temen.

Gw takut nanti kalo gw ngomong terus jawabannya gak sesuai malah gw jadi canggung sama dia. Jadi untuk saat ini gw nikmatin dulu hubungan ini, toh gw juga masih bisa deket dia. Malah kadang gw diajak dia buat nginep dirumahnya, sekedar buat nemenin ngobrol, orang tuanya juga gak pernah permasalahin.

Suatu ketika, pas gw lagi mau keluar nyari makan, kebetulan gw lagi lewat ditempat orang banyak jual vcd bajakan, dari film yang beneran sampe film Bokep, bagi pecandu bokep disinilah surganya, mau jenis apa aja ada, semua dipajang tanpa takut ditangkep.

Pas gw lewat gw lihat seseorang yang gw udah lama kenal, dia lagi sibuk milihin vcd, awalnya gw ragu, setelah gw liat vcd yang dipilihnya gw yakin gw gak salah dia Pati Andi (bagi yang lupa, andi temen smp dan sma gw, nyokapnya yang bantuin gw masuk sma).

"Woooii, kelakuan lo gak pernah berubah" kata gw sambil nepuk pundaknya dari belakang, dia sepertinya kaget.

"Deni" katanya sambil masang muka shock

"iya, jangan gitu muka lo, tambah keliatan bego" kata gw

"serius ini lo den" kata andi

"iya bawel, emang gw ada kembarannya" kata gw, dia langsung meluk gw

"udah bego, gak enak diliat orang, dikira kita homo" kata gw, dia lepasin pelukannya.

"kemana aja lo den?" tanya nya

"gak kemana2 ndi, disini doang" kta gw nyengir

"gw serius den, lo sehabis tamat gak pernah nongol, gw ke rumah lo kata emak lo lagi diluar kota" kata nya

"lo ke rumah gw, gimana kabar emak sama adek gw" tanya gw

"mereka sehat, terutama adek lo, tambah gwde tambah cantik" katanya

"halah otak lo" jawab gw nyengir " kita cari tempat ngobrol yuk, sambil makan laper gw, lo belom makan kan" tanya gw

setelah itu gw langsung ajak Andi ke tempat makan favorit gw, soto Tangkar (kalo yang pernah ke glodok pasti tau, soto tangkar dideket kantor polisi).

"bang soto 2, yang saya banyakin otaknya sam tulang muda" kata gw
"lo gimana?" tanya gw ke andi

"tererah lo" jawabnyo
"yang satu campur aja bang" kata gw, setelah pesen, gw lanjutin ngobrol sama andi

"lo ngapai di Jakarta ndi" kata gw

"gw kuliah disini, gw gak masuk negeri jadi lebih milih disini, ditempat kita univ swasta gak terlalu bagus (zaman itu ya, sekarang banyak yg bagus kok)" kata andi

"oooo, kuliah dimana?" tanya gw

"trisakti den, terus lo sendiri ngapain disini" tanya andi

"gw kerja disini, jadi kuli" kata gw sambil nyengir

"jadi apa lo? gigolo?" katanya

"kampret, otak lo isinya mesum mulu ya, gw kerja ditoko didalem sini" kata gw

"oooo, gw kira jadi gigolo. heheheee.." katanya

"asem lo, eh lo tinggal dimana" tanya gw

"Rawamangun, kebetulan ada keluarga disana" jawabnya

"buset jauh amat sama kampus lo" kata gw

"yah mau gimana lagi, mama gak izinin gw kost, katanya takut gw jadi nakal" kata andi

"bukannya dari dulu udah nakal lo" canda gw, sambil ketawa

"sialan, eh lo bisa kerja disini gimana ceritanya" tanya andi

"panjang ceritanya, nanti gw ceritain" kata gw, gw males ngomongi kisah gw. "gimana anak2 yang lain? masih suka kontak2an?" tanya gw

"masih, kemarin pas gw balik anak2 masih suka kumpul, terutama anak2 kelas 1 kita dulu" katanya

"masa, enak bener kalian masih bisa ketemu" kata gw

"iya, tapi disana ada yang nanyain lo mulu" kata andi

"siapa?" tanya gw bingung

"Oca" jawab andi, gw kaget denger nama dia

"bukannya dia di Luar" kata gw

"iya, dia sengaja balik, soalnya anak2 kasih tau dia lewat friendster (jadul banget ya') klo kita bakal kumpul, dia kira lo bakal ada" kata andi

"oooo, gimana keadaan dia" tanya gw

"dia baik, lo masih inget siska kan?" tanya andi

"iya inget, kenapa" tanya gw (bagi yang lupa siska itu temennya oca, yang nuduh gw nyolong)

"klo lo mau tanya tanya, tanya ke dia aja, soalnya oca masih suka kontak dia" kata andi

"gimana nanya nya, gw gak tau dia dimana" kata gw

"tenang aja, dia dijakarta kok" kata andi, mukanya senyum

"ooo, lo sempet ketemu dia?" tanya gw

"iya tiap hari malah" kata andi

"kok bisa?, rumah kalian deket" kata gw, andi geleng

"gw jadian sama dia" kata andi, gw kaget, soto yang gw makan nyangkut dileher.

"serius lo? wah selamet klo gitu" kata gw

"iya makasih" jawab andi

"tapi kok bisa, dia yakin gak lagi sakit kan pas lo nembak dia" tanya gw

"sialan lo, dia sehat walafiat" jawab andi sebel

"hehee, iya percaya, secara lo don juan kan" kata gw

"eh, lo tinggal dimana den" tanya andi

"gw tinggal deket sini, kebetulan gw dapet boss baik, jadi gw tinggal digudang toko gw" kata gw

"yakin lo tinggal digudang, emang bersih" kata andi

"yaah lumayan, tapi cukup kok" kata gw

"ooo, tapi lo bener2 berubah den" kata andi "gw hampir gak kenal lo" kata andi

"berubah apanya? gw belum jadi power ranger ndi" canda gw

"serius den, lo lebih item, terus rada kurusan, badan lo juga lebih kekar" kata andi

"ah biasa aja, efek keseringan ngangkat besi" jawab gw sambil ketawa.

"besok lo libur gak?" tanya andi, kebetulan besok minggu

"ya libur lah,kenapa?" tanya gw

"gw jemput lo, gw ajak lo ke rumah gw, gimana" tnaya andi

"boleh juga, besok pagi ya?" kata gw

"iya" jawab andi

Setelah selesai makan gw ajak Andi maen ke tempat gw kerja.

"Deeeeniiiiiiiiiiiiiii, lo dari mana aja, makan batu yaaaa, lama beneeer" terdengar suara santi menggelegar.

"hehehehe,, sorry san, gw habis ketemu temen jadi ngobrol2 dulu" kata gw, sambil gw nunjuk andi

"ndi, kenalin ini santi boss gw disini, san ini andi temen gw, dia anak trisakti juga" kata gw

Andi sejenak natap santi dengan tatapan kaget, lalu langsung berubah ceria " hai, gw andi, temen sekolah deni pas di palembang" kata andi

gw liat santi juga langsung berubah " gw santi temennya deni disini" kata santi "den gw masuk kedalem dulu ya, klo lo mau ngobrol2 dulu silakan" lanjut santi

"gk kok, gw cuma mau ngenalin dia ke lo aja, dia mau balik ke kampus katanya

"ooo, ok klo gitu" santi langsung masuk ke dalem dan duduk di depan komputernya

gw jalan bareng andi buat nunjukin gudang tempat gw tinggal, biar besok dia gak seusah jemput gw.

"ndi, gw liat lo agak aneh tadi pas kenalan sama santi? lo kenal dia" tanya gw

"kenal sih nggak cuma tau, siapa yang gak tau santi dikampus den" kata andi

"ooo, maksudnya apa nih ndi" tanya gw

"tapi lo jangan marah ya, soalnya isunya agak gak enak, tar lo marah" tanya andi

"nggak, cerita aja" gw udah tau arah pembicaraan andi, tapi gw coba denger dari sudut pandang orang lain dulu

"gini den, isu2 yang beredar dikampus bilang klo santi itu pemake berat, beberapa kali dia harus masuk panti rehab, terus juga dia itu bisa dipake, malah lebih parah lagi dia itu simpenana om om" cerita andi dengan hati2

"ooo itu, gw tau kok" kata gw

"haa, tau darimana lo" kata andi

"dari orangnya, dia udah cerita ke gw semuanya ndi" kata gw

"masa, emang dia cerita apa aja" tanya andi

"sama seperti yang lo ceritain, tapi menurut dia itu cuma gosip, isu2 itulah yang bikin dia jadi males bergaul dikampus" kata gw

"oooo, jadi menurut lo mana yang bener" kata andi

"gw percaya temen gw ndi, gw gak perduli isunya gimana, gw tetep percaya temen gw" kata gw

"ooooo, jadi lo yakin klo dia bersih" kata andi

"gw gak bisa bilang dia bersih ndi, dia memang pernah cerita dia dulu pemake, dan beberapa kali di rehab, tapi sekarang dia udah berenti, dan gw percaya itu" kata gw

"ooo begitu, iya sih den, kadang gw sering liat dia di kampus cuma bengong, kayak gak ada yang mau deketin dia, ada sih beberapa cowok yang mau deketin dia, sepertinya sekedar mau manfaatin, tapi dia gak mau, dia malah menjauh" kata andi

"oleh karena itu gw suka kasian sama dia ndi" kata gw

"iya ya, gw juga kasian liat dia" jawab andi

"udah ah, lo balik sono, tar malah telat ke kampus" kata gw

"iya ya, ok klo gitu sampai ketemu besok" kata andi, dia langsung memacu motornya.

Sekembalinya gw ke toko, gw liat santi lagi melamun didepan komputer nya.

"hai cantik, bengong aja? kenapa gak ada cowok ya? gw aja yang jadi cowok lo" canda gw

"asem lo den, udah ah lagi males becanda" jawabnya

"kenapa san" kata gw

"temen lo den? gw tau pasti tadi pas balik dia ngomongin gw" kata santi

"wah hebat juga lo, bisa ngeramal" kata gw nyengir

"tuuh kan bener, semua orang sama aja" kata santi

"emang lo tau dia ngomong apa" kata gw

"tau lah, pasti ngomngin isu isu tentang gw" jawabnya

"denger ya san, bener dia ngomongin lo, tapi setelah gw jelasin dia ngerti kok, malah dia simpati sama lo" kata gw

"serius lo" kat santi masih sambil manyun

"iya bawel, malah besok dia ngajakin kita maen ke rumahnya" kata gw bohong

"seriusan, dia ngajak gw?" kata gw

"iya serius" kata gw, gw liat santi senyum

"nah gitu senyum, keliatan lebih cantik" kata gw

"sialan lo, godain gw mulu" katanya "tapi tadi lo serius mau jadi cowok gw" kata santi

"yeee ke geeran, gw becanda bego, mana gw mau sama lo" kata gw bohong

"ooo kirain beneran, klo beneran gw cuma mau bilang, jangaaaaan ngaaaarepppp" kata santi sambil dorong gw keluar

Gw cuma bisa ketawa liat tingkah nya santi. Gw lanjutin kerjaan gw, sampai selesai, sepulang dari toko, gw teringet ucapan andi, kalo oca nyariin gw, apakah dia masih sayang sama gw. Malem itu pikiran gw cuma inget sama oca, sambil tiduran gw buka surat terakhir dari oca, yang selalu ada didompet gw.

Gw cuma bisa menatap tulisan tangan dia, lagi apa lo disana ca, gw kangen sama lo.
---------------------Bersambung-----------------------



Dia.. Dia.. Dia.. Sempurna (Kaskus-SFTH) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang