Chapter 13

8.1K 713 20
                                    

Kuambil kursi kecil di ujung ruangan, dan kuletakkan di samping tempat tidur istriku. Sepanjang malam aku menemani istriku. Sepanjang malam pula aku terus berpikir, dan sampailah aku pada suatu keputusan. Semoga keputusan itu adalah yg terbaik untuk istriku. Ya sayang, akan kulakukan apapun untuk berhenti menyakitimu.

Tak terasa mataku mulai terpejam. Aku tertidur di kursi kecil itu, dengan posisi masih menggenggam tangan istriku. Tak lama setelah itu, tiba-tiba terasa gerakan di bawah tanganku. Terdengar pekikan lirih. Kudongakkan kepalaku, dan kulihat jeonghan telah sadarkan diri. Wajahnya menunjukkan rasa takut dan panik. Kucoba menenangkan dia. Setelah mendengarkan penjelasanku, raut wajahnya pun berangsur-angsur mulai tenang.

Pintu kamar terbuka, dokter yg menangani istriku memasuki ruangan. Saat dokter memeriksa keadaan jeonghan dan menjelaskan perihal keadaannya, aku menyelinap keluar ruangan.
Aku menelepon ke rumah, menanyakan pada yuri keadaan mingyu. Mingyu sudah sembuh, suhu tubuhnya sudah kembali normal. Yuri juga mengatakan kalau mingyu terus-menerus menanyakan jeonghan. Setelah aku berjanji pada anakku kalau dia bisa menemui mamanya besok pagi, aku menutup telepon.

Aku masuk di kamar jeonghan dan melihat istriku sudah tertidur. Wajahnya terlihat sangat tenang. Berusaha menghindar dan menjaga jarak dari istriku adalah hal yg sangat sulit yg pernah kulakukan. Tapi aku tau, ini semua demi istriku. Hanya ini, hal terbaik yg bisa kulakukan untukmu sayang. Hanya ini, hal terbaik yg bisa kulakukan untuk berhenti menyakitimu.

***

Di mobil, mingyu terus bertanya soal jeonghan.

"Papa, mama mana?"

"Papa, boleh kan aku main dengan mama?"

"Papa, aku merindukan mama...."

Kasihan anakku. Selama sakit, dia tidak menyadari kehadiran mamanya yg selalu ada di sampingnya, menjaga dan merawatnya sampai pulih kembali.

Maka pada saat sampai di kamar jeonghan, mingyu langsung berteriak memanggil mamanya dan minta digendong untuk dipangku oleh istriku. Mingyu tak henti-hentinya berceloteh di pangkuan istriku, sesekali sambil memeluk jeonghan, dan memainkan helaian rambut mamanya. Tingkah lucu mingyu pun disambut dengan tawa dan hujan ciuman dari jeonghan.

Tawa renyah istriku berhasil membuatku juga ikut tersenyum saat melihatnya. Rasanya sudah lama aku tak mendengar suara tawa istriku. Matanya yg terlihat berbinar, memancarkan kebahagiaan.
Tiba2 mata indah itu menatap ke arahku. Namun di balik kebahagiaan yg diperlihatkannya, masih ada raut sedih di mata itu. Aku tak sanggup melihatnya, maka kualihkan pandanganku ke pintu kamar. Semua membuatku berpikir, mungkin jika aku pergi dari hadapannya, sorot kesedihan itu akan hilang.

End of Chapter 13



JEONGCHEOL'S LIFE - PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang