Day 1

290 13 1
                                    

Aku tersenyum sombong sambil terus berjalan di koridor sekolah.

"Enaknya Fionna, aku iri..."

"Tapi dia tidak terlalu cantik."

"Iya kan? Mungkin itu nya aja yang terlihat bagus darinya."

"Kenapa dia mau nembak Fionna, padahal orangnya gendut."

Pujian demi pujian ku dengar...

Tunggu, itu bukan pujian! Sialan mereka, begini gini juga kalian pasti iri kan, aku bisa mendapatkan sang pangeran sekolah, Marshall lee.

Ya, aku berpacaran dengan si anak populer di kalangan wanita sekolah. Marshall lee, sebenarnya aku tidak tahu kenapa dia ingin berpacaran dengan ku, dan juga aku langsung menerima nya. Hitung hitung dia populer lah, aku kan juga bisa ikutan tenar. Ya nggak sih?

"Fionna!" Aku menoleh dan mendapatkan sahabatku berlari menghampiri, aku tersenyum dan melambai.

"Alma, lama ga ketemu. Gimana kabarmu?" Iya, hari ini hari pertama masuk sekolah setelah libur musim panas.

"Baik dong, btw bagaimana hubungan mu dengan dia? Huh, aku iri tahu." Aku mengulum senyum lebar, sahabatku sendiri saja sampai begini, huh... kamu beruntung sekali Fionna.

"Biasa saja sih, dan juga aku belum melihatnya sejak dia nembak. Kenapa ya?" Setelah kupikir pikir aneh juga, kenapa dia belum menghubungiku sama sekali ya?

Flashback,

"Aku suka kamu, ayo pacaran." Laki laki bernama Marshall lee itu berdiri didepanku dengan sebuket mawar, aku hanya bisa terdiam disana dengan semburat merah di pipi ku.

"Ma-Marshall! Kenapa?!"

Banyak perempuan yang tidak terima dengan insiden itu.

"Padahal aku sudah berusaha keras untuk menarik perhatian nya..."

Begitu banyak.

Aku menggerakkan tanganku untuk mengambil bunga di tangannya. Hahahaha! Akhirnya peranku untuk jadi terkenal akan terjadi!

"I-iya." Akhirnya aku menerima nya, aku tidak ingin munafik. Jujur saja, aku juga menyukai nya.Menyukai wajahnya.

"Baguslah, sampai jumpa besok." Dia langsung pergi.

"Hah?"

Flashback end

"Dasar aneh, padahal waktu itu kupikir dia akan setidaknya tersenyum atau apa kek." Aku menendang bangku kelas dengan kesal, Alma duduk di sebelah ku dengan tawa.

"Hahaha, lucu juga ya. Kamu harus sabar Fi, mungkin dia bakalan jadi romantis kalau kalian sudah seminggu atau dua minggu." Gile lama banget! Bisa putus duluan tuh.

"Yah, bodo amat lah, aku terserah dia aja, kalau mau putus yaudah." Aku menghela nafas berat. Mungkin juga dia cuma kena dare dari temannya, aku juga kegeeran banget. Tapi setidaknya aku sempat terkenal kan? Berarti aku juga tak memerlukan Marshall untuk jadi pacarku.

'Ting Ting Ting Ting Ting"

Dan ini dia, pelajaran yang paling kusukai. Matematika.

"Semuanya, buka halaman 28 dan kerjakan nomor 1-10,"

Aku sudah menjawab pertanyaannya darikemaren.

"Fionna! Sampai kapan kau mau bengong disitu? Aku tau kau pintar, kerjakan!" Bengong apaan coba?

"Iya pak."

***

Jam istirahat sudah berbunyi dari semenit yang lalu. Aku tidak terlalu ingin berbelanja di kantin sekarang.

"Lho? Ga pergi ke kantin?" Aku menoleh, itu cewek centil bernama Flame.

"Tidak usah peduli padaku." Aku memalingkan wajah, kenapa? Tidak usah ditanyakan lagi, ia adalah musuh bebuyutan ku.

"Kenapa? Jangan jangan kamu masih tidak terima, kalau kamu peringkat dua seminggu yang lalu?" Mataku berdenyut, nih cewek banyak bacot deh.

"Nga-ngapain juga harus iri dengan mu? Omong kosong, tapi ulangan akhir ini aku yakin akan menyerobot nilai mu."

Flame hanya tersenyum miring.

"Pastikan kau tidak salah bicara..." Flame berlalu begitu saja, sial. Dia kira dia siapa? Jagoan satu sekolahan? Lihat saja nanti, akan ku tunjukkan kerja keras yang sebenarnya!

Aku melihat Alma masuk dengan senyum lebar kearah ku, aku mengerutkan dahi.

"Kenapa?" Alma menghampiri ku dengan senyum nya yang err. "Kau terlihat menjijikan, cepat ngomong!"

"Marshall menyuruh mu mendatangi nya di taman belakang."

"Ha-Haaaaaaah?!"

Haiiiii, berhubungan ini new story, pendek dulu yaaa.

Comment dan vote story ini ya and at to library:)

My Mysterious BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang