Chapter 3

1.5K 70 1
                                    

Jam menunjukkan sudah jam 9 malam, itu waktu aku untuk istirahat selama 30 menit.

"Permainan gitarmu semakin bagus saja"

Ucapan dari salah satu karyawan Tante Erika

"terimakasih, uhmm Om Rudi", aku melirik ke nametag karyawan tersebut.

"mau makan apa kay? steak seperti biasa? dengan minuman milkshake favoritemu?"

"ah, iyaa boleh Pak. Terimaksih ya"

Aku duduk di cafe itu, sambil menunggu makananku. Mataku keliling melihat meja-meja makan di cafe itu, aku temukan ada Stephani. Wah, kebetulan sekali. Sepertinya dia sedang makan malam bersama keluarganya. Tidak lama kemudian, Stephanie melihat ke arahku dan dia menghampiriku dan duduk berhadapan dengan ku.

"hai", sapaan dari dia

"iya, hai. Lo tau cafe disini?"

"Gak juga, ini baru pertama kalinya gue kesini"

"ohh gitu"

"gapapa kan kalo gue duduk disini? btw, lo jago juga ya main gitarnya"

"iya gapapa ko, malah gue jadi ada temennya. Oh iyaa makasih"

"enak juga ya cafe disini, walaupun gak terlalu gede tapi nyaman dan asik ada live musik"

"iya, orang yang punya cafe disini itu sahabatnya mama gue. Lo sama papa dan mama lo ya?"

"iya, mereka bikin gue ga mood. Mereka terlalu sibuk sama kerjaan mereka. Liat aja mereka main gadget nya mulu, mereka terlalu mentingin kerjaan"

"iya, gue bisa liat ko"

"mama dan papa lo mana? mereka ga marahin lo? karna lo kerja di cafe gini? bukannya ngejek sih, tapikan kesannya bandel kalo cewe kerja di cafe. Yah, walaupun lo ga macem-macem sih"

"ah, soal itu mah ceritanya panjang"

"cerita dong, gue punya waktu banyak ko"

Jujur, berat rasanya bila aku menceritakan tentang orang tua ku kepada seseorang yang baru saja ku kenal. Pada Tommy saja aku tidak cerita, tapi entah kenapa aku merasa senang mempunyai teman wanita seperti Stephanie ini.

"Nah, ini dia makanan mu kay", tiba-tiba Pak Rudi datang mengantarkan pesananku.

"terimakasih Pak"

"Hai Kay", Tante Erika menyapa ku dari belakangku, yang membuat ku sedikit agak kaget.

"Hai tan, tan kalau boleh, boleh tidak abis aku makan, aku menemani temanku disini untuk hari ini saja"

"jadi kamu tidak main gitar? oh yasudah boleh ko, supaya kamu tidak terlalu cape. Soal musik mah gampang, nanti tante suruh pegawai buat nyetel musik saja"

"terimakasih banyak ya tan"

"oh iya, ini tante ada uang sedikit buat kamu besok"

"duh, tan tidak usah", jawabku. Tante Erika sangat baik sekali, aku sampai tidak tahu bagaimana membalas kebaikkannya.

"kalo kamu nolak, tante marah loh"

"waduh, yasudah makasih ya tan"

"iyaa, selamat makan ya", sambil Tante Erika meninggalkan kami berdua.

"Gue makan dulu ya Step? baru abis itu kita ngobrol lagi, okey?"

"Yaudah iya, gue tunggu", Ucap Stephanie.

Selama kurang lebih 5 menit lamanya aku makan, Stephanie menungguku sambil memainkan hp nya.

"nah akhirnya selesai juga lo, sekarang cerita"

"bentar dong, kan gue belum minum", sambil meledek Stephanie.

"hm"

"ya, sekarang sudah selesai"

"ayo cerita, gue udah matiin hp gue biar gaada yang ganggu"

Stephanie keliatannya pendengar yang baik, mungkin akan menyenangkan untuk mencoba cerita ke dia. Ya, walaupun aku masih agak ragu sih.

"yaudah, gue mulai ya. Tapi mungkin ini agak rumit ceritanya, jadi lo harus dengerin baik-baik. Jangan ngomong dulu sebelum gue cerita, biar gak kemana-mana cerita gue"

"iya", ucap Stephanie dengan yakin.

Mungkin ini saatnya, mungkin ini waktunya aku mengungkap siapa diriku, siapa keluargaku dan apa penyebab aku jadi tinggal sendirian. penyebab mengapa aku kerja. Ya, ini waktu nya. Stephanie pasti orang yang tepat untuk mengetahui ini semua.

A Lonely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang