Hari sabtu pagi yang cerah, tapi semuanya tidak akan cerah jika ada ujian di hari itu. Sekolahku benar-benar mengirit waktu, ujian semester diadakan di hari libur! ya walaupun hanya satu pelajaran dan itu pelajaran Fisika, pelajaran yang cukup berarti bagi anak IPA, apalagi untukku yang ingin masuk jurusan Teknik setelah lulus SMA nanti.
Kebetulan ujiannya sore, jadi paginya aku bisa pergi jalan-jalan sama orangtuaku. Aku punya kebiasaan yang bagi manusia yang hidup di era 2000an adalah tabu, yaitu lupa bawa handphone. Lagipula, siapa yang akan menghubungiku di hari sabtu, punya pacar saja tidak.
Kami pulang sekitar 2 jam sebelum aku ujian, jadi aku punya waktu untuk mempersiapkan diri. Ujiannya dirumah, karena berbasis komputer. Aku mengecek handphone ku yang ketinggalan tadi, banyak pesan masuk tapi semuanya pasti dari grup.
Aku membuka semua notif yang ada di hapeku, tapi masih ada yang belum kebuka ternyata. Padahal ku yakin semua grup sudah ku buka semua pesannya tadi.
Inbox (2)
You have 2 messages from Nunu.
"Sae, punya screenshoot ulangan Ekonomi kan? bagi dong." 08:13
"Saeeee :(" 09:20
Langsung saja ku balas pesannya, aku gak enak sama dia baru balas 3 jam setelahnya.
"Masih butuh gak?" Tanyaku. Takutnya dia sudah minta temannya yang lain.
"Masih. Banyak gak fotonya?". Tanyanya.
"Lumayan banyak." jawabku
"Yaudah kirim email aja."
"Email lu apa?".
Kebetulan aku belum pernah ngirim dia email, jadi belum tau alamat emailnya apa. Tapi anehnya, dia menjawab "Gmail" bukan alamatnya. Daripada kelamaan aku cari alamat emailnya di grup kelas, ketemu. Langsung aku kirim ke emailnya.
Setelah itu ujian dimulai, soalnya banyak yang keluar dari foto yang kukirim ke Nunu, semoga Nunu bisa mengerjakannya batinku. Selesai ujian aku langsung bisa tahu nilainya, ya cukup bagus lah. Di grup teman-temanku tidak ada yang menanyakan soal, karena mereka juga sudah punya foto-foto soalnya.
Hari itu kembali biasa, bahkan jadi sangat tidak biasa saat aku kembali masuk di hari seninnya. Karena aku akan memasuki "Pekan remedial!". Pekan remedial adalah satu pekan yang dipakai untuk memperbaiki nilai-nilai ujianku yang jelek dan aku ada beberapa nilai jelek. Salah satunya Matematika! Bahkan temanku yang paling pintar sekalipun ikut-ikutan remedial, tapi ada satu temanku yang hoki, itupun nilainya ngepas.
Kami memulai pekan remedial, sekelas. Mulai login di website ujiannya, dan kami muali mengerjakan soalnya.
"Nak, bapak tinggal aja ya, masih ada kerjaan lain." Kata si tambun, sebutan teman-temanku untuk dia karena badannya yang gemuk besar.
Yang kami lakukan? BERDISKUSI BESAR-BESARAN! Bahkan sampai ada yang nanya teman dikelas lain yang mendapat nilai lumayan. Aku mengerjakannya bareng Gina, Sara, Hilda, April dan Faza. Tapi lama kelamaan, kita pun kesusahan juga mencari jawabannya, akhirnya nyebar juga untuk mencari jawaban yang pasti.
Saat itu baterai laptop ku mulai habis, segera aku mencari stop kontak agar bisa men-charge laptopku. Aku bahkan rebutan sama Argo dan Nunu buat nge-charge laptop, karena lubang stop kontaknya hanya sedikit.
"Sae, lu dapet gak soal yang ini?" Tanya Argo padaku.
"Enggak, Go. Coba tanya Nunu, dia dapet gak." Jawabku.
"Gua juga ga dapet, Go." Jawab Nunu.
Akhirnya aku, Nunu, dan Argo jadi diskusi bertiga mencari jawabannya. Walaupun waktu yang kami punya tinggal setengah jam lagi dan nomer yang kami isi baru sedikit. Aku nanya Rahman, Anes, dan temanku yang kira-kira sudah menjawab soal yang belum kujawab karena aku masih ada beberapa soal yang sudah tidak sanggup ku hitung.
"Sae, nomer ini dapet gak?" Tanya Nunu.
"Oh itu tadi aku jawab A, Nu." Jawabku.
"Caranya gimana?." Tanyanya
Aku terdiam...
...Hellowww, ini udah detik-detik terakhir dan lu masih nanya cara ngerjainnya? Nu, plis deh. Batinku.
"Gatau, Nu. Jawab aja." Jawabku.
"Ih, butuh Sae, caranya gimanaaa.." Katanya memelas.
Akhirnya kuhabiskan waktu 1 menit untuk mengajarinya satu soal itu, walaupun waktu yang kupunya tinggal 10 menitan lagi dan masih ada sekitar 4 soal yang belum terjawab. Aku tidak teralu masalah akan hal itu, tapi satu hal yang akan kuingat selalu, ini pertama kalinya aku menemukan seseorang yang disaat terdesak menjawab soal malah minta caranya. Bukan jawabannya. Aku kagum pada keanehannya.
Tepat saat aku telah mengisi soal terakhir, aku sudah masuk hitungan ke 10 detik dan akhirnya tersubmit sendiri soal milikku. Nilaiku masih jelek dan perlu mengikuti remedial pelajaran ini lagi jika guruku mengadakannya lagi. Begitu juga dengan teman-temanku yang lain, seperti Alva, Gina, Bono, Ridha, Nunu, dll.
Setelah itu remedial agama, tapi aku tidak mendapatkan nilai jelek sebelumnya. Jadi untuk mengisi kekosongan, aku hanya tiduran di mejaku sambil menggambar semua yang ada di kepalaku. Aku suka mengutarakan isi hatiku saat ingin kuutarakan. Aku menggambar laki-laki tampak dari 3/4 dari arah belakang, entah kenapa aku sangat fokus saat melakukannya. Tak ada objek yang kupakai, aku hanya berdasarkan pikiranku.
Aku menyelesaikan gambarku! Gambar lelaki seumuranku, tampak dari belakang, berambut keriting dan berbaju hitam! aku melihat gambarku sendiri, aku deg-degan. Beberapa saat aku menyadarinya, jika aku bisa menggambar seseorang dan cukup mirip dengan aslinya berarti aku sering memikirkannya. Seperti yang kulakukan dulu saat menyukai si cowok ramah. Tapi yang kugambar bukan si cowok ramah.
Sejak kapan aku mulai memikirkannya? Bahkan akhir-akhir ini aku sudah tidak bisa menggambar si cowok ramah lagi karena dia telah membuatku patah hati.
"Kok gambarnya mirip Nunu, E?" Tanya Faza.
"Masa? enggak ah! Aku niatnya gambar si cowok ramah kok." Aku berbohong.
"Tapi miripnya sama Nunu, bukan sama si dia." Kata Faza. "ah bohong lu ya."
"Ah lu aja salah liat." Mungkin jika ada kaca di hadapanku wajahku pasti memerah walau samar.
...
...
...
Aku malu.
Menjawab pertanyaan Faza tadi.
Ternyata aku mulai mencintainya. Entah sejak kapan, mungkin sejak aku mengenalnya dulu.
Sebenarnya aku sedikit takut untuk jatuh cinta lagi. Tapi masa lalu itu untuk diambil hikmahnya, apa salahnya jika aku membuka kembali lembaran baru.
Maaf, Nu. Aku mulai mencintaimu dari sekarang.
Next chapter:
"E, lu ngapain sih!? Aneh lu tiduran sambil ditutupin jaket!."
"Lagi paparazzi dia, lu mau gua foto juga gak? lumayan gratis."
"ENGGAK MAUUU!"

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Short!
Kort verhaalHampir semua wanita ingin memiliki "Pangeran", yang pastinya menurut mereka "keren". Tapi "Pangeran" yang aku temui ini, entah darimana, jauh dari kata "Pangeran"!