Love 35

4.3K 274 36
                                    

haii. lama ya up datenya. :D maafkan authornya yang keabisan ide. XD

terima kasih ya yang masih baca cerita author yang ini. sampai chapt ini. gak nyangka sudah mau abis chaptnya. X3 

terima kasih yang sudah membaca, membantu, memberi dukungan lewat coment juga vote. makasih banyak. hem. paling kurang 2 atau 3 Chapt lagi abis. 

saya coba beri sebuah lagu. jadi di periksa kembali jaringannya. :D

happy reading~~

=============================================================================

(Crhish's POV)

Aku langkahkan kaku menuju sebuah ruangan yang tak lagi asing bagiku. Ini sudah tahun ke 3 semenjak aku bersama Tuan Jeremi. Lebih tepatnya berkerja. Aku sungguh mengagumi sosok Tuan Jeremi, walau dia begitu arogan, tapi dia begitu sukses atas pengendalian dirinya. Dan sekarang aku di panggil olehnya di ruangan yang menurut aku sangat mewah. Apartemen ini miliknya, dan lantai teratas adalah wilayah kepemilikkan Tuan Jeremi jadi aku menuju lantai 25 untuk mengunjunginya.

"Tak bisa kah kau berpakaian normal, Crhish? Aku tak menyukai kau berbakaian itu." Pria kecil di sampingku kini menatapku dengan raut tak suka. Tentu, secara logika aku adalah cowok, sedangkan kini aku mengenakan pakaian wanita dengan wig berwarna pink dengan kuncir dua di atasnya. Aku hanya menghela nafas untuk menanggapi ucapan Tuan yang sama arogannya. Seminggu setelah keadaannya yang mulai memulih, kelakuannya kembali menjadi menyebalkan. Dan aku mengakui itu. "Crhish! Kau mendengarku?!"

"Alex, diam dan berhentilah untuk berbicara. Aku jengah dengan ucapanmu."

Alex hanya menampakkan raut tak suka, juga ada sedikit amarah di sorot matanya, tapi aku menghiraukannya. Aku melangkah menuju dua buah pintu berukir indah yang tertampang jelas di sana. Ada sekitar 3 pria berjas hitam yang sedang menjaga pintu tersebut. Salah satunya mencegahku untuk masuk.

"Ada keperluan apa anda kemari? Boss sedang sibuk." Aku tersenyum padanya. Dia tak mengetahui diriku.

"Saya adalah Annabella. Tuan Jeremi memanggil saya kemari." Dia masih saja memandangku juga memandang pria di sebelahku. Lalu membukakan pintunya untuk kami. Ruangan yang megah juga elegan kini terlihat jelas di mataku. Aku menyusuri lorong dan menuju ujung ruangan. Sepertinya ini panggilan yang serius. Tuan Jeremi tak akan mau menyuruhku menuju ruang pribadinya kalau bukan masalah serius. Dan masih seperti di depan terdapat penjaga yang menjaga pintu itu. Bedanya dia tanpa basa-basi telah membukanya. Dan aku dapat melihat sosok Tuan Jeremi tengah duduk di sofa besarnya. Dia menatapku dengan senyum mengembang.

"CRHISH!" aku menolehkan kepalaku meliat gadis mungil menghampiriku dan memelukku. "Oh Crhish, aku kangen padamu." Mendengar perkataannya membuatku tersenyum.

"Menyingkirlah darinya nenek sihir." Alex mendorong muka Assie agar menjauh dariku.

"Bocah sialan! Beraninya kau!" dan mereka beradu saling tatap-tatapan dengan tajam. "Akan aku lubangi kepalamu dan akan biarkan ulat menembus otakmu."

"Dan aku akan memeganggal kepala dan memajangnya di teluk Revord dan menjadi santapan para gagak-gagak menjijikkan itu." Aku hanya menghela nafas mendengar pertengkaran mereka. Mereka sama sekali tak mau ada yang mengalah. Sampai hingga.

"Duduk kalian! Aku lagi tak mood memandang sampah seperti kalian." Suara Tuan Jeremi yang tegas mampu membuat keduanya bungkam. Aku hanya tertawa kecil melihat kelakuan mereka. "Crhish kemari." Aku menatap Tuan Jeremi. Tatapan yang tajam itu membuatku bergidik. Dan tubuhku secara otomatis bergerak dengan sendirinya mengikuti perintahnya. Tapi tanganku di cekal Alex. Karena aku sudah cukup jengah dengan keributan, aku memutuskan untuk dengan-aku menatap cocok Pria yang jarang sekali aku melihatnya. Rambutnya yang berwarna ungu, dengan kulit putih pucar dengan beberapa jahitan di pipi juga mulutnya. Aku mengerutkan keningku. Aku mengenalnya. Dia Issamuel. Kenapa dia ada di sini?

Love is Blind (BoyXBoy) yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang