Annyeong....aku balik lagi bawa cerita lanjutannya nihh readers....di intip yuks... lama nggak nongol nihh soalnya abis sembuh dari sakit demam dan flu+batuk hehehe....K.O berat terus cuma bisa tiduran di atas kasur. nahh sekarang aku udah fresh lagi dan siap pacaran lagi sama laptop hehehe....maklum lahhh author jomblo berat jadi pacarannya sama laptop.
ya udah yuksss di intip aja, kalo suka vote yang banyak yaaa terus coment dehhh...pasti aku bakal seneng banget kalo dapet vote dan coment hehehe....
Happu Reading....
.
.
.
.......................................................
Story 21
BUSAN
"Gomawo nuna sudah mengantarku sampai rumah semalam." Park Jin Woo membungkuk di depan Shin Ji Yeong. Ji Yeong tersenyum padanya.
"Ahh gwaenchana, seharusnya aku yang berterimakasih."
"Untuk apa?"
"Untuk makan malam dan menginap di rumahmu."
"Ahahaha...aku sangat senang nuna bisa menginap di rumahku, meskipun rumahku tidak semewah rumah nuna di Seoul."
"Ahhh hehehe....kau terlalu merendah. Aku suka rumahmu."
"Jinjja?" Park Jin Woo terlihat senang. Dari dulu ia memang sudah mengidolakan Shin Ji Yeong. Sejak Ji Yeong masih menjadi model di umur 17 tahun. Ia sangat menyukai Ji Yeong.
"Ne, gomawo Park Jin Woo."
"Ahhh hehehe..." Park Jin Woo menjadi salah tingkah dan mengusap belakang kepalanya dengan muka memerah.
"Aku pulang dulu, sampai jumpa..." Ji Yeong melambaikan tangannya dan masuk ke dalam mobilnya. Ia melesat pergi bersama mobilnya meninggalkan halaman rumah Park Jin Woo. Ia pun melangkah masuk ke dalam rumah kembali.
Shin Ji Yeong melihat menghilangnya Park Jin Woo dari balik sepion mobilnya. Ia tersenyum dan kembali fokus pada jalanan di depannya.
"Aku semakin tahu tentangmu Rosetta." Ujarnya dengan sudut bibir yang di tarik ke atas sedikit, menampakkan senyum kemenangan dan senyum iblis yang siap menerkam.
***
Rose tengah berjalan gontai dengan membawa sebuket bunga. Ia menarik nafas besar dan kembali berjalan dengan senyum yang merekah. Di susul di belakangnya Han Tae Jun tengah berlari-lari kecil mencoba menyusul Rose yang berjalan jauh di depannya. Akhirnya ia bisa meraih bahu Rose dan membalik tubuh Rose.
"Aishhh...kau berjalan cepat sekali, aku lelah menyusulmu. Lagipula kenapa kau tidak mau menaiki mobil denganku? Malah menyuruhku parkir jauh dari sini."
"Aku jalan cepat salah, aku jalan lambat di ejek kaki pendek, sebenarnya apa maumu Han Tae Jun?" Rose berkacak pinggang di depan Han Tae Jun.
"Kau memang pendek dan selalu membuatku kesal." Balas Han Tae Jun.
"Terserah, kalau kau masih saja mengeluh, lebih baik kau pulang." Rose kembali berjalan dan tidak memperdulikan Han Tae Jun. Tae Jun menggertakkan giginya dan mencoba menahan emosinya. Ia kembali berjalan mengikuti Rose.
Tak lama setelah itu, Rose sampai di depan batu nisan yang bertuliskan nama ayahnya Carlos Kim dan nama ibunya Kim In Ha. Rose meletakkan sebuket bunga itu di atas makam ibunya. Lantas ia menengok Han Tae Jun yang membawa sebuket bunga juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, My Husband (sudah terbit self publish)
RomanceUdah terbit (Open PO buat Damn My Husband. Segera chat ajah yaaa) . kenapa aku harus terjebak dalam hal konyol ini? kenapa dia memaksaku untuk menikah dengannya? dan pada akhirnya aku harus terjebak dalam cinta yang harusnya tidak pernah terjadi. s...