M

26 5 0
                                    

Nina menghembuskan nafasnya berat.ia hanya bisa diam,melihat banyak orang yang berjalan kesana kemari di rumahnya ini. Ia tau, pasti ninda sang kaka akan mengadakan pesta. Bukan pesta sweet seventeen, melainkan pesta minum di malah hari dengan musik yang super heboh.

Pertama kali ninda mengadakan pesta itu,membuat nina marah. Selain asing baginya, nina marah karena pesta yang diadakan nindi adalah pesta yang tak seharusnya di adakan di dalam rumah apalagi rumah seorang perempuan yang tinggal tanpa orang tua.

Memang, nindi bisa sebebas ini karena keadaan keluarga yang bisa dibilang tak wajar bahkan bisa juga dibilang bukan keluarga. Karena selama ini nindi dan nina hidup bagaikan anak yatim piatu. Tinggal berdua dirumah yang besar. Tanpa harus repot repot menunggu orang tua mereka pulang kerja.

Sambil mengucapkan kata permisi nina memasuki rumahnya. Tanpa melihat orang orang yang sedang memasang dekorasi untuk pesta ninda. Ia langsung memasuki kamarnya setelah  mengunci pintu.

Banyak yang terjadi di hari ini. Yang ia inginkan hanyalah istirahat dan berharap besok adalah hari yang lebih baik dari hari ini. Nina selalu berdoa seperti itu setiap malamnya. Dan tak perlu menunggu lama kegelapan pun menghampirinya.

《》

Haus. Satu kata yang terlintas saat nina membuka matanya. Ia merentangkan kedua tangannya meregangkan otot-otot yang kaku.matanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Ternyata ia tertidur sudah cukup lama.

Saat membuka pintu kamarnya secara cepat pendengarannya merasa sakit. Mendengar musik dari arah bawah yang begitu keras. Ia bersyukur bahwa rumahnya ini termasuk perumahan elite yang masing masing penghuninya tak peduli satu sama lain. Hingga ia tak perlu repot-repot untuk menjelaskan kelakuan kakak nya itu.

Dengan amat terpaksa, nina berjalan menuruni anak tangga dan berjalan kearah dapur. Nina paham atas dirinya saat itu, hingga semua mata metapnya seakan-akan menelanjanginya saat itu juga. Tapi itu bukan urusan ku,fikirnya. Nina pun segera menyelesaikan tujuannya. Nina tak ingin berlama-lama di tempat yang bukan dunianya seperti ini.

" heyy" jerit nina. Saat merasakan ada sebuah lengan yang mendekapnya dari belakang. Nina tak tahu siapa pemilik lengan tak sopan itu.

" sayang, kamu itu kemana saja sih!! Dari tadi aku nyariin kamu tau " tangan kekarnya menahan tubuh nina saat nina ingin melepaskan diri. Alhasil nina masih dalam dekapannya.

Nina tahu suara itu, suara pria yang tak asing baginya. Pria yang selalu ia lihat di pagi hari saat ia ingin berangkat sekolah. Pria yang selalu menjemput nindi untuk mengantarnya ke kantor. Itu suara hakam. Kekasih nindi, sang kaka.

" tolong lepaskan aku ka. Aku bukan ka nindi,Aku nina. Kamu salah orang ka. Tolong lepaskan aku." Mohon nina saat lengan hakam semakin erat di pinggangnya.

Nina tak ingin nindi mengetahui ini. Nina tahu betapa cintanya nindi terhadap hakam. Dan jangan sampai hal ini membuat hubungan nina dan nindi hancur sebagai saudara kandung.

" kamu ngomong apa sih sayang, kamu itu pacar aku. Nindi. Bukan nina. Kamu itu pacar aku " ujar hakam ngelantur. Saat ini hakam benar- benar tak sadarkan diri dalam artian hakam sedang mabuk berat dan tak bisa terkontrol lagi.

Yang hakam inginkan saat ini hanyalah pelampiasan. Dan ia membutuhkan nindi sebagai pelampiasannya malam ini. Namun hakam tak tahu bahwa ia salah menangkap orang. Yang ia dapatkan malam itu adalah nina, adik nindi. Bukan nindi sang kekasih.

Dan semuanya terjadi malam itu juga.bahkan aku sadar saat melakukan itu, nina. Aku sadar bahwa aku telah melakukannya dengan mu. Bukan dengan nindi, kakak mu. Maafkan aku, nina.

6 februari 2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang