Finale

658 44 5
                                    

Sesampai di rumah, waktu udah menunjukkan pukul 12:00. Aku masih ingat, bahwa ini adalah waktu semua itu mulai dulu. Aku yang depresi dan sedih, naik ke atas menuju ke kamarku. Aku hanya bisa membenamkan muka di bantalku yang dingin.

Apa yang terjadi dengan Josephine dan Kina sekarang? Apa mereka lagi di kubur, sekarang juga? Kayaknya gak secepat itu, ya.

 Tiba-tiba, aku mendengarnya, "Hai Cinta... apa kamu senang udah ngebunuh mereka berdua, apa kamu senang melihat ibu mereka sedih?" "Bu...bukan aku yang ngebunuh, tap...tapi kamu!!!" kataku mencoba membela diriku. Tapi, itu malah membuat dia muncul di depanku dengan seyumannya yang mengerikan.

"Habis, kamu mau melupakanku. Aku gak akan memperbolehkan itu! Jadi, kubuatin diriku muncul lagi deh di pikiranku. Jadi, semua itu gara-gara kamu!" katanya dengan senang. Aku jadi makin depresi. "E..enggak.. kamu salah..."

"Gak salah, kok! Tapi, kalau buat orang lain aja kamu udah sesedih ini. Bagaimana kalau selanjutnya... Xander?" ucapnya, "Xander?! Jangan!! Jangan Xander! Dia juga pasti gak ingat dengan semua yang terjadi kemarin itu!! Jangan!" Ucapku memohon kepadanya.

"Iyaya... ya udah, jangan Xander deh, gimana kalau... Rana dan John?" "Mama Papa...??! Jangan, tolong, jangan!!" Suaraku makin lama makin meninggi dan makin keras.

Dia hanya menyeringai melihat mataku berkaca-kaca. "Kamu...mau semuanya selamat? Mau semuanya hidup?" katanya. Aku mengangkat kepalaku dan mengangguk dengan cepat. Lalu, di tangan Jonas muncul sebuah pistol.

"Apa maksudmu, Jonas?" tanyaku keheranan, "Bunuh dirimu sendiri, dan aku akan menyayangkan nyawa yang lain," katanya menjawab pertanyaan.

Aku terkejut. Pikiranku melayang kemana-mana. Membunuh diriku sendiri? Aku harus mengambil pistol ini, dan menembakkan diriku sendiri dengan ini?

Tapi...kalau aku melakukan itu, semua orang...akan selamat. A...apa artinya pengorbanan 1 cewek yang sudah depresi, dan mengakibatkan 2 orang terbunuh, kalau semua orang di sekitarku akan hidup dan melanjutkan kehidupan mereka?

Aku mau mengambil pistol itu, sebelum tiba-tiba mamaku mendobrak pintu kamarku dan menendang pistolnya, "Enyahlah, setan!!" katanya sambil memelukku. Jonas menyeringai, dan menghilang.

Mama lalu melihatku sambil mengelus-elus kepalaku, "Kamu gak apa-apakan, sayang?" katanya. Aku hanya terdiam dan mengangguk. Mama seperti menghela nafas lega dan mengecup dahiku. 

Dia mengambil pistolnya, dan mengajakku keluar dari kamar. Aku menolak.

Mamaku menangguk, dan meninggalkanku sendiri di kamar. Kesalahan yang besar.

Karena sebenarnya, aku selalu punya pistol tersembunyi di kamarku, yang dulu dikasih papa buat "Protection", mengingat saudaranya papa itu polisi, dan dia menyuruh semua saudaranya memiliki minimal satu pistol. Saat aku berumur 12, aku diberi pistolku sendiri. Tentu, tanpa sepengetahuan mama.

-Rana's POV-

Aku turun, dengan pistol di tangan kananku. Di bawah, semuanya sudah menunggu dengan rasa cemas, "Bagaimana kabar Cinta, Ran?" tanya Bryan, "Dia baik-baik aja. Tapi, dia gak mau keluar dari kamarnya."

Lalu, John melihat ke tanganku, dan bertanya, "Jonas menyuruhnya bunuh diri?" dan aku hanya mengangguk, "Kamu udah ngambil pistol dia?" dan aku kaget mendengarnya, "Di..dia punya pistol sendiri?" dan semuanya hanya terdiam mendengar itu.

Aku dan John langsung berlari ke atas, dan pas sebelum kita membuka pintu....

Dor.

Mataku mulai berkaca, dan dengan cepat membuka pintunya, dan melihatnya. Dia masih hidup.

Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang