Aku sedang bersenda gurau bersama seseorang yang sangat ku kagumi. Namun, tiba-tiba dia mulai menjauh lalu menghilang. Seketika itu juga ada seberkas cahaya yang sangat silau bagi mataku hingga...
"Nona (y/n), bangun nona" ucap seseorang yang berusaha membangunkanku.
Aku pun terbangun dari mimpi indahku itu. Saat aku membuka mata, aku sedikit terkejut karena wajah pelayan ku begitu dekat dengan wajahku.
"Menjauhlah, kamu terlalu dekat"
"Maaf nona" ucapnya sambil cengengesan.
"Aku mimpi yang bagus" ucapku dengan mulai duduk di ranjangku sambil tersenyum.
"Mimpi yang bagus? Bermimpi jongin lagi?" tanyanya sambil membuka tirai kamarku.
Aku dan pelayanku - kai - sudah seperti teman. Aku selalu menceritakan tentang ku dan juga cowok yang ku kagumi itu padanya. Dia juga mendengar cerita ku dengan sangat baik.
"Ya"
Jongin itu sangat baik, dia selalu menolongku saat aku dijahili. Dia pangeranku.
"Aku tidak tertarik"
Aku langsung memasang wajah kesal ku padanya karena ucapannya itu.
"Kamu itu satu-satunya anak dari keluarga Lee..."
"Ya, ya, aku tahu. Kau sudah terlalu sering mengatakannya" potong ku karena tidak mau mendengar ucapannya lagi.
---
Saat pulang sekolah tiba, aku langsung membereskan buku ku yang ada di lokerku bersama teman-temanku. Mereka berbicara tentang cowok incaran mereka yang tiap hari gonta ganti terus hingga kami berjalan ke luar sekolah.
"Wah, aku iri padamu. Kai selalu menunggumu hingga kau pulang sekolah"
"Pelayan yang tampan dan seksi"
"Apanya yang tampan? Hanya wajahnya saja yang bagus" sebalku karena mereka terus memuji-muji kai.
"Tapi bagi (y/n), pangeran idealnya adalah jongin"
"Jongin katamu!?"
Temanku itu pun mulai menceritakan fakta tentang jongin kalau dia dijuluki sebagai pengganggu di daerah kami. Jongin juga punya tato rubah dilehernya yang membuat orang-orang ketakutan, tapi tidak denganku.
"Sudahlah, dia bukan orang yang seperti itu. Dia cowok yang baik"
Jongin memang cowok yang baik. Dia selalu menolongku sampai dia terluka. Hanya sekali, tiba-tiba dia mulai menghilang dari kota. Tidak ada yang tahu dia kemana. Kalau bisa, sekali saja aku ingin bertemu dengannya lagi.
SYUT
"Jangan melamun, bahaya!"
Aku terkaget karena tiba-tiba kai langsung menarikku dari jalan raya itu. Kalau tidak ada kai, mungkin aku sudah tertabrak mobil tadi.
"Ada apa? Masih memikirkan jongin?"
Wajahku langsung memerah karena ucapannya itu sangat tepat. Aku langsung sedikit menjauh darinya karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku adalah Dia
Fanfiction(Ini adalah imagine dimana kalian berlaku sebagai tokoh utamanya. Cerita ini terinspirasi dari sebuah komik) Aku merindukan sosok lelaki yang selalu menolongku saat kecil hingga dia terluka karena aku. Orang mengatakan kalau dia adalah pengganggu di...