17 November adalah hari lahirnya organisasiku, Sains Club. Setiap tahunnya, kami memperingati dengan berjalan-jalan ke luar, seperti berkemah atau mendaki. Tahun ini, panitia membuat acara yang berbeda, yaitu kami akan mengadakan penelitian di salah satu pulau di Kepulauan Seribu.
Luthfi adalah nama gue. Untuk pertama kalinya, gue mau pergi-pergian seperti ini. Ini pun pergi juga karena diajak Ryan, sahabat sedari SMP. Ryan memiliki tubuh sedang dan berkacamata. Dua sifat yang gue sukai dari dirinya adalah rajin dan teliti. Katanya sampai saat ini, Ia ingin menjadi ilmuwan. Tapi gue masih ragu apakah seorang mahasiswa jurusan akuntansi dapat menjadi ilmuwan? Terlepas dari itu semua, kami berdua memang memiliki minat yang tinggi terhadap sains maka dari itu kami memasuki organisasi kampus ini.
Untuk mengikuti kegiatan ini seluruh peserta diwajibkan untuk membayar biaya ekspedisi sekitar 75 ribu. Itu sudah termasuk angkutan transportasi, tempat penginapan serta konsumsi. Aldi, ketua organisasi kami, sempat mengatakan bahwa harga semurah itu hanya terjadi sepuluh tahun sekali saat bulan benderang. Gue tertawa mendengar ungkapannya itu. Ia mengakui area penelitian kami itu memang sedang promo besar-besaran dan biasanya harga akan naik sekitar sepuluh sampai dua puluh kali lipat
Gue akhirnya membayar dengan ikhlas. Beberapa minggu sebelum hari H diadakan berbagai rapat dan open registration. Seluruh anggota, kecuali satu orang bernama Mardi, akhirnya memutuskan ikut. Kami berjumlah 24 orang dan kami bahagia bahwa biaya semurah itu ternyata benar-benar kejadian langka karena kami ternyata akan menginap dua hari tiga malam di sana. Tidak lupa, Pak Dino, dosen pembimbing organisasi ini turut ikut.
*
Hari pertama tiba. Kami pergi meninggalkan kampus dengan mencarter bus Metromini, dan setelahnya kami menaiki kapal dari Muara Angke menuju lokasi. Jam menandakan pukul tiga sore pada saat kami sudah di kapal, dan untuk mencapai tujuan, kata Pak Dino, kurang lebih membutuhkan waktu tiga jam, jadi kemungkinan kami akan tiba pada saat maghrib.
Kapal yang kami tumpangi bertubuh kecil, namun lajunya cepat dan ahli kemudi tangkas dalam mengambil jalur laut yang aman. Sambil mengenakan pelampung keselamatan, kami mendengar panduan dari salah satu awak kapal. Ia menjelaskan bahwa cuaca sedang tidak menentu pada bulan akhir seperti ini. Si awak kapal juga menjelskan bahwa ada kemungkinan badai pada malam hari, jadi kapal memang sengaja dikemudikan dalam kecepatan penuh.
Setelah mendengarkan panduan, salah satu temanku, Bendi Hutapea, menceritakan pengalaman seram sewaktu Ia menginap di pulau, dan kebetulan pulau yang Ia ceritakan dekat dengan pulau tujuan kami. Ia bercerita bahwa ketika menginap di salah satu cottage di pulau tersebut, Ia mendapatkan kabar bahwa pemilik cottage meninggal bunuh diri sehingga semua yang menginap di sana langsung pergi ketakutan meninggalkan pulau wisata tersebut. Beberapa teman menganggap cerita itu hanya omong kosong, dan sisanya percaya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Wuahhh... Itu pulaunya kelihatan! Akhirnya, tiba juga," seru Dewi.
Kami pun turun dari kapal sambil membawa barang-barang, tak lupa kami berterima kasih kepada pemilik perahu yang mengantarkan kami dengan selamat. Selepas kami mengucapkan terima kasih, mereka langsung pergi sama cepatnya ketika mereka mengantar kami.
Pak Dino meminta kami untuk menunggu karena umumnya penjaga pulau akan langsung menyambut. Namun selang tiga puluh menit lamanya, sang penjaga tidak kunjung datang. Sembari terus menghubungi nomor HP penjaga tersebut, Pak Dino berinisiatif untuk memimpin rombongan mencari cottage di pulau tersebut.
"Sebagai peneliti ataupun ilmuwan, otak memang penting. Tapi itu semua nihil kalau tidak disertakan dengan jasmani yang sehat," ujar Dosen olahraga pencinta ilmu pengetahuan itu dengan berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Hantu
HorrorKisah 24 mahasiswa mengalami pengalaman mistis di pulau yang mereka kunjungi. Kehilangan teman, rahasia di balik penjaga pulau, dan cottage-cottage yang menyeramkan adalah hadiah yang mereka terima. Jika kamu suka cerita ini berikan vote-mu.