My first.sorry ngaret kali ;);)
Kring....
Jam weker Rin berdering pagi-pagi.jarumnya menunjukkan angka 5 pas.pagi-pagi buta,Rin sudah membangunkan satu rumahnya.
"Kak Rin,mau ngapain si pagi-pagi ?"Tanya Ko,adiknya.
"Sekolah"jawab Rin singkat.
"Pagi-pagi gini ? Pak Ahmad saja mungkin masih ngorok di tempat tidurnya" Ko mengucek-ucek matanya dan kembali kekamarnya.
Rin membereskan buku-bukunya,memakai seragam rapi,dan tidak mengikat rambutnya.Rin memang seperti itu.cewek pendiam dan sangat misterius.sejak kejadian Desember 14 tahun silam,hidup Rin berubah 180 derajat.tak ada tawa di bibir Rin.seakan akan hidup Rin musnah.untung saja ada Nenek Yah yang menyelamatkan Rin dari kejadian itu.
"Rin,mau kemana kamu nak ?" Nenek Yah keluar dari kamarnya.
"Mau kesekolah Nek" Rin memakai sepatunya.
"Pagi-pagi sekali kamu pergi" Nenek Yah membuka pintu teras.
Nenek Yah sangat sayang kepada cucu angkatnya itu.walau cucu angkat,nenek Yah tidak membeda-bedakan rasa sayangnya dengan cucunya sendiri,Ko.Ko memang diurus sejak bayi dengan nenek Yah.karena orang tuanya sibuk bekerja diluar negeri.hanya dua 6 bulan 2 kali Ko mendapat kunjungan.dan Rin,sangat diterima oleh keluarga Ko.
"Nek,aku berangkat" kata Rin dan meninggalkan nenek Yah.
"Hati hati kamu" ujar nenek itu.
■■■
Rin berjalan sendirian keluar dari komplek rumah.ia tak langsung pergi kesekolah,melainkan ke tempat yang membuat suasana hatinya damai.tanpa ada yang mengganggu sekali pun.
Ia berdiri dibebukitan yang menghadap ke pantai dibawahnya.bukit itu dikelilingi hutan hutan yang gelap.tapi,untuk mencapai tempat ini,tak melewati hutan itu.hanya melewati semak belukar.rumput-rumput hijau yang basah menemani Rin disitu.di hirupnya udara pagi nan segar dan menghembuskannya perlahan.terlihat matahari muncul didepannya.hatinya damai.tak satu pun yang mengganggunya.hanya dia yang tahu tempat ini."Hoi,gak terlambat ?" Tiba-tiba Rin mendengar suara laki laki.
"Siapa kamu ?"Rin memutar mutar badannya,mencari pemilik suara.
"Percuma,gak keliatan akunya." Masih tak berwujud.
"Kenapa ? Aku punya mata." Jawab Rin ya g kebingungan akan suara itu.karena dia yakin,hanya dia yang tau tempat ini.
Mata Rin kini tertuju ke seorang pemuda ya g sedang duduk selonjoran di salah satu dahan pohon.
"Bingo." Kata Rin.
"Apa itu bingo ?" Dia melihat Rin dari jauh."oooh,udah keliatan" serunya.ia loncat dari dahan itu untuk turun ke bawah.
Gayanya jatuh dari dahan ituterlihat jelas.rambut cokelat tuanya terhempas angin dan poninya menutup sedikit matanya.halus.baju lengan panjangnya seakan terkena hembusan angin saat ia terjun dari pohon.ia tersenyum.tetapi tidak tersenyum lebar,hanya sekedar menarik mulutnya simetris.
"Kamu gak pake alas kaki ?" Tanya Rin saat ia menyentuh rumput.
"Engga perlu.kenapa ? Mau beliin ?" Tanyanya.tangannya dimasukkan ke kantong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai hāto
Teen Fiction" Ada kala hati memilih sesuatu yang pantas untuknya.walau jiwa raga tak menentukan segalanya.hati tak bisa berbicara untuk menjelaskan.hatiku.tidak menyukai seseorang yang memiliki raga.hanya jiwa.itu sudah cukup." -Rin