Oneshot ini special buat my litle brother Ma-kun
Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata nya Ma-kun, ada beberapa scene yang fiksi , 60% real 40% fiksi. Thank you adek udah bantu bikin scane, editor terus bikin cover juga. Cerita ini hasil kerja sama kita :3
Semoga yang kamu harapkan cepat terwujud. Amiin. Oia rencananya cerita ini mau di bikin sequel nya. Nanti baca di akun nya Ma-kun yaa 😙😍
Happy Reading all 😘😘😘
Jangan lupa Vote and Comment nya (Kritik dan saran di tunggu)
=========================================================================
"Hada...buruan! udah jam berapa ini?"
Suara itu terdengar nyaring di telinga Hada. Hada tahu betul itu suara siapa. Itu adalah suara Toni, teman sekamar Hada. Hada melanjutkan mandinya tanpa menghiraukan teriakan-teriakan dan gedoran pintu kamar mandi. Setelah dirasa cukup, Hada mengelap tubuh polosnya dengan handuk, sambil berkaca melihat dirinya yang sedang tanpa busana. Tubuhnya putih mulus, sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus di area dada. Wajahnya yang oval dan matanya yang agak besar membuat ia menambah kesan manis diwajahnya. Wajah manisnya diturunkan oleh sang ibu, yang merupakan orang solo asli, sedangkan alisnya berasal dari ayahnya ayahnya orang manado. Hada merasa bangga dengan apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Kesempurnaan tubuhnya yang membuat kaum hawa tertarik untuk mendekatinya. Tubuh Hada hanya dibalut dengan handuk di pinggangya, dengan santai ia keluar kamar mandi, di dapatinya Toni sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Lama banget sih lo mandinya! kayak cewek aja," gerutu Toni.
Toni langsung masuk ke kamar mandi tanpa permisi. Hada pun berlalu meninggalkan Toni dan ia menuju meja belajarnya. Ia memakai deodorant di ketiaknya yang sedikit ditumbuhi bulu, kemudian ia melepas handuk dan memakai celana dalam, disusul dengan kaos putih polos dan kemudian memakai baju seragam putih abu-abunya. Hada merapikan rambutnya dengan sisir biru andalannya dan tak lupa menyemprotkan perfume ke tengkuknya. Hmm, aroma chocolate. Hada memang penyuka coklat, tas dan sepatunya juga berwarna coklat. Setiap malam sehabis belajar Hada selalu menyempatkan diri untuk membeli coklat di cafe langgananya yang letaknya tak jauh dari asrama. Setelah dirasa semuanya beres, Hada menunggu Toni yang sedang bersiap - siap, ia memainkan ponselnya. Tak berapa lama Toni pun sudah rapi dan mereka berjalan menuju sekolah yang letaknya berjarak 50 meter dari asrama. Sampai di halaman sekolah, banyak cewek – cewek yang menyapa Hada.
"Pagi Hada." Sapa salah seorang cewek yang bernama Mitha.
"Pagi juga Mitha." Hada menyunggingkan senyum manisnya, dan membuat para cewek klepek-klepek dibuatnya. Hada pun berlalu menuju kelasnya yang terletak di lantai 3. Ketika di tangga menuju lantai 2, Hada melihat sosok yang selama ini diam - diam ia puja. Sosoknya tinggi, kulitnya yang agak kecoklatan tetapi manis, badannya atletis, rambutnya dipotong sedikit mohawk, namun masih terkesan rapi. Sosok itu yang selama ini membuat Hada galau. Namanya Bari, kakak kelas Hada yang saat ini duduk di kelas XII. Sudah lama Hada memperhatikan kakak kelasnya itu, Hada selalu hadir di setiap kakak kelasnya bertanding basket dan tak jarang juga Hada melihat dari kejauhan saat mereka latihan basket.
*FLASHBACK*
Waktu itu saat tahun ajaran baru, Hada menjadi salah satu peserta MOS di sekolahnya. Itulah hari pertama ia masuk sekolah dan ada perkenalan dengan sekolah, perkenalan dengan kakak-kakak kelas, guru-guru, ekstrakurikuler dan lain sebagainya. Biasanya, masa-masa seperti ini yang paling ditakuti sama anak-anak baru. Karena, mereka akan di gembleng mentalnya, tak jarang juga ada yang di kerjain oleh kakak-kakak seniornya. Begitu juga dengan apa yang dirasakan Hada, ia sangat takut dan kurang menyukai dengan yang namanya MOS.
YOU ARE READING
MOVE ON CANCELATION
Short StoryHada adalah seorang siswa di salah satu sekolah favorit di Yogyakarta, ia sangat bersemangat saat waktu sholat Dzuhur tiba. Ada apa gerangan dengan waktu sholat Dzuhur? Attention!! Cerita ini memuat unsur Yaoi (Gay) buat yang Homophobic sebaiknya ti...