Melanie's POV
tak terasa sudah dua bulan aku menjalin hubungan dengan harry. tapi harry tak merayakannya denganku. ia sedang sibuk. ia tak memberitahuku kemana ia akan pergi. tadi pagi ia pergi terburu-buru. dan siang ini liam mengajakku untuk makan siang. aku mengiyakan saja ajakannya lagipula aku juga bosan berada dirumah. aku mengenakan jeans biru panjang dan t shirt abu-abu polos yang kurangkap dengan jaket kulit coklatku dan sneakers kesayanganku. tak lama kemudian, suara bel mobil terdengar dari luar rumah. aku berjalan menghampiri mobilnya dan men menaikinya.
"you look so gergeous" katanya saat aku menaiki mobilnya.
"aha, thanks" kataku ramah. ia membalas senyumku lalu mulai menjalankan mobilnya. tak lama kemudian, kami sampai disalah satu tempat makan elite di london. kami turun bersamaan lalu mulai memasuki restoran tersebut. beberapa orang yang melihat kami membuatku sedikit malu.
"hey, thats liam" teriak salah seorang pelanggan yang duduk tak jauh dari kami. ia mendekat kearah kami dan meminta liam untuk menandatangani bajunya.
"thanks li" teriaknya senang.
"urwell babe" kata liam penuh senyuman. sweet liam. kami mengambil tempat duduk didekat jendela. kami memesan makanan dan minuman pada sang pelayan perempuan yang bertugas.
"so, now we are friend" katanya
"i thinks so"
"i mean bestfriend" katanya sedikit gugup.
"of course" kataku ramah memberikan senyuman manisku. tak lama setelah itu, seorang pelayan menghampiri kami dengan membawa beberapa nampan penuh dengan makanan. ia menghidangkannya dimeja dengan rapi. aku melahap makanan pesananku dengan lahap.
"kau seperti orang kelaparan" cengirnya
"really? sorry" kataku malu. ia hanya tertawa melihatku. "apa aku lucu?"
"kau makan dengan berlepotan" katanya menunjuk mulutku sambil terkikik. ia mengambil tisu dan membersihkan sisa makanan disamping bibirku. aku menatap wajahnya begitu juga dengannya. mata coklatnya yang hangat.
"done already?" kataku
"uhm yes"
Liam's POV
"done already"
"uhm yes" kataku kembali ketempatku semula. semenjak ketadian barusan, aku semakin membulatkan tekadku untuk bertanya ini padanya."mel, can i ask you?"
"sure" katanya sambil meneguk minumnya
"you single?"
"cause now you are my bestfriend. i will tell you. but dont tell anyone?" katanya pelan. aku sangat gugup menunggunya menjawab.
"okay" sedikit ragu
"actually im not single. i have a boyfriend" katanya pelan. hatiku terasa perih dan tercabik-cabik.
"wh-who?" kataku terbata.
"harry"
DEG
mataku melotot mendengarnya. itulah sebabnya mengapa harry selalu melarangku bertemu dengannya. selama ini, aku menaruh harapan padanya.sayangnya, cintaku bertepuk sebelah tangan.
"are you right?" katanya sambil mengayunkan tangannya didepan wajahku.
"im broken" kataku tak nyambung
"pardon me?"
"nope" kataku lesu.
"okay, li if you know how much i love him" katanya senang. ia menceritakan padaku semua tentangnya dan harry aku tak begitu mendengarnya. hanya menopang daguku. mel, if you know that i love you. but i know you never be mine. you love someone else.
.......
Melanie's POV
hingga malam hari, harry tak pulang. sudah berkali-kali aku menghubunginya tapi tak ada jawaban.
DRTT DRTT
ponselku bergetar.
from : harry
mel, malam ini aku tak bisa pulang. sampai ketemu. love you
tak biasanya ia meninggalkanku malam-malam begini. aku harap itu bukanlah tanda buruk. aku memutuskan untuk menonton televisi. sepanjang malam, aku terus memikirkan betap senangnya hidupku. walau sekarang harry tak bersamaku. aku memiliki harry yang selalu mencintaiku dan liam sebagai sahabatku dan semakin membuat hidupku terasa lengkap. bayangkan saja, aku memiliki pacar dan sahabat seorang superstar. i love harry. but i have to admit. liam get a place in my heart.
.......
siang ini aku merasa sangat suntuk. semenjak kemarin harry tak pulang kerumah. ia bilang ia sedang sibuk. tapi ada apa dengan liam? ia sama sekali tak sibuk. aku memutuskan untuk pergi kerumah liam karna aku sangat kesepian dirumah.
"thanks sir" kataku pada supir taksi sambil memberikan beberapa lembar uang. aku berjalan memasuki rumahnya dan menemukan sosoknya sedang memainkan gitarnya.
"can i join?" kataku
Liam's POV
"can i join?"
"of course" kataku ramah. ia duduk disampingku dan memberiku sebuah senyuman. andai saja senyuman itu menjadi milikku.
"what song?" katanya ramah
"nothing like us"
"good" katanya sopan.
Lately I've been thinking, thinking about what we had
And I know it was hard, it was all that we knew, yeah
Have you been drinking, to take all the pain away?
I wish that I could give you what you deserve
Cause nothing can ever, ever replace you
Nothing can make me feel like you do, yeah
You know there's no one, I can relate to
I know we won't find a love that's so true
There's nothing like us
There's nothing like you and me
Together through the storm
There's nothing like us
There's nothing like you and me together, oh
I gave you everything babe
everything I had to give
why would you push me away? yeah
Lost in confusion, like an illusion
You know I'm used to making your day
But that is the past now, we didn't last now
I guess that this is meant to be yeah
Tell me, was it worth it? We were so perfect
But baby I just want you to see
There's nothing like us
There's nothing like you and me together through the storm
There's nothing like us
There's nothing like you and me together.
kami bernyanyi bersama hingga part terakhir. semangatku bertambah dari sebelumnya. mendengar suaranya indah dan wajah malaikatnya.
"so, where is harry?" kataku
"i dont know. sejak kemarin ia tak pulang dan sekarang tak memberiku kabar. aku khawatir" katannya sedih. harry tak pulang? tidak biasanya. kalau dia sibuk bekerja kenapa aku tidak sama sekali.