XXXVIII

19 1 0
                                    

"Kau yakin?" tanya Arylle yang kelihatan tidak percaya
"Tapi mana mungkin seorang kyub--"
"kitsune Phoe" Phoebos langsung melirik tajam kearah saudara kembarnya itu
"Jangan potong ucapanku Dei" ucap Phoebos menusuk. aku meminum teh yang dibuat Snyrhea untukku.
"Aku lanjutkan kak, tapi mana mungkin seorang kyuubi kitsune sepertinya bisa menyelamatkan anak seperti dia?"
"Seperti apa? Yang kau maksud itu apa Phoe?" tanya Deimos untuk yang kesekian kalinya
"Ihs biarkan dia menjawab dulu Dei!" kali ini dengan emosi
"Baiklah, Lyz bilang padaku kalau Hybrid tidak Terlalu dicurigai waktu itu, dan apa kau lupa mateku setengah angel bau mereka tidak ada" jelasku datar
"Tapi apa kau lupa juga dia setengah werewolf seperti kita?" kali ini ucapan Arylle yang kali ini membuatku teringat akan bau chocolate cosmos miliki Anne
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Rhea
"Tak apa" ucapku mengalihkan pandanganku
"Jadi? Tugas kita makin banyak?" tanya Deimos, membuat Arylle tersenyum bijaksana.
"Kau sudah mateed?" tanya arylle yang aku balas anggukan.
"Imprint milikmu terlihat cukup jelas, auramu lebih mengcekam daripada milik Arylle" ucap Rhea, aku teringat bagaimana caraku melakukan mateed.

"Kalian sedang berkumpul? Ada apa dengan perbatasan?" tanya Hrena begitu sampai didalam rumah kami, rumah ini adalah rumah peninggalan ibu dan Ayah, sebelum mereka meninggal karena perang Troheeix sialan itu.

"Tak ada masalah" jawab Arylle penuh sayang, ya mereka mate dan Hrena adalah seorang Drasev. Imprintnya hitam dibagian pergelangan tangan.
"Tunggu" ucap Hrena sambil mendekat kearahku, mulai mengendus kearahku membuat pandangan aneh muncul dari kami berlima
"Ada apa Hre?" tanyaku santai
Ia kembali duduk ditengah Rhea dan Ryl
"Kau sudah Mateed? Dengan siapa Ar?"
"Jangan panggil aku Ar" ucapku menusuk
"Jadi ceritakan?" tanya Hre lagi, kali ini ia berbicara sambil mengenggam tangan Ryl
"Ya aku bertemu dengannya di Afroxy, dan kami mateed"
"Astaga itu bahkan terdengar membosankan Ren" sela Dei,anak itu memang perlu diajarkan sopan santun.
"Hanya itu? Kalau hanya itu kenapa kau sampai repot-repot dateng kesini Ryl?" tanya Hre pada Arylle
"Entahlah hanya ingin melihat adikku saja" ucap Arylle menatap kearahku
"Kau juga?" tanya Hre lagi ke Rhea sekarang, Rhea hanya tertawa pelan dan menatap kearahku
"Aku hanya merindukannya" jawab Rhea
"Kau kembar?! Biasanya kalian akan sibuk mengurus para vampire?" tanya Hre, astaga perempuan ini semakin cerewet saja
"Kau keberatan aku ada disini?" tanyaku datar
"Wow. Aku juga rindu padamu ren, hanya bingung saja aku yakin kalian menyembunyikan sesuatu" ucapnya meyakinkan
"Tidak ada" jawabku
"Oh begitu baiklah, aku yakin kau masih belum mempercayaikukan Ren?" aku menggeleng sebagai jawabannya, aku sangat mempercayainya, Hrena sudah seperti keluarga bagiku
"Matemu adalah anak dari orang yang menyebabkan perang Troheeix kan? Anak Diana dan Dom?" tanya Hre, membuatku menaikan alisku.
"Drasev heboh, kami sekarang mulai bergantian menjaga dia. Aku belum memberitahunya kau matenya" kami mendengarkan dengan seksama
"Kenapa tak diberitahukan?"
"Hanya untuk berjaga-jaga, toh kejadian dihutan beberapa hari yang lalu sudah menjelaskan semuanya Arrene" ucap Hrena
"Kami kembali!" muncul Vaena dan Icean dari lorong pintu masuk, mereka mate si kembar.
Vae - Phoe
Ice - Dei.

"Vae, darimana saja kau?" tanya Phoe posesif, Phoe berbeda jauh dari Deimos, Phoe lebih terang-terangan daripada Dei, Dei lebih diam dan cuek.
"Maafkan aku Phoe, tadi fairy memintaku untuk membantu mereka karena, pohon gerbang masuk kehutan Kyliis memanjangkan sularnya dan berkecamuk marah." jelasnya membuat Ryl tersentak kaget, tapi berusaha menyembunyikannya
"Ada sesuatu?" tanya Ryl pada Vae
"Katanya ada aura yang membuat dia ingat kejadian saat perang dulu" ucap Vae sambil terus menatap kearah Phoe
"Lalu kau?" tanya Deimos pada Icean
"Hanya menemani" jawaban singkat dari mulutnya, sama seperti namanya
"Siapa itu Annelea?" tanya Ice sambil menatap kearahku, aku menatapnya tajam
"Mateku" Ice mengangguk lalu menatapku mata birunya seakan menerawang, tiba-tiba dia tersenyum
"Ada apa?" tanyaku pada Ice
"Dia sedang mencarimu Ren, kau tidak merasakan kerinduannya?" tanya Ice lagi, aku mengangguk
"Aru merasakannya, tapi biarkan dulu Lyz yang mengatasinya" ucapku
"Rhea?" gumam seseorang dari lantai atas, oh itu mate Rhea...miris bukan aku anak ketiga tapi mateku datang paling akhir.
"Wow, sedang makan-makan?" tanya N'cel setelah turun dari kamarnya dan Rhea diatas
"Minumlah" Rhea memberikannya air mineral pada N'cel ; N'Celadus Dqysom, Rhea juga mengikuti marga suaminya ini, Snyrhea Pyvônex Dqysom, dia tidak bisa meninggalkan marga kami.
"aku dengar dari atas kau sudah bertemu matemu?" tanya N'Cel
"Sudah, tapi ada masalah"
"Ah itu aku juga sudah dengar, tenang saja, kita bisa atasi ini" ucapnya santai, dia bukan orang yang serius, dia juga tangan kanannya Rhea di Negeri Reudes, Jyure untuk seorang Alpha bukan hal yang mudah apalagi Reudus memiliki Alpha seorang wanita seperti Rhea, tapi kemampuan Vetorul Rhea membuat Reudus menjadi kawasan yang paling hebat dalam bersembunyi.

"Rhea?" panggilan Ryl pada Rhea membuatku ikut menoleh keaah mereka
"Sayang, ada apa?" tanya N'cel cemas
"K-Kau harus tetap bersamaku, berjanjilah padaku N'cel" ucap Rhea mengenggam tanganku erat
"Terus berada didekatku ren, juga matemu. Dia...dia...baiklah, kasarnya kita menghadapi masalah" ucap Rhea, walau terbata diawal tapi dibelakangnya ia menjawabku dengan pasti.
Aku tersenyum lalu mengangguk, "Aku akan membalas budiku padamu ren, kami akan melindungi dia ren" ucap Hrena diikuti anggukan anggota keluarga yang lain
"Kalian berlebihan"
"Perang itu akan terjadi kalau kita tidak memikirkannya dari sekarang Arrene" ucap Rhea sukses membuatku dan yang lain meminta tatapan menuntut atas apa yang berhasil ia lihat tadi.

---

Anne keluar dari rumahnya, Dia menatapku cukup lama, akhirnya dengan penuh keragu-raguan ia memberanikan diri memelukku.
"Aku--"
"Aku merindukanmu" potongku
"Aku juga" ucapnya menghela nafas
Aku menatapnya dalam, dia memang mateku bahkan sudah berdiri dihadapannya aku masih juga merasa rindu padanya.
"Ada apa?" bahkan ditelingaku suaranya masih terdengar merdu
"Tak apa" jawabku seperti biasa
"Bagaimana? Lyz sudah menjelaskan semuanya?" tanyaku pada Anne saat kami sampai di pinggir hutan
"Sudah tapi tidak masuk akal" jawabnya singkat, mana ada yang masuk akal dalam dunia kami
"Tidak ada yang masuk akal dalam dunia fiksi" ucapku sambil memegang tangannya erat
"Intinya, aku juga makhluk fiksi ya?" tanyanya, aku mengangguk
"Aneh, aneh sekali" dia menggeleng, aku tahu dia pasti masih ragu atas kenyataan tentang dirinya, walaupun dengan nudahnya dia menerima orang-orang sekitarnya yang berbeda
"Berarti ren," aku menoleh kearahnya "hm" jawabku singkat
"Kita akan berperang? Dan aku punya kastil? Apa kita punya musuh?" tanyanya bertubi-tubi, aku berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan tawaku
"Ihss..ada apa Arrene?! Kenapa mukamu seperti itu?" tanyanya saat melihat ekspresiku yang memerah menahan tawa
"Kau bodoh" tawaku pecah sambil memeluk pinggangnya posesif dan mengacak rambutnya gemas.

***

Vomments~
Kamsahab!

War Of The Secret World Fiction // Nash Grier■Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang