Chapter 3 : Do'a Sasuke

11.9K 1K 21
                                    

Hallo, PO PDF fanbook Calendula alternate ending, dibuka s/d hari Sabtu, 17 September 2022. PDF akan diemail hari Minggu, 18 September 2022.Berbeda ending dengan versi Wattpad, dan tambahan sekitar 35K words.

Total 22 Bab + Epilog (+/- 110K words). Form pemesanan ada di profil saya, atau kalian bisa DM juga. Harga 60rb. Terima kasih. ^^

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OC, OOC, typo (s)

Genre : Supernatural, hurt/comfort, family.


Calendula Officinalis

Chapter 3 : Do'a Sasuke

By : Fuyutsuki Hikari



Sasuke menatap kosong langit-langit lorong rumah sakit. Hatinya benar-benar tidak tenang, dia perlu mengungkapkan isi hatinya. Tapi, kepada siapa dia bisa mencurahkan isi hatinya saat ini? Pemuda itu melirik ke arah orang tuanya yang masih memberikan penghiburan pada kedua orang tua Naruto, matanya lalu beralih pada Itachi yang juga memberikan penghiburan pada Kyuubi. Beban dihatinya sudah tidak sanggup untuk ditanggungnya, Sasuke menyerah. Ia bangkit dan berlari cepat meninggalkan ruang tunggu itu. Tak diidahkannya panggilan Itachi yang memanggil namanya berulang kali. Ia menulikannya.

Pendar cahaya kekuningan lilin-lilin menyambut Sasuke saat ia membuka pintu ruang doa yang terdapat di lantai dua rumah sakit. Ruangan ini sedikit temaram, namun entah kenapa hal itu membuat hati Sasuke sedikit tenang. Pemuda berambut raven itu kini jatuh berlutut, kedua tangannya terkatup, sementara kepalanya tertunduk dalam. Oh, dia tidak tahu kapan terakhir kali dia berdoa. Mungkinkah Tuhan marah pada dirinya karena itu? Sasuke sadar jika dia bukan umat yang taat, namun hanya pada Tuhan-lah kini ia bisa berharap dan memohon belas kasih.

Di tempat itu dia mencurahkan isi hatinya. Memohon akan belas kasih Tuhan. "Tolong, berikan dia kesempatan untuk hidup." Ujar Sasuke lirih dan terdengar bergetar. Entah berapa kali kalimat itu diucapkannya, mulutnya terus merapalkan kalimat itu. Air mata pun terus mengalir menuruni kedua pipinya. "Jangan ambil Naruto dari kami, Tuhan. Jangan secepat ini. Aku mohon." Ratapnya lagi.

Naruto yang mengawasi Sasuke sedari awal hanya bisa diam membisu, dia mencengkram erat pakaiannya. Dadanya berdenyut sakit, air matanya pun ikut mengalir. Kenapa Sasuke memohon untuk kesembuhannya? Kenapa pemuda itu harus peduli? Dan kenapa hatinya harus tersentuh akan sikap Sasuke? Kenapa? Kenapa?

Gadis itu menggelengkan kepala. Kenapa orang-orang terdekatnya harus bersikap seperti ini? Itu sama sekali tidak dimengerti oleh Naruto. Dia jelas merasa terganggu, saat dia masih hidup, keluarganya tidak pernah bersikap seperti ini. Tidak pernah seperhatian ini. Jadi, kenapa sekarang mereka harus menangisinya? Kenapa mereka tidak senang jika dia pergi untuk selamanya? Kenapa?

"Masih bersikeras tidak mau kembali?" ucapan Kimimaro membuyarkan lamunan Naruto.

Naruto mendongak, matanya buram oleh air mata. Kimimaro menghela napas panjang, ia membungkuk, mensejajarkan diri dengan wajah gadis itu. Perlahan, ia pun menghapus air mata Naruto. Sayangnya, air mata itu seolah tidak mau berhenti, dan terus mengalir walau Kimimaro terus menghapus jejak-jejaknya di kedua pipi Naruto.

TAMAT - Calendula OfficinalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang