Setelah menceritakan pada Lyz masalah kemarin, Lyz hampir saja marah pada Arrene, tapi aku tahu Lyz akan mendengarkanku.
Setelah selesai menceritakan semuanya, besoknya Lyz berubah. Ia lebih protektif bahkan ia hampir menjagaku 24 jam, bahkan tak jarang memberikan tatapan ganas pada orang asing disekitarku, walaupun berulang kali Yre memintanya untuk diam tapi tetap saja, kakinya akan melangkah otomatis kemanapun aku pergi.
"Sampai kapan kau mengikutiku terus?" tanyaku pelan, lalu menatap wajahnya yang datar
"Sampai kapanpun" jawabnya santai
"Lyz, sudah ada Arrene kau sudah tak perlu mengikutiku" paksaku tentu saja itu membuat risih
"Lagipula kau harus ke academy,Kan?" tanyaku membuatnya menggeleng
"You are more more more important, than anything right now, An." jawabnya membuatku memutar bola mataku malas
"Terserah kau saja, tapi aku ada kelas sekarang" jawabku malas lalu melangkahkan kakiku kekelaskuTak berapa lama bel berbunyi menandakan jadwalku hari ini telah usai, aku merasakan hangat disekitarku
"Lyz masih mengikutimu?" tanya Arrene yang menyejajarkan langkah kaki kami.
"Ya begitulah" jawabku asal
"Bagaimana dengan Phoebos dan yang lain? Apa mereka sudah sembuh?" tanyaku sambil mengenggam tangan Arrene, beberapa pasang mata menatap kami, ada yang kagum ada juga yang meremehkan
"Jangan pedulikan" ucap Arrene seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan
"Mereka baik, walau tidak menyembuhkan secepatmu, tapi Vae masih bisa untuk menangani yang seperti kemarin" jawabnya santai memasukan satu tangannya yang bebas kedalam saku celana
"Kau lebih baik, jangan dekat-dekat dengan Lyz dulu" ucapku membuat Arrene menaikan salah satu alisnya.
"Why?"
"Bukan apa-apa hanya saja, Lyz tidak dalam keadaan baik-baik saja saat ini. Jad---" ucapanku terputus karena ada deheman dari Lyz
"Sudah? Anne mau pulang denganku, Ren. Jadi tak perlu repot-repot" ucapnya
"Lyz, apa kau tidak tahu Werewolf bukan seperti Hybrid. Kami akan membunuh siapapun yang ada disekitar mate kami, karena kami merasa mereka adalah ancaman" terdengar santai tapi menusuk
"Jadi, kau mengancamku?" tanya Lyz membuatku menatap mereka penuh prasangka
"Bukan ancaman kalau kau masih disini" ancam Arrene untuk yang kesekian kalinya, tapi sama sekali tidak ada pergerakan dari Lyz, mereka sama-sama memberikan Death Glare. Aku harus apa?
"Sudahlah mereka mate Lyz, walaupun gagal melindungi Anne, tapi sepanjang hidup Anne nanti Arrene-lah yang akan menjaganya" Dengan ajaib Yre muncul disini, mengenggam tangan Lyz, Lyz memberikan tatapan yang sulit diartikan
"Apa aku tidak boleh khawatir pada adikku? Bahkan dihari pertama mereka pergi bersama, sudah kejadian seperti itu" ucap Lyz menghela nafas
"Aku akan menceritakannya" Jawab Arrene singkat,lalu menarikku menjauh dari academy dan sampai kehutan, kami masuk dan duduk dibebatuan dipinggir sungai.
Lyz dan Yre mendengarkan dengan seksama
"Para Demon keluar dari hutan Kyliis. Selain setengah fallen, An juga memiliki darah Alpha keturunan R'vill. Alpha terhebat sepanjang sejarah, bahkan keturunan Alpha R'vill memiliki kekuatan. Maka dari itu selain kekuatan Angelnya, Demon itu takut Serigala milik Anne juga keluar. Mereka berencana untuk menghabisi Anne, saat dia masih lemah menjadi manusia"
"lalu apa hubungannya dengan kejadian kemarin?"
"Aku membuat aura healing Anne keluar."
"Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya Yre
"Rhea melihat semuanya dari sekarang kita harus membuat plan, agar dipeperangan nanti Anne bukan hanya korban tapi juga pejuang" ucap Arrene dengan sangat apik, ia terlihat cerdas saat ini
"Rhea?" tanya Yre
"Kakakku" jawab Arrene santaiSetelah membuat sebuah rencana abstrak, kami memutuskan pergi kerumah Arrene. Kami ingin menanyakan pada Arylle bagaimana cara untuk membuat serigala milik Anne keluar
"Kenapa kau bertanya padaku?" jawab Arylle santai
"Kami serius Alpha" ucap Lyz
"Jaga matamu Hrena" Ucap Arylle membuat kami kompak menatap kearah Hrena
"Astaga jarang aku menemukan kitsune Air Wind, tidak kah kau lihat betapa mengangumkannya mereka?" tanya Hrena pada Arrene, dengan mata seperti kucing pada film sherk.
"Terimakasih Drasev" ucap Yrene mendelik kearah Hrena
"Balik ke topik kita, Kau tahu caranya Arrene?" tanya Lyz, penuh kecurigaan
"Aku harus mengigitnya?" tanya Arrene menatap Arylle yang dibalas anggukan, "Hanya dengan pemberian racun kau bisa merubah siapapun menjadi Werewolf omega, tapi karena kau ingin merangsang si Alpha keluar, maka omega tidak akan tumbuh, karena akan diinjak oleh sang Alpha" jelas Arylle
"Baiklah, aku akan melakukannya saat Anne siap"
"Sekarang aku siap" jawabku spontan, memang terdengar konyol tapi percayalah, siapa yang tidak mau jadi manusia fiksi?
"Baik kita tunggu sampai Ice dan Deimos kembali" titah Arylle
"Untuk apa menunggu mereka kembali?" tanyaku dibalas seulas senyum
"Tunggu saja" jawab Arylle sekenanya, aku pikir Arylle dan Arrene tidak jauh berbeda, dingin dan pandai bermain tebak-tebakan
"Aku pulang dulu, ada yang harus aku bicarakan dengan ibu" ucap Lyz beranjak dari sofa dengan menggenggam tangan Yre
"Kau boleh memberitahu kepada ibumu tentang ini Lyz, kami keluarga, kita keluarga sekarang" jawab Arylle
"Tentu" mereka bersalaman lalu Lyz keluar dari rumah ini
"Jaga dirimu adik ipar" ucap Yre sebelum melangkah keluar dari pintu"Ada apa kalian berkumpul seperti ini?" tanya Dei duduk disofa tunggal
"Menunggu ice" jawab Hrena
"Ada apa dengannya?" tanya Dei lagi
"Kau Dei atau Phoe?" tanyaku refleks karena tak biasa melihat Deimos yang banyak bicara
"Dei" jawabnya singkat, "Tapi kau banyak bicara" jawabku membuat Dei menaikan alisnya membuatku takut, spontan aku menggengam tangan Arrene, matanya menusuk menatapku
"Kau menakutinya Dei" ucap Arrene, terdengar seperti mengancam
"Maaf tapi matemu membuat Io-ku marah" jawabnya
"Io?"
"sekarang kau yang terdengar seperti Phoe" balasnya, yang terdengar seperti hinaan. Aku bahkan tidak tau kalau keluarga ini menyebalkan.
"Io, serigala milik Dei" jawab Arrene
Ohh gumamku dalam hati.Tak lama pintu terbuka cukup lebar, masuklah Ice dengan gaun putih, seputih salju yang berada diluar, bagian bawahnya terbelah memperlihatkan kakinya yang panjang dan mulus, dibagian dadanya cukup rendah dan berbentuk off shoulder memperlihatkan bahunya yang putih bersih dengan tulang selangka yang mempercantik penampilannya.
"Kau marah?" tanyanya saat duduk menghadap pada Deimos yang duduk disampingnya
"Bukan aku yang marah tapi io" jawab Deimos santai menatap mata hitam milik Ice
"Kau terlalu mudah emosi akhir-akhir ini" ucapnya menggengam tangan Ice
"Kau semakin dingin semakin hari" Dei menggengam tangan Ice, ice tersenyum lalu mencubit pipi Dei
"Ini musimku, Elemenku. Wajar aku dingin setengah mati" jawab Ice gemas, senyumnya menawan"Ice Dei? Sudah?" tegur Arylle pada Ice dan Dei yang kelihatannya lupa waktu
"Eh, maaf ka" jawab Dei
"Jadi, kami boleh bergabung?" tanya Ice kali ini ia mengeluarkan kata
"Justru kami ingin meminta bantuanmu, Ice"
"Aku?" Ice mengeryitkan alisnya lalu menatapku
"Aku minta kau, menghilangkan rasa sakit Anne saat Arrene memasukan racun Werewolf kedalam tubuhnya" tak lama kemudian Ice tertawa, dan menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Deimos
"Kau bodoh ka" balas Ice, yang membuat Arrene,Deimos dan Hrena menahan tertawa
"Kenapa?" tanya Arylle dengan wajah polosnya
"Justru aku akan hanya mengalihkan rasa sakitnya, dengan memberikan rasa sakit yang lain" jawab Ice yang membuat Arylle berfikir sejenak
"kekuatanku hanya dapat ditahan oleh makhluk supranatural atau fiksi, tidak dengan manusia, atau makhluk suci" jelasnya, menakutkan.
"Arrene? Kau tidak mau kan jika jantung dan hati Anne mendingin lalu membeku selamanya?"
"tapi kau dapat menarik elemenmu kembali, kan?" tanya Arylle
"Iya, tapi tidak dengan makhluk suci. Tidak berhasil, mereka menyerap kekuatanku dan tidak bisa mengeluarkannya ataupun dipaksa keluar, kalau aku paksa maka semua organnya akan ikut tertarik. Kecuali serigala Anne sudah bangun" jelasnya untuk kesekian kalinya, aku bergidik ngeri, bayangkan betapa menyeramkannya itu"Vae?" kali ini Deimos yang bertanya
"Elf bukan makhluk suci, Berbeda dengan Ylf" jawabnya
"Ylf?" reflek mulutku bertanya
"Dia ada didalam hutan, mereka bersahabat dengan Drasev. Tidak memiliki kekuatan tapi pandai bersembunyi, siapapun yang menyentuhnya akan bercahaya dan terlihat mengagumkan seperti hutan yang dipenuhi bunga dan peri" membayangkannya saja sudah membuatku kagum
"Elf hanya penjaga hutan yang dapat membangunkan banyak tanaman mati atau mengamuk, sedangkan Ylf dapat dikatakan sebagai dewa tanaman, dapat membuat pasukan perang hanya dengan flora. Hybrid juga menurut pada Elf,Ylf dan Drasev.Elf berbeda satu tingkat dengan Ylf tapi masih satu hirarki." lanjutnya
"Memang, karena mereka sangat sulit ditemukan. Mereka juga tidak punya mate, terlalu suci. Itu yang menyebabkan mereka ada didalam hutan selamanya. Mereka takut menyukai seseorang dan menjadi sumber bagi kematian mereka" menakutkan.
"Dan makhluk suci lainnya yaitu, Fallen Angel?" tanya Hrena yang dibalas anggukan oleh Ice.
"Ya" Ice menghela nafas, "Kali ini kita harus lebih ekstra hati-hati." lanjutnya"Baiklah, terpaksa Arrene harus melakukannya sendiri" ucap Arylle
"Kapan kita melakukannya?" tanya Arrene
"Malam ini, karena besok dan beberapa minggu kedepan sudah memasuki fase bulan purnama" jelas Deimos.Entahlah mendengar nama bulan purnama membuat perasaanku menjadi resah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
War Of The Secret World Fiction // Nash Grier■
ФэнтезиIf your life it's not like a fiction story, you can write your fiction story by yourself as awesome as you imagine" -Leich- . This is pure my imagine fiction. So if it's look like similiar with another story i'm sorry because i don't know and i don...