Part 24; Please, Stay.

173 11 0
                                    

Kayla *PoV*

Aku duduk di atas ayunan taman sekolah. Aku dan Emily belum baikkan. Sekarang justru ia yang mencampakkanku. Bagaimana pun, dia yang mengkhianatiku, kenapa dia yang marah? Gila!

Tadi pagi Adam sudah berangkat ke New York. Aku ingin mengantarnya, tapi aku harus sekolah. Norman menggantikan tugas Adam. Dia yang mengantar dan menjemputku selama Adam pergi ke New York. Seperti yang Adam bilang waktu itu.

Rasanya malas sekali sekolah. Tak ada motivasi dan banyak sekali ulangan.

***

Ketika aku sedang berjalan keluar gerbang dan berniat untuk pulang, Ray sedang bersandar di mobilnya. Seperti biasa, rokok itu langsung ia matikan ketika melihatku. "Kay!" Panggilnya. Ia lalu menyebrang jalan. "Hey!" Sapanya. Jantung ini berdegup kencang.

"Hey, Ray. It's been a while. Lo apa kabar?" Tanyaku.

Dia mengangguk. "Gue baik-baik aja. Lo gimana?" Tanyanya.

Aku juga mengangguk. "I'm fine. Ada apa, Ray?"

"Gue cuma kangen aja, Kay. Gue berani kesini karena gue tau, Adam lagi nggak disini." Jelasnya.

"Um..."

"Lo mau jalan sama gue nggak?"

Ketika aku berniat menjawab, Norman sedang memarkirkan mobil. "Gue mau, tapi gue benar-benar diawasin ketat sama Adam, Ray. Gue udah di jemput Norman. Dia supir pribadi Adam."

"Gue tau dia. Ya udah, nanti malam gue ke rumah lo, ya?"

"Iyaa deh." Jawabku.

Akhirnya aku berjalan menuju mobil limousine hitam yang mewah. "Selamat siang, nona Kayla."

"Norman, panggil aku Kayla aja." Norman menangguk dan membukakan pintu untukku.

Selama perjalanan aku dan Norman sama-sama diam. Hanya lantunan lagu yang menghibur suasana.

"Terimakasih." Ucapku padanya ketika turun dari mobil.

"Kay, kamu tau kan ada 2 penjaga yang dikirim ke rumah mu?"

Aku melihat ke teras rumah. Ada dua orang lelaki memakai pakaian hitam dan kacamata hitam. Ini sangat berlebihan. "Sekarang aku tau. Dah." Ucapku lalu menutup pintu.

"Kalian siapa?" Tanyaku.

"Kami di perintahkan tuan Adam untuk kemari. Saya Vando dan dia Mike. Anda tenang saja, semua akan aman."

"Enggak. Kalian pulang aja. Aku nggak butuh kalian." Ucapku.

Mereka saling tukar pandang. "Nggak bisa, nona. Ini perintah." Ucap Mike.

Aku tak akan bisa pergi jika ada mereka. Mereka pasti langsung bilang ke Adam kalau aku pergi dengan Ray. Aku sedang tak ingin mendapatkan masalah. "Panggil aku, Kayla. Kalian akan membuat mamaku takut."

"Oh, nggak. Beliau sudah kami beri tau."

Aku pun buru-buru masuk untuk melihat keadaan mama. "Ma?" Panggilku.

"Ya, Kay?" Jawab mama di dapur.

"Mama tau ada dua orang didepan?"

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang