"Jika kau anggap sudah memungkinkan, jangan lupa untuk menggunakan lidahmu. Jilatilah dia seperti seekor induk memandikan anaknya, dan jangan lupa untuk memberi perhatian khusus pada area-area sensitif. Bagaimana mengetahui area-area itu, tentu saja dengan mendengarkan di bagian mana gadis itu paling nyaring mengerang atau menjerit saat kau menjelajahinya. Tapi seperti yang kubilang, jangan terbawa nafsu atau terburu-buru. Gadis cenderung ketakutan jika masih pertama kali, maka dari itu kau harus membuat mereka senyaman mungkin. Hindari 'kontak langsung' sampai gadis itu benar-benar siap, kau bisa tahu itu kalau dia sudah benar-benar 'basah'..."
Naruto tidak tahu harus bersyukur atau apa, karena tiba-tiba saja kekuatan imajinasinya bertambah sampai berkali-kali lipat. Bayangan yang terbentuk dalam kepalanya sudah begitu jelas sampai dia merasa sedang mengalaminya sendiri. Dia bisa mencium bau harum memabukkan yang berasal dari gadis itu, lidahnya hampir bisa mengecap rsa manis setiap kali daging tak bertulang itu menyapu tubuh sang gadis, seakan di kulit itu terdapat sirup alami yang rasanya tak terdefinisi tapi tetap luar biasa. Indra pendengaran sang bocah Kyuubi terasa bergema oleh desah erotis yang membuat bulu romanya berdiri, mengirim gigil menyenangkan ke seluruh tubuhnya.
"Nah, jika kau dan gadis itu sudah siap untuk hidangan utama, yang harus dilakukan adalah-Hm? Hei, bocah! Kau tidak apa-apa?!"
Naruto sudah pingsan dalam keadaan duduk bersila, dengan darah mengalir deras dari dua lubang hidungnya.
(0)
"Em, jadi... kau bilang "jangan" bukan karena tidak menyukainya...?"
Hinata mengangguk pelan, matanya terus tertuju ke arah lain asal bukan mata Naruto.
"Jadi... kau menginginkannya...?" tanya Naruto sekali lagi untuk meminta kepastian.
Hinata terus membuang muka karena malu dengan rona wajah sudah semerah apel matang, tapi Jinchuuriki no Kyuubi itu dengan sabar menunggu. Sampai akhirnya Hinata menggulirkan bola matanya ke atas untuk bertemu dengan dua mata biru langit milik pria yang dipeluknya, gadis itu mengangguk dengan sangat pelan dan samar yang pasti tak akan disadari andai mata Naruto tidak terpicing pada si rambut biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku MILIKMU!
FanfictionPeringatan ini cerita dewasa. Ga ada deskripsi. Kalo mau tau deskripsinya read aja oke!