BASTIAN TITO
PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212
WIRO SABLENG
Episode:190
Sabda Pandita Ratu
EBOOK by:ron3yboy-javachild
Wapsite:ronggolawe.jw.lt
Email/FS:ron3yboy@gmail.com
?Adalah suatu kebetulan yang mana tusukan karang yang dilancarkan kearah jantung Wiro meleset karena terhantam batu hitam sakti yang tak sempat diambil oleh sinto gendeng dan masih berada dalam tubuh Wiro. Namun Walaupun karang runcing tersebut tak mengenai jantung sang pendekar, tentu saja hal ini tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Maka sebelum kehilangan kesadarannya, Sang pendekar dengan mulut berbusahan masih sempat mengucapkan basmalah tiga kali sebelum menutupnya dengan mengucapkan ajian Meraga Sukma! Sementara itu saat kepala sang pendekar terkulai jatuh, tanpa diketahui oleh orang-orang mataram yang saat itu sedang bertarung, dibalik semak belukar dan kerapatan kabut di empat penjuru, terlihat empat orang berkerudung dan berjubah hitam sama-sama mengepalkan tinjunya dan langsung menghantamkan kepalannya ketanah! Lalu dari tanah retakan hasil pukulan keempat orang berjubah dan berkerudung hitam tersebut tiba-tiba munculah dinding angin yang berputaran dari empat penjuru yang langsung menutupi wilayah sejauh seratus tombak dimana Wiro dan orang yang membokongnya berada! Dinding angin inilah yang membuat Ratu Randang bertiga terjengkang saat hendak menolong Wiro!?
Sabda Pandita Ratu 4
BASTIAN TITO
BASTIAN TITO
PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212
WIRO SABLENG
Episode 190
SABDA PANDITA RATU
Wiro Sableng telah terdaftar di Departemen Kehakiman dan merupakan Milik serta Hak cipta dari Bastian Tito seorang, Tokoh Panutan dan Inspirator Penulis, Lanjutan Wiro Sableng ini dibuat tanpa maksud apapun sekedar Wujud Kecintaan Penulis terhadap tokoh yang telah menemani Penulis dalam suka dan duka. Oleh karenanya penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada pihak yang merasa berkeberatan dilanjutkannya kisah Wiro Sableng ini.
SALAM 212!!!
Sabda Pandita Ratu 5
BASTIAN TITO
BASTIAN TITO
Sabda Pandita Ratu
1
Seperti dikisahkan sebelumnya dalam episode Kematian Sang Pendekar, Datuk Rao Pangeran Peto Alam yang merupakan tunggangan Datuk Rao Basaluang Pitu mengalami serangan bertubi-tubi dari seekor Kelelawar Hitam Raksasa dibantu Ratusan jin berjubah dan bermuka hitam serta Jin-jin Lainnya yang berjubah dan bermuka putih. Pertarungan yang tidak seimbang tersebut memaksa DatukRao Basaluang Pitu dan yang lainnya yang saat itu berada dalam Bola Lingkaran Saluang harus keluar dari Ruangan Tanpa Batas Tanpa Daya. Begitu keluar dari Ruang Tanpa Batas Tanpa Daya, kelima orang yang saat itu berada di angkasa terbuka kontan jatuh meluncur kebumi! Namun dengan kesaktian yang dimiliki Saluang Dewa, Ning Rakanini dan kawan-kawannya yang melesat jatuh akhirnya bisa diselamatkan. Datuk Rao Basaluang Pitu juga kemudian berhasil menundukkan Kelelawar Hantu dan Para Pengawal Istana Langit dengan menggunakan tembang yang tertulis dalam Kitab Aksara Kidung Langgeng Smaradhana. Kelelawar Hantu sendiri pada dasarnya sudah semenjak lama keluar
Sabda Pandita Ratu 6
BASTIAN TITO
dari kerajaan atap langit bersama para Pengawal Istana Langit untuk mencari Penguasa Istana Atap Langit dan Ken Parantili. Namun jejak Penguasa Atap Langit maupun Ken Parantili seakan-akan hilang ditelan bumi. Terakhir kalinya Kelelawar Hantu mengetahui jejak Ken Parantili adalah saat Selir Istana Atap Langit ini melahirkan bayinya ditemani oleh Jaka Pesolek. Sang Kelelawar juga sempat melindungi bayi dalam guci tersebut kala beberapa ekor anjing jelmaan Delapan Sukma Merah berusaha merebut bayi dalam guci tersebut dari tangan Resi Kalijagat Ampusena di hutan jati tempat kediaman Nenek Katai Ning Rakanini Penguasa Rumah Ketentraman dan Keselamatan. (silahkan membaca episode: Jabang Bayi Dalam Guci) Pada saat itu sebenarnya Kelelawar Hantu ingin merebut bayi dalam guci tersebut guna dibawa ke istana atap langit di puncak Semeru, Namun kemunculan Dirga Purana di tempat itu cukup membuat Penjaga Istana atap Langit ini harus berpikir panjang sehingga membiarkan bayi Ken Parantili untuk sementara berada di tangan Resi Kali Jagat Ampusena. Setelah beberapa lama Kelelawar Hantu akhirnya menyirap kabar bahwa bayi tersebut sudah berada di tangan orang lain, saat Kelelawar Hantu datang bersama rombongan jin Pengawal Hitam-Putih, Bayi tersebut ternyata sudah dibawa oleh Datuk Rao Basaluang Pitu dan yang lainnya kedalam Ruang Tanpa Batas Tanpa Daya untuk selanjutnya diserahkan pada Dewi Langit Bunga Tanjung dan Mimba Purana! Kelelawar Hantu dan Jin