Cam?

22.8K 159 1
                                    


hayy readers, jadi ceritanya nih aku nulis point of view kelima jalang itu-astaghfirullah istighfar thor- pas kejadian sesudah mereka dilelang, ngertikan?

Icha POV

        Dia gila, sungguh. Sangat gila malah. Bagaimana tidak? dia telah menjual cecil dengan pria kaya itu. Ya walaupun bisa dibilang harganya cukup mengejutkan bagi rakyat jelata seperti kami, tapi hey tetap saja harga diri tidak bisa di beli. Dan liatlah disekitar sini, lelaki hidung belang menatap kami seolah-olah kami makanan yang sangat lezat.

tiba-tiba ada pria menyusup dari kerumunan ini dan dia mendekat ke arah Citra, aku taktau wajahnya karena pencahayaan disini cukup minim, tapi dapat ku kategorikan pria ini tampan diliat dari postur tubuhnya yang tegap.

"Aku mau dia" Ujarnya kepada Citra sambil menunjukku, dan yeah berhasil membuatku membulatkan mataku.

"Helo Cam, lama takbertemu, apa kabar? Dan selera mu cukup tinggi, darl." jawab Citra dengan seringaiannya seperti biasa.

Shit!  Apa dia bilang? Dasar jalang, terkutuk lah kau jalang bodoh!

"Ya, as you see:" ucapnya lagi dengan nada yang cukup dingin, tidak tidak sangat dingin malah.

"Berhubung dia sangat menak....."

"Oh ayolah, aku paling taksuka orang yang bertele-tele. Cepat katakan berapa harganya agar aku cepat menikmatinya" ujarnya sambil memotong perkataan Citra dan beralih menatapku(?) dari atas sampai bawah.

        WHATTTT!!!!!!! Demi apa??????? Aku terkejut, sungguh. Dapatkah kalian melihatnya? Wajahku terlihat bodoh saat ini. Oke, lupakan bodoh. kau dalam  masalah besar.

"Tidak tidak, aku tidak mau" akhirnya aku berbicara. Dan baru ini aku menatapnya sejak dia berbincang dengan Citra. double shit! dia bukan tampan lagi, ralat. Dia sangat tampan, sungguh aku tak berbohong.

hey sepertinya aku mengenalnya. he is Cameron Dallas bodoh!! lelaki yang banyak digilai teman kampusmu!

"$1000000 Cameron Dallas" lagi, dia berbicara sesuka hati dengan mengabaikan perkataanku.

Aku diam. Setelah beberapa saat mencerna perkataan Citra. Aku tersadar karena ada seseorang yang menarik pergelangan tanganku. Aku taktau apa yang terjadi tadi karna aku belum bisa mencerna katakata seperti itu. Melakukan transaksi kurasa?

Dia diam, aku diam. Satu kata MEMUAKKAN. Kami sampai disebuah ruangan yang aku taktau tempat apa ini, kamar? mungkin. Jelas saja bodoh, di sudut sana terdapat spring bed king size. Oh Icha, kemana otak encermu yang dulu?

         dia, menatapku. Lalu turun ke bibirku? Oh tidak, habislah kau Icha. Dia mendekat, lagi dan sekarang aku dihimpit tubuh kekarnya. Untuk mengeluarkan suara saja aku takbisa, tenggorokanku seakan tercekat. Adaapa ini? 

Dia mengelus pipiku.manis. ucapku dalam hati. Hey, ada apa denganku, kenapa aku sangat menikmatinya? Tidak, ini tidak boleh.

"Mau apa kau?" ucapku sambil menggeser tubuhku saat dia lengah.

"Menelanjangimu" jawabnya dengan santai.

menelanjangi oke. APAAAA??????? Tidak, ini tidak bisa dibiarkan.

"Ayolah, kau milikku." ujarnya lagi

        Aku tercengo, dia bilang apa tadi? aku miliknya?

"come on, kita akan bersenang-senang, aku tidak akan menyakitimu. Aku berjanji" lagi, dia berucap

aku tak bergeming, sama sekali tak menanggapinya. Sampai aku tersadar ada benda kenyal nan basah yang menempel di bibirku, haaah dia menciumku. Kurasa tak ada gunanya lagi aku menolak toh dia telah membeliku walau tanpa persetujuanku. Sampai saat aku terlena dan membalas ciumannya. Sungguh ini sangat nikmat, dia menciumku sangat lembut. Ciumanku terhenti dan tak membalas lumatannya lagi, dan sepertinya dia menyadari itu.

BARBITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang