AUTHOR POV
Hee Young kini sering menghampiri Jaejoong di sekolah jika sedang beristirahat. Di luar sekolah ia pun suka mengajak Jaejoong jalan-jalan keluar. Hee Young benar-benar berusaha agar ia bisa mencintai namjachingunya.
Ia berjalan ke café tempat ia akan bertemu Jaejoong. Kali ini namja itu yang mengajaknya keluar jalan-jalan. Sampai di café Hee Young mencari namjachingunya dan melihat Jaejoong tengah di kerumuni oleh beberapa yeoja yang sepertinya pengunjung di sana. Ia mengepalkan tangannya melihat itu semua. Cukup lama Hee Young melihat Jaejoong dengan para yeoja itu. Kesal karena yeoja-yeoja itu terus berada di dekat namjanya, Hee Young pun melangkah mendekati Jaejoong.
Hee Young memukul meja membuat para yeoja itu terdiam dan menatapnya aneh. Ia menatap Jaejoong tajam.
“Kau sudah datang. Ayo pergi.” Ucap Jaejoong pada Hee Young sambil menggenggam tangan yeoja itu tapi Hee Young menepisnya.
Hee Young melempar tas kecil yang ada di tangannya pada Jaejoong lalu pergi meninggalkan namja itu. Ia tak mempedulikan teriakan yang berasal dari namja itu. Hee Young menggerutu dalam hati selama berjalan. Langkahnya tiba-tiba terhenti karena seseorang menahan lengannya. Jaejoong. Namja itu menahan tangannya dan kini berdiri di hadapannya. Jaejoong menatapnya.
“Kau kenapa?” Tanya Jaejoong.
“Kau masih bertanya kenapa?” Tanya Hee Young lalu kembali meninggalkan Jaejoong. Jaejoong mengikutinya dan kembali menahannya.
“Kau cemburu?” Tebak Jaejoong. Hee Young menghela nafas lalu menatap Jaejoong.
“Ne, aku cemburu. Siapa yang tidak cemburu melihat namjachingumu sendiri di kerumuni oleh para yeoja. Sepertinya kau menikmatinya tadi, buktinya kau diam saja saat yeoja-yeoja itu menggodamu.” Ucap Hee Young kesal.
“Ah atau kau memang sengaja mengajakku bertemu di café untuk memperlihatkan hal menjijikan tadi?” Tambah Hee Young. Mendengar ucapan Hee Young membuat Jaejoong reflek tersenyum senang karena ini kali pertama ia melihat Hee Young cemburu.
Senyuman Jaejoong membuat Hee Young kesal dan salah paham. Ia menganggap senyuman itu sebagai ledekan karena ia cemburu pada namja itu.
“Kenapa tersenyum? Kau meledekku karena aku cemburu padamu? Baiklah memang kurasa cemburuku ini konyol.” Ucap Hee Young dengan air mata tergenang di matanya yang siap membasahi pipinya.
“Anni, kau salah paham.” Hee Young tak mempedulikan ucapan Jaejoong. Ia kembali berjalan dan saat melihat taksi Hee Young langsung naik taksi dan menyuruh supir untuk segera pergi.
Selama perjalanan Hee Young sadar kalau akhirnya ia bisa mencintai Jaejoong, ia sempat tersenyum tapi tak lama senyumannya hilang. Hee Young memegang dadanya.
‘Ternyata rasa sakitnya seperti ini.’ Batinnya.
Sementara itu Jaejoong berdecak kesal sambil menatap taksi yang membawa Hee Young pergi. Tak lama ia berlari menuju mobilnya untuk pergi ke rumah Hee Young, ia berpikir mungkin yeoja itu akan pulang ke rumah.
Saat menuju rumah Hee Young, Jaejoong berusaha menelepon yeojachingunya itu tapi sayang Hee Young tak mengangkatnya. Hal itu membuat Jaejoong menghela nafas. Sampai di rumah Hee Young, ia langsung keluar dan melihat yeojanya akan masuk ke dalam. Jaejoong lari mendekati yeojanya dan menahan yeoja itu agar tidak masuk. Di balikkannya tubuh Hee Young agar menghadapnya. Mata yeoja itu sembab.
“Lepaskan!” Hee Young berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Jaejoong tapi namja itu tetap menggenggam tangannya.
“Kita bicara. Kau harus mendengarkan penjelasanku dulu.” Ucap Jaejoong tegas. Ia menarik Hee Young pergi ke taman yang ada di dekat rumah yeoja itu.