Part 15

1.3K 91 9
                                    

Jiyong pergi meninggalkanku. Baiklah jika ia ingin marah kepadaku, aku tidak akan minta maaf kepadanya.

Kalau akhirnya seperti ini, lebih baik aku tidak usah ikut saja ke Hongkong. Benar apa yang dikatakan Daesung hyung. Lebih nyaman jika di dorm.

Aku berjalan ke kamar. Niatku yang tadi ingin ikut bersama Jiyong, kini kembali murung. Kini sudah tidak ada niat lagi untuk kemana-mana. Hanya ada niat untuk bertemu dengan Kimlim.

Ya hanya Kimlim lah yang selalu menemaniku saat aku bersedih. Hari ini ia akan datang kesini. Ya mungkin hari ini aku akan bersenang-senang bersama Kimlim dari pada sama Jiyong.

Inilah sifat Jiyong yang tidak aku sukai. Ia terlalu egois. Hanya sedikit masalah, ia selalu marah. Tapi walaupun begitu, jika ia sedang bahagia, ia tidak segan-segan mengibur kami yang sedang bersedih. Tapi kini ia malah membuatku marah. Ah.. dia benar-benar membuatku gila.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan ke kamar. Aku memutuskam untuk berbaur dengan mimpiku lagi. Dan akan terbangun saat Kimlim datang nanti. Tapi saat aku hendak memutar daun pintu, tiba-tiba Jiyong muncul dari balik pintu. Aku tidak tersenyum kepadanya walaupun dia berusaha tersenyum manis kepadaku. Aku benar-benar marah kali ini. Seharian aku di buat emosi olehnya. Sebenarnya apa yang ia minta ?

Aku berjalan ke kiri, Jiyong juga mengikutiku. Aku berjalan ke kanan, Jiyong juga mengikutiku.

"Menyingkirlah !" Perintaku dengan sedikit tekanan di setiap kata-katanya.

Jiyong tetap tidak menyingkir dari hadapanku. Dia malah tersenyum manja denganku. Ya aku tetap tidak menghiraukannya.

"Menyingkirlah !" Bentakku sekali lagi.

"Apa kau marah ?" Godanya seraya menundukkan kepalanya. "Ya Tuhan, wajahmu terlihat jelek jika marah." Lanjutnya.

Kini aku benar-benar marah dengannya. Ingin sekali aku pukul dia sekarang. Terlalu banyak godaan yang dia buat.

"Jangan marah. Aku tadi hanya emosi." Katanya lagi.

"Setiap kali kau marah, kau selalu bilang jika kau emosi. Dan kau akan meminta maaf kepadaku. Setelah itu kau kembali mengulanginya lagi. Membosankan !" Jawabku dengan cepat tanpa titik koma.

"Maafkan aku." Katanya seraya meraih tanganku. "Aku berjanji tidak akan gampang emosi." Lanjutnya.

"Terserah." Kataku. Aku pun langsung berjalan ke kamar dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Aku tidak ingin melihat Jiyong hari ini.

-------------------------------

Ponselku bergetar pelan. Siapa lagi ini yang mengganggu tidur ku ? Apa ia tidak bisa mengerti ku ? Arkhhh..

"Yeoboseyo ?" Kata ku malas.

"Yeeboseyo, Seungri oppa aku sudah sampai di hotelku. Aku harap kau bisa kesini malam ini." Kata seseorang dari seberang sana. Aku mengenal suara ini. Ku jauhkan ponsel dari telingaku. Sekali lagi aku melihat nama yang tertera disitu. Ternyata itu Kimlim.

"Ah.. ternyata kau Kim, baiklah aku akan kesana malam ini bersama Jiyong. Kau bisa mengirimkan alamat hotelmu ke pesan." Jawabku seraya menguap.

"Baiklah." Jawabnya. Aku mematikan sambungan telefon.

Aku berjalan keluar kamar. Dan aku dapati Jiyong tengah bersama Taeyang hyung dan kekasihnya. Aku pun langsung pergi ke dapur dan mengambil minuman kaleng yang biasa aku minum. Aku mengambil 4 buah untuk mereka.

Ku taruh minuman kaleng itu dimeja. Aku mendudukkan diriku disamping Jiyong. Ia tersenyum. Aku tidak menghiraukannya.

"Apa kalian masih bertengkar ?" Tanya Taeyang hyung yang menatap kami penuh kebingungan.

"Tidak."

"Ya."

Tidak aku duga aku dan Jiyong menjawab dengan jawaban yang berbeda. Jiyong menjawab 'tidak' sedangkan aku menjawab 'ya' karena memang aku masih marah dengannya.

"Sebenarnya yang mana yang benar ? Kau atau Jiyong oppa ?" Tanya kekasih Taeyang hyung yang mungkin sekarang juga ikut bingung.

"Tidak.. kami tidak bertengkar. Ya kan Ri ?" Dengan cepat Jiyong langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh kekasih Taeyang hyung.

Aku tidak menjawab apa yang jadi pertanyaan Jiyong. Biarkan. Memang aku sedang marah dengannya.

"Tapi kenapa Seungri menampakkan wajah kesalnya ?"

"Mungkin ia lelah." Jawab Jiyong tanpa berfikir panjang.

Arkhhh.. Jiyong-ah !! Bodoh sekali kau !

"Jadi, bagaimana dengan hubungan kalian ? Kapan kalian akan mempublikasikan masalah ini ?" Tanyaku cepat untuk mengalihkan pembicaraan.

"Entah.. Suatu saat kami akan mempublikasikan ini. Tapi tidak sekarang." Jawab Taeyang hyung.

"Nunna, apa menjadi kekasih Taeyang hyung nyaman ?"

"Ya. Aku selalu nyaman saat di dekatnya." Ya Tuhan.. mereka sangat romantis. Andaikan aku menjadi penggemar Taeyang hyung, pasti aku sudah gila karena tahu hubungan mereka.

"Lalu bagaimana dengan hubunganmu Ri ?" Tanya Jiyong tiba-tiba. Aku langsung memalingkan pandanganku ke arah Jiyong. Aku belum paham apa yang dimaksud olehnya. Hubungan ? Hubungan apa ? Dengan siapa ?

"Hmm ?" Tanyanya lagi. Ia benar-benar membuatku kesal.

"Jiyong hyung, nanti malam kau dan aku harus ke hotel Kimlim. Jadi jangan lupa." Kataku seraya membungkukan badan dan pergi meninggalkan mereka. Aku benar-benar tidak ingin menjadi bahan sasaran Jiyong. Jiyong memang benar-benar membuatku frustasi. Tuhan.. mengapa kau ciptakan mahkluk setampan dia tapi juga menyebalkan seperti dia ?

-skip evening-

Malam ini aku akan berkunjung ke hotel Kimlim. Sepertinya hotel tidak terlalu jauh dari apartemen kami. Karena kata Kimlim hanya butuh waktu 1 jam dari apartemen kami ke hotel yang sekarang ia tempati.

"Hyung-nim, kau tidak mandi ?" Kataku seraya menghampiri Jiyong.

"Ya ! Mengapa kau memanggilku dengan sebutan 'hyung-nim' ? Aku tidak setua itu." Bantah Jiyong cepat.

"Karena menurutku kau sudah tua." Ledekku yang tanpa menatap wajah Jiyong.

"Dasar maknae. Awas saja kau !" Jiyong berlari ke arahku dan langsung memelukku dari belakang.

Untuk sesaat aku mematung. Tidak bisa melakukan apa-apa. Aku masih shock. Apa yang sedang dilakukan Jiyong ? Ia memelukku ? Mengapa ia melakukan itu ?

"Saranghaeyo." Bisik Jiyong sebelum melepaskan pelukannya.

Apa ? Saranghae ? Ia mengucapkan kata-kata itu lagi ? Apa iya benar-benar masih mencintaiku ? Aku pikir ia sudah membuang cintanya dariku.

Ji, aku juga sangat mencintaimu. Aku berharap kau mau menungguku hingga waktu yang tepat.

----------------------------------

Jiyong Pov

Saat aku memeluk Seungri, ia tidak berkutik sedikitpun. Ia mematung. Apa ia shock ? Tapi mengapa ia terkejut ? Bukannya dulu aku pernah memeluknya ? Bahkan aku pernah mencium pipinya. Tapi untuk kali ini kenapa ia malah terkejut ?

Aku bersiap untuk pergi ke hotel Kimlim. Sebenarnya aku sedikit malas. Ya malas karena Seungri akan bertemu dengannya lagi. Dan aku takut jika Seungri akan jatuh cinta kepadanya. Tidak.. itu tidak boleh terjadi.

Aku hanya memakai jacket dan celana panjang. Karena aku fikir dengan berpenampilan seperti itu sudah pantas untuk berkunjung ke tempat orang lain. Aku menghampiri Seungri yang sedari tadi duduk di sofa menungguku selesai bersiap.
"Ayo Ri." Suruhku seraya berjalan keluar dari apartemen.

Seungri menututiku dari belakang. Ia hanya memakai kaos dan flannel. Tidak lupa dengan jam tangan dan parfum khas nya.

Next...

Welcome back readers.. yuk yuk baca terus ya Fanfic author. Author bikinnya cape lho. Harus berfikir tiap harinya. Huaaa.. butuh penyemangat. Tolong hargai author ya guys~ jangan lupa votmen^^ thank u for reading~
See you on part 16 !

WARN : TYPO

All About You -Nyongtory-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang