9. Perjalanan (Part 1)

829 50 5
                                    

Jarum speedometer mobil Kenny makin menunjukkan angka kecepatan yang semakin menurun, walaupun Kenny tidak melepas injakannya pada pedal gas. Sementara itu dari arah belakang terdengar raungan menyedihkan klakson mobil rombongan Steve yang tak henti-hentinya dibunyikan.

Kenny gusar mendengarkannya. Meskipun terdengar menyedihkan, suara klakson mobil sudah cukup menarik perhatian segerombol kawanan mutant yang bisa datang dari manapun tanpa diundang, siap untuk mencabik inangnya.

Kedua mobil itu masih beriring-iringan di sepanjang terowongan gelap itu.

"A..ada apa?" Tanya suara kecil yang mengantuk. Toby terbangun dari tidurnya oleh kebisingan mereka yang tiba-tiba.

"Tak apa apa Toby, kita hanya mengalami sedikit masalah mesin," jawab Michelle yang sedang menimang-nimang Sarah yang masih tertidur.

Toby berusaha mengerti dengan pikirannya masih dipenuhi oleh rasa kantuk, "oh, baiklah," namun ia tidak melanjutkan tidurnya karena pikirannya dipenuhi rasa penasaran akan keributan ini.

Jarum speedometer menunjukan angka kecepatan 50 Km/H. Sedangkan klakson mobil steve tak kunjung berhenti dibarengi cahaya lampu depan mobil itu yang di hidup-mati kan.

Josh tampak sangsi, "sial, kita harus berhenti sekarang, Ken. Biar aku cek mesinnya."

Tak perlu disuruh pun, mobil itu sudah melambat hingga akhirnya hampir berhenti. Tiba-tiba, pick up yang dikendarai kelompok Steve menyalip mobil mereka dan menghadang tepat di depan mobil mereka.

"Ya, Steve, kami sudah berhenti." gumam Kenny sambil memandang gusar ke arah speedometer mobil yang sudah tertunduk ke angka 0 Km/H. Mobil mereka sudah berhenti sebelum keluar dari terowongan gelap itu.

"Michelle, aku dan Josh akan keluar sebentar mengecek mobil kita, kau di mobil jaga Sarah dan Toby, okay? Kunci pintunya selagi aku keluar."

"Ya," jawab Michelle, "dan bawalah senter di laci dashboard. Diluar gelap sekali."

Kenny dan Josh keluar dari mobil. Suasana terowongan itu sangat remang-remang. Tak banyak yang dapat mereka lihat. Tak ada lampu penerangan terowongan yang menyala satupun. Pertanda bahwa pembangkit listrik telah tumbang dimana-mana.

Di depan, mereka dapat melihat empat siluet manusia. Steve, Kevin, Minerva, dan Irene, yang sudah turun dari mobil mereka. Kenny, yang tidak mengetahui apa-apa akan alasan Steve tadi mengedim-ngedimkan lampu sambil mengklakson berkali-kali, langsung menghampiri Steve dengan kesal.

"Hei, kenapa kau membunyikan klakson jelekmu itu berkali-kali? Kau justru malah akan mengundang kawanan mutant kesini! paham tidak?!" Kenny mendamprat Steve. Namun Steve hanya bersikap tenang dan memberi penjelasan dengan sabar.

"Hei, aku kan hanya mau memperingati mu. Tadi kau menabrak satu mutant, yang sekarang ini masih bersarang di bawah mobilmu." Jelas Steve dengan tenang.

"Dan kalau kau bertanya-tanya kenapa aku bisa tahu, aku bisa lihat sendiri dari dalam mobilku karena kepala mutant itu melongo ke bagian belakang mobilmu. Jadi aku mau memperingatkanmu dengan membunyikan klakson, mengerti?"

Kenny terdiam, ia paham mengapa mobilnya daritadi melambat.

"Ya, itulah yang membuat mobilmu tadi tiba-tiba melambat," sambung Steve seakan membaca apa yang dipikirkan Kenny, "Kevin, Josh, ayo bantu kami memindahkan mutant itu dari mobil Kenny."

Josh bersusah payah menyinari bagian bawah mobil yang sangat gelap. Selagi Josh dan Kenny melongo-kan kepala mereka ke bagian kolong mobil. Sedangkan Kevin menyiapkan sebuah pisau sabit besar untuk membebaskan tubuh mutant itu.

The ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang