Hancur
Tubuhku terhempas ke bawah.
"Pah,maafin Mei,Mei tidak tahu kalau gelas itu gelas kesayangan papa" aku berlutut dan menagis kesakitan di hadapan papa. Pipiku memerah setelah papa menamparku dengan keras. "Kamu tidak tahu seberapa besar perjuangan papa untuk mendapatkan gelas itu. Tapi sekarang kamu hancurkan!" Teriakan papa membuatku takut setengah mati.
"Aku akan ganti gelas papa nanti,aku janji pa. Papa jangan kaya gini,aku takut" tangisanku semakin menjadi-jadi ketika papa menarik tanganku untuk mengurungku kembali di kamar "kamu sebaiknya tidak keluar dari kamar!" papa membantingkan pintu dan keluar dari kamarku.Aku menjerit,meronta,
menagis,namun akhirnya aku terdiam di sudut kamar,merenungkan setiap perkataan-perkataan yang keluar dari mulut papa dan mamaku."Apa benar aku ini hanya menyusahkan saja?apa aku juga tidak berguna?" Batinku.
"Tok.. tok.. tok.." terdengar suara ketukan yang mengetuk pintu kamarku. "Siapa?" kataku.
"Aku kakakmu Mei, Dean" suara kakak terdengar sangat hati-hati karena takut dengan papa. "Iya kak,ada apa?sebaiknya kakak pergi sebelum papa datang" sambil ku usap air mataku. "Papa sudah keterlaluan! Kau harus di perlakukan dengan adil,tidak seperti ini! Dengan kondisi kamu yang sakit,mama dan papa tetap saja memarahi dan memukulmu! Kau diam saja di sana,jangan berisik,biar kakak yang bicara dengan mama dan papa".
Aku tak bisa menghalangi niat kakakku ini. Aku hanya bisa diam,menunggu kabar dari kakak.********
"Mah,pah. Adean mau bicara" ujar ku dengan wajah kesal.
"Kau ini kenapa yan?kau terlihat kesal melihat kami" ujar mama ku yang sedang asyik membersikan kuku.
Papa yang terlihat lebih santai dari mama kini berubah menjadi lebih sensitif "kamu ini kenapa?apa kamu mau sama seperti adikmu itu?!"."Aku hanya mau, adikku Mei di perlakukan adil sebagaimana mama dan papa memperlakukan aku dan ica! Apa mama tidak kasihan terhadapnya? Dia sedang melawan penyakitnya mah,pah! Jangan kasar sama dia. Beri dia semangat untuk hidup yang lebih baik supaya dia lekas sembuh dari penyakitnya itu!
Dia anakmu,bukan pembantu apalagi musuh!" Geramku sambil menitihkan air mata. Tiba-tiba,tangan besar papa mendarat di pipi kanan ku dengan keras "Plak! Kamu jangan ngajarin mama papamu! Pergi kamu dari sini" ujar papa sembari mendorong ku.
"Baik, jika itu mau papa dan mama, aku turuti! Ingat,jangan menyesal jika ada hal yang terjadi denganku!" Aku bergegas untuk meniggalkan rumah ini. Tatapan papa kini terlihat menyesal telah berbuat seperti itu terhadapku.*********
Aku samar-samar mendengar pertikaian antara papa dan kakak. Entah apa yang terjadi sekarang ini aku tidak tahu.
Terdengar kembali suara kakak di balik pintu kamarku "Mei,kakak pergi dari rumah ini,kamu jaga diri baik-baik yah,kakak sayang kamu".
Itu kata-kata terakhir yang ku dengar dari kakak. Tangisanku kembali pecah setelah kepergian kakak dari rumah.
Aku berteriak dan menagis,menyesali keadaan.
"Ini semua gara-gara aku! Aku hanya anak pembawa sial! Aku benci diriku! Papa jahat! Aku benci kalian!"Hancur hatiku,melihat keadaan keluargaku. Sekarang,tidak ada satupun orang yang dapat melindungiku lagi. Kak dean,riyan,mereka akan pergi meninggalkan ku. Sama halnya dengamu.Hujan,mengapa kau tidak datang kembali?apa kau juga membenciku?sudah berapa kali aku menunggumu. Aku ingin menceritakan seluruh isi hatiku ini.
Aku ingin bebas sepertimu.Mohon maaf,bagian ke lima nya baru muncul. Gak tau kenapa dah,padahal udah di terbitin tapi gak bisa di baca dan sekarang akhirnya baru bisa di baca. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Hujan
Teen FictionSeorang remaja yang selalu terasingkan oleh keluarga dan teman-temannya. Seorang remaja yang melawan penyakitnya tanpa ada yang peduli. Hanya hujan dan air mata yang selalu menemaninya. Hanya Hujan yang membuatnya tersenyum. Hanya hujan pula yang me...