Destiny (Apa pun yang menjadi takdirmu, akan selalu kembali kepadamu)

1.7K 118 24
                                    


haiiii ^^

ini buat Kak MiracleM3

makasih udah bikinin aku one shoot buat kado ulang tahunku, Kak ^^

maaf kalau ini jelek, ya ^^







Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu...

Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu...

"Kalau aja waktu bisa diulang lagi...."

Helaan napas dan gumaman tidak jelas yang keluar dari mulut Mira membuat sahabatnya, Andini, meliriknya geli. Cewek berambut panjang itu menopang dagunya dengan kedua tangan sambil mendesah panjang. Tatapannya menerawang, pun dengan pikirannya yang menjelajah entah ke mana. Sebentar lagi, dia akan memasuki semester enam dan dia masih belum memutuskan akan masuk ke konsentrasi bagian mana.

"Kenapa?" tanya Andini. Cewek berkacamata itu menutup novel yang sedang dibacanya dan ikut menopang dagu. "Masih belum bisa ngelupain dia, Mir?"

Lagi-lagi, Mira mendesah.

"Menurut lo?"

"Not yet." Andini mengaduk minumannya dan melirik ke arah Mira, lagi. "Sebenarnya, kalau lo masih menyimpan semua hal yang menyangkut dia, lo akan kesulitan untuk ngelupain dia, Mir."

"Hal yang menyangkut dia apa, coba? Emangnya lo pikir gue punya hal apa soal dia? Foto? Nothing. Gue palingan cuma punya nomor ponsel, kontak BBM, path, instagram, twitter. Udah, itu aja."

"Ya itu maksud gue!" tandas Andini seraya menjentikkan jari. "Lo hapus semuanya dari ponsel lo, Mir. Percuma aja lo berkoar-koar mau ngelupain dia, tapi lo masih temenan sama dia di path, instagram, juga twitter. Berani taruhan, lo juga pasti sesekali BBM-an sama dia."

"Iya, sih...."

"Lagian, lo harus buka mata, Mir."

Kening Mira mengerut mendengar ucapan Andini barusan. Dia menoleh, menatap Andini yang juga balas menatapnya dengan alis terangkat satu.

"Buka mata gimana maksud lo?"

Ekspresi wajah Andini membuat Mira yakin bahwa sahabatnya itu ingin sekali mengomel bahkan menceburkannya ke kali belakang gedung kampus mereka. Masalahnya, Andini itu suka sekali berbicara dengan bahasa-bahasa yang sulit dipahami. Cewek berambut pendek sepundak dengan model segi layer itu lebih suka menggunakan perumpamaan dan lain sebagainya. Mungkin karena Andini hobi menulis dan membaca novel, jadi cewek itu terlalu sering menggunakan istilah-istilah rumit yang ada di dalam sastra.

"Kalau saatnya tiba, lo juga akan tau. Yang jelas, lo harus buka mata dan menatap sekitar. Jangan terus stuck di satu orang, Mir. Jangan bikin hati lo sendiri sakit. Lo tau? Lo sendiri yang membuat diri lo terluka dengan membangun harapan semu belaka tanpa mau melangkah ke realita yang ada."

Nah, benar, kan? Bahasa seorang Andini itu benar-benar njelimet.

"Mungkin, lo bisa mulai buka mata lo sekarang, Mir."

Suara Andini membuat Mira tersentak dari lamunannya dan menatap sahabatnya. Andini hanya mengangkat bahu tak acuh, kemudian menunjuk ke arah pintu kantin dengan menggunakan dagu. Kening Mira lagi-lagi mengerut dan alisnya terangkat satu. Dia berusaha menerjemahkan maksud kalimat Andini tadi, juga tanda yang digunakan cewek itu beberapa saat yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang