Mistakes

2.7K 47 2
                                    

Part 1: First

"Tiffany! Aku punya kabar bagus untukmu! Dan aku yakin kau akan senang dengan ini!"

"apalagi?" Aku memutar mata, bosan.

"Kau akan tampil di XFactor minggu depan! Bukankah itu menyenangkan?!" gadis berambut pirang itu tersenyum seraya melanjutkan pekerjaannya.

"kau serius Meg?!" aku berseru dengan semangat.

Megan mengangguk.

"oh ya satu lagi" ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.

"hmm?"

"kau menjadi bintang tamu spesial"

"then?"

"Bersama One Direction"

"Kau bercanda" ujarku cemas.

"untuk apa aku bercanda? ada apa dengan mereka?" tanya managerku itu heran.

"you know Meg.." gumamku.

"tahu apa?" ia terlihat bingung.

"kau pura pura lupa. Zayn."

"ohh i got it." Megan menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan pekerjaannya.

"tidak bisakah kau membatalkan kontrak ini? aku mohon" aku memasang tampang memohon.

"obviously no. Maaf tiff, ini mendadak dan kau akan mendapat bayaran yang sangat besar! Kau tadi sudah menyetujuinya bahkan kau terlihat senang kan?" tanya Megan cuek.

"Kau benar benar tidak mengerti aku Megan.." rutukku.

Ia mengalihkan pandangannya dari kertas berisi jadwalku kepada wajahku, "I do. I really do." ia tersenyum tipis.

"No you dont. Please"

Megan beranjak dari kursi nya dan menatap mataku, "Kau dengar aku. Kau seorang artis. Banyak fans mu yang menunggumu disana. Bersikaplah profesional. Jangan biarkan hal hal pribadi merusak karirmu. Jangan bertindak semaumu jika kau ingin sukses. Kau mengerti?"

"but.."

"baiklah sekarang aku harus kembali ke meja kerjaku untuk mengurus jadwalmu. Istirahatlah" ia mengusap punggungku.

Aku berjalan lesu kembali ke kamar tidurku untuk beristirahat sejenak. Mencoba untuk tidur, yang aku yakini tidak akan bisa karena semua bayang bayang itu kembali memenuhi pikiranku. Bayang bayang yang membuatku kesal, marah dan dendam kepada pria brengsek itu.


***




1 minggu kemudian.

"hey Alice, apakah tak ada baju yang lebih longgar? Aku tidak suka memakai baju ketat seperti ini" aku menggerutu kesal pada wanita paruh baya yang sedang menata rambutku.

"Baiklah kau boleh tukar bajumu dengan gaun pink selutut dilemari itu" ia menunjuk sebuah lemari dibelakang ruangan.

"okay wait for me" aku segera berlari kecil menuju lemari tersebut.


Poor me, gaun panjang ini menghalang langkahku dan membuatku tersandung di lantai yang cukup licin.

Hingga sepasang tangan menahan tubuhku.

"be careful" aku menatap mata nya dan aku menemukan sepasang mata biru terang yang menenangkan dan senyumnya yang lebar.

Mistakes (IN EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang