Luna kembali terdiam pada saat verrel menceritakan seorang gadis yang dia sukai. Luna mungkin tau kalau verrel tidak akan pernah menyukainya kecuali sebatas sahabat.
"Lun,pendapat lo gimana"
"Hah? Oh pendapat gue"
"Iya pendapat lo, gue harus gimana gue tembak dia atau gue pdkt dulu"
"Yah kalau lo tembak anak orang entar dia mati rel, bodoh banget sih"
"Lun lo tuh minum obat apa tadi?
" panadol"
"Pantas kepala lo agak miring, salah minum obat"
"Gue ngomong serius tai"
"Gue harus ngapain buat dia"
"Lo pdkt dulu rel baru lo nyatain perasaan lo, emang waktu sama cewek-cewek lo yang dulu gimana"
"Gue langsung tembak lah, secara pasti mereka tuh suka sama gue"
"Pd lo selangit"
"Doain gue lun oke"
"Iya rel"
"Tapi lo nggak cemburu kan"
Sontak itu membuat luna terdiam,kenapa lo tanya gue gitu rel, yah tentu aja sakit. Luna kembali menatap mata verrel yang penuh tawa saat melihat ekspresinya tadi.
"Enggak lah, lo terlalu pd"
"Lagian pake mikir lagi"
"Gue gak mikir cuma lagi menghayal aja"
"Hanyalin siapa gebetan lo kapan tembaknya"
Gebetan gue tuh lo rel, gue pengen nya tuh lo sadar gue butuh lo pada saat keadaan gue kaya gini. Gue butuh seseorang yang bisa semangatin hidup gue yang gak tau kapan berakhir.
"Udah aah, malas gue dengar omongan lo, gue ke WC dulu"
"Ikut"
"Gue begal lo"
"Hahaha, merah tuh pipinya"
Tanpa disadari pipi luna memerah dan dia sangat malu jika verrel melihatnya.
**
Kini luna termenung lagi di cermin kamar mandi sekolahnya, dia memperhatikan raut wajahnya dia tidak bisa membayangkan akan bagimana nanti wajahnya apakah akan terlihat pucat dan kurus tanpa memiliki rambut? Entah yang jelas dia harus menyembunyikaan nya secepat mungkin sama verrel, dia tidak ingin verrel menghawatirkan nya lagi toh sekarang verrel kayanya telah menyukai gadis lain dan mungkin dia akan menjadi gadis yang menemani hari-hari verrel setelah dia tidak ada. Dia juga berfikir mungkin verrel tidak mau lagi berteman dengan dia jika semua berubah dari mulai wajah hingga rambutnya nanti.
"Eh,maaf gue gak sengaja" luna menabrak seorang gadis, sepertinya dia siswa baru yang di ceritakan oleh 3 monyet tersebut.
"Iya gak apa-apa kok" jawab gadis tersebut sambil tersenyum
"Maaf ya" luna kembali meminta maaf
"Iya" tapi dia hanya tersenyum dan masuk kedalam Wc.
Entah dia sadari ada sepasang mata yang memperhatikannya, dan tidaklah lain ada verrel dia memperhatian luna dan gadis itu berbicara. Akhirnya luna mendekati verrel yang berdiri di sampin tembok.
"Lo nggapain disini? Oh gue tau lo mau ngintip cewek boker, nggaku lo dasar mesum" luna langsung memekul-mukul verrel dengan tanggannya.
"Engak gue tadi ngeliat dia, eh taunya lo lagi bicara sama dia" maksudnya dia itu siapa gadis yang dia suka itu adalah gadis yang tadi? Sontak tanggan luna berhenti memukul verrel dia merasa bahwa verrel benar-benar menyukai gadis tersebut.
"Oh, yang itu"
"Iya, tadi gue liat dia, terus gue ikutin eh ternyata dia masuk wc"
Luna kini menatap kamar mandi tersebut, sekarang dadanya terasa sesak hingga dia tidak bisa bernapas lagi. Luna selalu mengharapkan cinta dari verrel tapi verrel hanya menganggapnya sebagi sahabat nya. Dia tau itu.
"Gue masuk kelas dulu ya"
"Lun, tungguin gue kali"
Kini verrel merangkul luna dengan santai, sementara luna hanya diam.
**
Kali ini kalimatnya diubah, mungkin yang dulu agak membinggungkan.
Semoga suka ya karekter luna dan verrel nya.
Mohon di baca dan di vote ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
something
Ficção AdolescenteGue tau,gue gak pantas punya perasaan ini kepada sahabat gue. Gue gak nyesek liat lo dengan cewek lain. tapi kok pas lo dengan dia gue kaya gak mampu ngeliat nya. Gue tau perasaan ini salah buat lo tapi gue pengen bilang kalau gue suka sama lo. semo...