01. First day

12 3 0
                                    

HIDUPKU Part 01

________________

ALFI POV

Cahaya matahari pagi mulai memasuki celah-celah jendela kamarku. Banyak suara burung-burung berkicauan seperti bernyanyi merdu. Untuk hari weekend sekarang aku lebih memilih di rumah. Aku mendiami rumah mewah ini hanya ditemani beberapa pembantu dan penjaga rumahku. Kalau orang tuaku masih ada sampai sekarang. Hanya saja mereka menetap di New York sejak 1 tahun yg lalu karena tuntutan pekerjaan. Mereka sempat menawarkanku untuk ikut menetap di sana, namun aku menolak karena alasan yg penting bagiku. Ingin tetap bersekolah di Surabaya ini. Aku terlahir dikeluarga konglomerat. Ayahku mempunyai banyak perusahaan dibeberapa negara. Namun itu tidak membuatku sombong, bahkan berfoya-foya saja aku jarang sekali. Bagiku kekayaan tersebut adalah hak mereka karena mereka yg menghasilkannya. Gayaku memang seperti anak sosialita, namun otakku tak pernah lepas dari semua pelajaran yg aku tekuni. Setiap hari aku selalu berkutat dengan buku dan pulpen diperpustakaan sekolah. Nerd? Cupu? Tidak.

Aku mempunyai seorang Abang yg bernama Reynai Harold. Ia sekarang sedang berkuliah di New York dengan jurusan bisnis. Mungkin itu juga salah satu alasan mengapa kedua orang tuaku memilih untuk menetap disana?

Aku menyibakkan selimut yg sedari tadi menutupi tubuhku diatas kasur. Melangkah perlahan menuju wastafel di kamarku. Aku menatap pantulan diriku dicermin wastafel tersebut. Cantik. Satu kata yg terlontar dari dalam hatiku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku cepat saat hatiku berkata seperti itu. Masih banyak orang diluar sana yg lebih cantik dariku.

Aku melangkah menuju pintu kamarku, menarik knopnya dan pergi keluar dari kamarku.

"Pagi non .." sapa Bi Inem saat aku sudah berada di meja makan.

"Pagi Bi .." jawabku lalu memakan satu helai roti coklat yg sedari tadi diatas piring.

"Nggk jalan-jalan non buat weekend kali ini? Temen-temen non tadi pada kesini mau ngajakin non jalan. Non-nya masih tidur tadi, yaudh Bibi jawab aja kalo non belom bangun" ucap Bi Inem memberitahuku tentang kedatangan kedua sahabatku itu.

"Nggk ah Bi, weekend kali ini aku dirumah aja. Trus mereka masih disini Bi?" Tanyaku sambil mengunyah roti yg sempat kulahap.

"Nggk non. Mereka udah pergi" jawab Bi Inem sambil mengelap piring yg sudah selesai dicucinya.

"Oh .." aku hanya mengangguk kecil sambil menyebutkan ucapan itu.

Tak berapa lama satu gelas milkshake sudah berada dihadapanku sekarang. Aku meraihnya lalu meneguk isi gelas tersebut. Setelah selesai sarapan aku menaiki kamarku kembali, berjalan memuju balkon kamarku.
Dibalkon kamarku terdapat sebuah taman dibawahnya karena kamarku terletak dilantai dua. Aku menatap ke langit dengan ditemani hembusan angin pagi yg menerpa kulit. Jika seperti ini aku ingin sendiri. Satu hal yg selalu aku pikirkan jika dalam keadaan hening seperti ini. Nerd. Kadang aku suka menjadi gadis Nerd di sekolah. Bisa berjalan bebas tanpa memperdulikan banyak pasang mata yg menatapku jijik. Aku tidak pernah menggangu hidup mereka, aku hanya mengurus hidupku sendiri selama ini. Kalau menjadi anak famous, sepertinya aku tidak menginginkan itu. Menjadi anak yg terkenal disekolah tidak nyaman bagiku. Selalu ditatapi semua murid dengan pandangan mengagumkan, selal ada coklat dan boneka dilaci meja, selalu dikejar-kejar banyak lelaki/perempuan karena sangat disukai. Sampai sekarang aku masih menetapkan bahwa menjadi gados nerd ini, MENYENANGKAN.

Ting!

Notif pesan WA di handphoneku berbunyi. Aku merogoh saku ku untuk mencari handphone, lalu membuka kuncinya untuk membaca pesan tersebut.

Elyza:
Hai Fi. Untuk weekend kali ini kamu kemana?

Elyza:
Heyyy Alfi .. Kamu belum bangun yak?

Elyza:
Au ah. Jika aku tidak membalas pesanmu saja kau pasti akan marah besar. Kalau sekarang harus aku yg marah!

Aku terkekeh kecil saat membaca isi pesan dari saudaraku itu. Jari-jariku mulai terarah untuk mengetik balasannya.

To Elyza:
Hai za. Untuk weekend kali ini aku dirumah saja, tidak kemana-mana. Maafkan aku karena baru membalas isi pesanmu. Jangan ngambek yaa cantik ..

Aku kembali terkekeh saat aku membaca isi balasanku itu. Biasanya ia akan luluh dengan pujianku. Tak berapa lama kurasakan kembali getara di handponeku.

Elyza:
Au ah. Pasti kau akan berkutat dengan buku dan pulpen untuk hari ini.

To Elyza:
Itu memang sudah kebiasaanku.

Elyza:
Apakah kau tidak bosan menjadi gadis nerd di sekolah itu? Sudah kukatakan pindah saja ke Jakarta, satu sekolah denganku dan manjadi seorang gadis famous. Bukan nerd!

To Elyza:
Aku lebih suka dengan keadaanku sekarang. Menjadi seorang gadis nerd!

Elyza:
Apa-apaan kau ini. Memangnya apa yg menurutmu special di Surabaya itu sehingga saudaraku tidak ingin pulang. Ingat Alfi tempat kelahiranmu adalah Jakarta, bukan Surabaya.

To Elyza:
Tenang saja, aku berjanji 4 bulan lagi akan kembali kesana.

Elyza:
Selamanya?

To Elyza:
Ya. Jika aku lulus SD, maka aku akan pindah kesana.

Elyza:
Aaa, itu baru saudaraku ..

Aku menghembuskan nafas berat saat keputusan sudah kuambil tanpa pemikiran terlebih dahulu. Apakah aku yakin dengan keputusanku sekarang? 4 bulan lagi adalah waktu yg cukup singkat, terlebih lagi sudah mendekati kelulusan sekarang. Aku menduduki bangku kelas 6 SD sekarang, bukan SMP. Dan aku rasa cerita untuk hari ini harus berakhir singkat.

_______________
Note: Alhamdulillah bisa diketik ulang walaupun banyak banget perubahannya. Alfi itu gadis nerd ya disini, bukan populer lagi. Nggk seru ah kalo anak populer, udah banyak yg kayak gitu. Huhu, sedih banget kalo cerbung ini awalnya kedelete, jadi harus ngetik ulang. Huh, ulang dari awal lagi kan. Ini tangan emang bisa gerak sendiri tanpa arah *apesih #kiding.
Typho? Maaf ..
Maaf kalu part ini mengecewakan:( Berikan vote dan comment nya guys!
Bye readers!

-Siti Rahmawati-

03 Januari 2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang