Revered Back - FADE

407 31 6
                                    

Cerpen ini spesial aku buat untuk ikut Give awaynya Kak Inggrid Sonya plus bentuk kekagumanku atas cerita Revered Back karya kakak^^

----

Ranjana Putri Gantari gadis yang akrab disapa Jana itu mencoba membunuh kejenuhan yang sedang ia rasakan dengan menscroll down layar i-Phonenya berkali-kali.

Berada di bawah tangga Laboratorium Bahasa sejak beberapa menit yang lalu tanpa sepatah kata. Konyol memang, menunggu seseorang yang sedang bermain game online di sini. Tapi mau bagaimana lagi?

Cakrawala Dewangga Prawara atau yang lebih sering disapa Cakra itu sudah sejak 30 menit lalu berada di sini. Pemuda maniak game online itu sudah mengkudeta tempat ini (bawah tangga Laboratorium Bahasa) sebagai tempat menyendiri sembari bermain game online. 

"Ngapain sih nungguin gue?Eh nungguin juga gak kenapa, tapi sampe upin-ipin gondrong ya, Jan." Kata Cakra dengan unsur bergurau plus cengiran nenek lampirnya namun  langsung tertancap pas di hati Jana.

"Tai ayam!" Gadis di depannya sontak berteriak tidak terima. Pemuda dengan earphone di telinganya itu selalu saja membuat Jana ingin memutilasinya.

Dengan pikir pendek, Jana langsung menyimpulkan bahwa Cakra sama sekali tidak berharap untuk di tunggu. Jana sudah mencoba mencerna kalimat tadi berkali-kali. Namun sama saja, kesimpulan yang ia dapat adalah Cakra tidak berharap untuk ditunggu.

"Eh?" Kata Cakra tiba-tiba setelah melihat cewek di depannya meneteskan bulir-bulir air mata cukup banyak.

"Lo ngapain sih, Jan? Aelah dasar ni anak curut aneh banget, cengeng lagi." Secepat kilat, Cakra meroggoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna biru lalu diusapnya kelopak mata Jana.

Bangke ah, ni anak bikin baper mulu. Maunya apa, sih? Batin Ranjana.

"Pelan-pelan dong, aelah. Tuh sapu tangan kok bau amis sih?" Tanya gadis bersweater hijau tosca itu dengan suara serak sehabis nangis dan mata sembabnya.

"Kemarin gue lap ingus di sini belum gue cuci. Hehehe maaf dah."

"Kampreeettt! Udah ah gue mau ke kelas dulu!" Belum sempat Jana mewujudkan niatnya untuk kabur, Cakra langsung mencekal pergelangan tangan kiri Jana.

"Eh gue mau tanya deh sama lo. Kenapa tiba-tiba lo nangis? Dan kenapa juga lo masih berani nunjukin pipi merona lo itu disaat lo lagi nangis?" Tanya Cakra penasaran dengan kelakuan gadis yang ia anggap aneh itu.

"Gue barusan sadar sesuatu aja, makanya gue nangis. Dan gimana pipi gue gak merona, lo dengan lancangnya ngusap mata gue pake sapu tangan sialan itu."

"Ya maaf, sadar apaan?"

"Sadar kalo gue gak seharusnya nunggu orang yang bahkan gak pengen gue tunggu,"

"Tunggu, maksud lo orang itu gue?"

"Makanya kalo orang ngomong jangan dipotong, kampret!"

"Hehehe, iya terusin dah yang tadi."

"Dan waktu gue sadar kalo dia gak pernah minta untuk gue tunggu, seakan haparan gue itu pudar atau bahkan sekarang udah hilang."

Cakra hanya termangu sambil mengamati Jana yang berlari semakin jauh dari tempatnya berdiri.

*

Hari-hari berikutnya tidak ada lagi sosok gadis yang setia menunggunya bermain game online di bawah tangga Laboratorium Bahasa.

Revered Back - FADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang