Meet Stranger

130 15 4
                                    


"Hai justin!" Seseorang menepuk pundak justin. Aku mendongak untuk melihat jelas siapa dia. Errrghh dia lagi. Sinenek sihir.

"Oh! Hai sel" justin bangkit berdiri untuk memberikan cipika cipiki kepada selena. Aku hanya duduk dan memberikan senyuman kepadanya, senyuman palsu. Ia hanya menatapku sinis tanpa membalas senyuman dariku dan tiga detik kemudian ia berpaling kepada justin. Memang dasar nenek sihir. Andai saja dia bukan seniorku pasti aku tidak akan bersikap sopan padanya.

Biar kuberitahu, selena merupakan seniorku di kampus. Ia berteman cukup akrab dengan justin, beberapa orang dikampus mengira bahwa mereka berpacaran. Justin seperti selalu terlihat senang berada didekat selena. Tetapi dapat kupastikan ada satu hal yang membuat Justin tidak segera mendekati selena. Selena adalah tipe orang yang suka berganti-ganti pacar. Pernah ia memacari 3 pria dalam waktu 4 bulan. Ia tipe flirty girl. Ia gampang mendapatkan lelaki manapun karena memang ia sangat populer dikampus.

"What are you doing here, babe?" Selena membuka percakapan diantara mereka. What? Babe?

"Aku hanya makan siang bersama Jazzy disini"

"Ah ya aku tau. Anyway, kamu nggak ada jadwal kuliah siang ini?" Selena bertanya kepada justin dengan suaranya yang imut itu. Imut yang dibuat buat olehnya sendiri.

"Enggak. Uhm yea sebenarnya ada tapi aku membolos" kata justin sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Ohh hahaha thats my baby!" selena menyenggol lengan justin dengan centil. Ia terkekeh dan justin ikut bergabung dengannya. "Oh bolehkah aku bergabung" tanya Selena.

Justin hanya menatapku dengan tatapan bertanya sedangkan aku hanya menatap ke arah pintu dibelakang selena, yang mana aku sudah tahu bahwa justin akan menunggu jawaban dariku. Ternyata tidak.

"Oh ya tentu. Silahkan princess" kata justin seraya ia menarik kursi untuk Selena.

"Ah manis sekali" kata selena mengelus punggung tangan justin. Ia hanya memberikan senyuman terhadap selena dan kembali duduk di kursinya.

"Kau mau memesan apa? Biar aku panggilkan" justin memanggil pelayan tersebut dan pelayan itu berjalan kearah kami. Selena melohat daftar menu dan memberikan pesanannya kepada pelayan. Kemudian pelayan itu pergi meninggalkan kami bertiga.

"Bagaimana dengan kabarmu? Aku tak melihatmu selama 2 hari" tanya justin kepada selena.

"Aku baik baik saja. Hanya mengerjakan beberapa tugas kuliah yang menumpuk. Itu sangat menghambatku dalam beraktivitas. Dan coba tebak, aku mendapatkan tugas dari Mr. Tom! Dan kau tahu dia adalah guru menyebalkan di seluruh jagad raya!"

"Ya aku tahu! Aku juga pernah mendapatkan tugas darinya. Ia sangat sangatlah-"

Justin mendengarkan cerita selena dengan penuh antusias. Hingga aku merasa tidak dianggap oleh kedua manusia dihadapanku ini. Sekali berhadapan dengan selena, sudah kupastikan justin akan memperhatikannya dengan sangat antusias dan akan melupakanku. Aku memikirkan seribu cara agar aku dapat keluar dari restaurant ini. Secepatnya. Aku tidak peduli bahwa aku belum menyantap makanan yang sudah kupesan, karena memang makanan tersebut belum datang dan aku ingin segera keluar dari tempat ini. Ia bahkan mungkin lupa jika aku juga sudah memesan pizza beserta minumanku.

"Umh justin, aku ada urusan sebentar dengan temanku Ancel. Ia memintaku untuk menemaninya pergi berbelanja" aku menyela percakapan yang terjadi diantara mereka.

"Ya, silahkan" kata justin dengan memasang senyuman dibibirnya. Sudah kuduga. Segampang itulah ia akan merelakanku pergi dari hadapannya. Hanya jika ada selena.

Aku segera menarik tasku dan berdiri. Seseorang memegang pergelangan tangaku. Sedetik itu juga pun aku tahu siapa ia. Justin. "Take care of yourself"

"Yeah, i will" balasku memberi senyuman terhadap justin. Sebelum pergi, aku menyempatkan diri untuk melihat kearah selena. Ia memberikanku tatapan sinis dan tatapan enyahlah.

Aku dengan cepat meninggalkan restaurant tersebut. Melangkah secepat cepatnya hingga mendorong orang orang yang berjalan didepanku. Mereka sempat meneriakiku. Aku tidak peduli. Aku merasa terbakar jika melihat Justin dengan Selena. Seperti ada lobang dan api yang menyala nyala didalam dadaku. Mataku sudah panas dan tak sabar ingin mengeluarkan airmata. Sebut saja aku jealous. But im just his friend. Aku hanyalah sebatas teman. Hanya teman. Mempercepat langkah kakiku dan tidak sengaja aku menubruk seseorang hingga jatuh. Aku ikut jatuh bersamanya. Mengumpulkan kertas bertebaran yang jatuh dan kurasa ini adalah miliknya.

"Maaf. Maafkan aku"

"Ya tidak apa-apa"

"Sekali lagi aku minta maaf. Aku tidak melihatmu" aku berdiri dan memberikan kertasku kepadanya. Mendongak untuk melihat siapa orang ini. Dia laki-laki.

"Tidak apa apa. Mungkin salahku karena aku bermain ponsel dijalan" katanya sambil mengeluarkan cengiran dari mulutnya. Astaga ia sangat manis. Ditambah lesung pipi yang menghiasi wajahnya.

"Tidak tidak. Ini salahku" sahutku

"Yaudah salah kita berdua. Bagaimana?" Ia tertawa dan lagi lagi menunjukan lesung pipinya. Aku ikut tertawa bersamanya. Ia terlihat tampan dengan matanya yang berwarna hijau emerald. Rambutnya ikal keriting dan itu sangat menggemaskan. Tapi tidak lebih tampan dibandingkan dengan justin. Ah mengingatnya membuat dadaku kembali sesak.

"Terima kasih sudah membantuku mem-" katanya dan aku langsung memotong perkataanya karena aku harus benar benar menenangkan diriku.

"Ah ya sama sama. Maaf aku harus segera pergi. Sampai jumpaaa!" memberikan senyuman terbaikku kepadanya dan aku segera berlari dengan cepat. Meninggalkan pria manis itu.


♤♤♤♤♤♤♤♤

Maaf ya lama banget updatenya hehe. Aku habis ada kegiatan sekolah dan ngga ada signal disana. Maaf lagi agak aneh mungkin ceritanya soalnya aku baruuuuu bangeeet nulis fanfiction. Biasanya cuma imagine doang dikelas dirumah dikamar mandi dikasur HAHA. Imagines everywhere😊

Dont forget to leave your vote and comments! Thank you xx

You'll Make It | J.b ✖ H.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang