Perahu Kayu

66 4 0
                                    

Aku si wanita gila. Begitulah orang berkata. Karna aku tak percaya akan kenyataan. Tak percaya dengan takdir Tuhan. Aku, Marsya 22 tahun. Aku terus mengarungi samudera mencari cinta sejati ku. Kalian pasti heran kenapa aku mencarinya di samudera?

Yups..kini akan ku jelaskan detailnya.

Dua minggu setelah hari pernikahan ku dengan seorang pria tampan bertubuh tingggi kekar. Fadly namanya. Ia adalah cinta sejati ku yang diturunkan Tuhan untuk ku.

Kenapa tidak?
Suamiku pria yang sangat baik. Ia selalu bisa memahami aku. Aku sangat mencintai dan menyayanginya. Ia pun sangat menyayangi dan mencintai ku.

Hehehe jadi malu sama kalian.

Balik lagi ke topik. Setelah dua minggu menikah. Fadly mengajak ku bulan madu. Suami ku sangat romantis.

Aku berpikir dia akan mengajak ku bulan madu dimana ya?

Ia mengajak ku berbulan madu di pantai. Kami menginap disebuah hotel yang besar dekat pesisir pantai. Suasana disana sangat nyaman dan damai. Ya pasti kan ada cinta sejati ku yang selalu menemani sisa hidup ku.

Waktu senja tlah tiba. Fadly mengajak ku berjalan jalan dibibir pantai. Kedua kaki kami dibelai lembut oleh ombak yang menyapa.

Kalian tau dia mengatakan apa?

Katanya suami ku ingin menikmati sunset bersama ku, istrinya.

Oh Tuhan..

jantung ini berdebar kencang senang tak terkira. Bagaikan melayang layang di angkasa.

Lebai sekali aku ini!!!

Karna banyak yang mengatakan waktu senja adalah waktu yang sangat romantis.

Bagaimana?

Romantis sekali kan?

"Marsya,.kamu suka suasana disini?" Kata Fadly dengan pandangannya yang menatap ke hamparan laut luas.
"Aku sangat menyukainya Fad, aku bahagia sekali." Aku memandangnya tersenyum.

Tiba-tiba suami ku menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya hingga kami saling bertatapan. Ia menangkup kedua pipi ku dengan kedua telapak tangannya yang besar.

"Kamu adalah wanita ku, cinta sejati ku, aku mencintaimu sayang."
"Aku juga mencintaimu suami ku, makasih ya."

Fadly mencium keningku dengan lembut tapi hanya dua detik. Suami ku menggandeng tangan ku kembali dengan penuh cinta. Kami melanjutkan langkah kami yang tadi terhenti. Dan kami melihat perahu kayu yang kecil yang hanya cukup untuk dua orang. Fadly mengajak ku naik ke perahu kayu itu.

Apa bisa dia berlayar?

Apa kuat dia mendayung?

Hehehe itu pasti karna badannya kan cukup besar. Kalau urusan mendayung ya pasti sepele.

Ia mendayung seperti layaknya nahkoda kapal yang gagah.

Haduuhh...aku sangat bahagia sekali..!!!!

Fadly membawa ku berlayar sampai ke tengah samudera melihat sunset lebih dekat.

"Fadly.."
"Hhmm?"
"Makasih ya, kamu udah buat aku sebahagia ini sekarang."
"Itu sudah tugas ku sebagai suami mu sayang."
"Aku mencintai mu."
"Aku juga mencintai mu."

Fadly menatap ku dengan penuh arti. Dan senyuman manis itu terpancar diwajah tampannya. Aku pun membalas senyuman itu.

Perahu KayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang