Orange Lovers
"Chim, aku ingin lagi..." Rengek Jesoo tiba tiba pada suaminya, Park Jimin.
"Apa lagi?" Tanya Jimin.
"Jeruk." Jawab Jesoo sambi memasang wajah melas nya itu.
"Lagi?" Jimin tersentak mendengar jawaban Jesoo. Sang pemilik nama hanya mengangguk.
"Kau tau, hari ini kau sudah menghabiskan 15 buah jeruk, yeobo." Jimin berusaha membujuk agar Jesoo tidak lagi memakan buah jeruk lagi. Pasalnya, sudah tiga kali hari ini Jimin kembali ke super market untuk membelikan istrinya itu buah jeruk.
"Ini keinginan anakmu, Chim! Bukan keinginanku." Sergah Jesoo. Memang benar, Jesoo sekarang sedang mengandung anak pertama mereka. Usia kandungannya sudah enam bulan.
"Tapi aku sangat lelah, yeobo. Aku sudah berkali kali kembali ke super market itu. Mungkin penjaga kasir sudah hafal denganku." Jimin tidak mau kalah.
"Kau mau anakmu ini nanti ileran?" Jesoo mulai mengeluarkan jurusnya. Jurus yang selalu sama yang digunakan Jesoo.
"Baiklah baiklah. Aku akan membelikanmu." Karena Jimin tidak mau jika anaknya lahir nanti ileran, mau tidak mau ia harus membelikan jeruk itu. Keras kepala tetapi memiliki hati yang lembut. Itulah Par Jimin.
Jesoo tersenyum lebar ketika melihat Jimin yang beranjak dari duduknya. Sebelum ia pergi, ia mendudukkan dirinya menyamakan posisinya dengan perut Jesoo. Tepat nya dimana calon bayi mereka sekarang berada.
"Ini demi kau, sayang." Ujar Jimin pada perut Jesoo yang membuncit itu. Lalu Jimin mencium perut Jesoo. Berharap bahwa sang bayi dapat merasakan kasih sayang yang ia berikan. Jesoo tersenyum akan hal itu.
"Aku berangkat dulu, yeobo." Ujar Jimin sambil mengecup singkat bibir Jesoo lalu beranjak pergi membeli buah jeruk yang diidam idamkan oleh kedua orang tersayangnya itu."Aku pulang!!!" Seru Jimin ketika memasuki rumah nya.
"Mana jeruk nya?" Tanya Jesoo to the point.
"Aigoo... Aku baru pulang dan kau langsung menanyakan jeruk? Bahkan kau tidak mengkhawatirkanku. Padahal diluar sedang hujan." Jimin mempout kan bibirnya. Membuat Jesoo gemas akan hal itu.
"Baiklah. Bagaimana keadaanmu, yeobo? Kau baik baik saja, kan? Sekarang berikan jeruknya padaku." Jesoo memanjakan nadanya. Ia berusaha mengambil kantong plastik yang ada di tangan Jimin. Yang ia yakini berisi buah jeruk yang dari tadi ia tunggu tunggu. Tapi, dengan cepat Jimin memindahkan tangannya dibelakang. Menghindarkan kantong plastik tadi dari Jesoo.
"Kisseu." Jimin memonyongkan bibirnya. Meminta ciuman dari istrinya. Dengan sigap Jesoo mencium bibir Jimin.
Chup~
Sangat singkat. Jesoo langsung merebut kantong plastik tadi dari Jimin.
"Kau curang." Jimin sedikit kesal. Jesoo malah hanya tersenyum konyol. Melihat hal itu rasanya ia tidak betah berlama lama marah dengan Jesoo.Keesokan harinya ~
"Chim, jangan lupa pesananku ketika kau pulangkerja nanti, ne." Jesoo mengirim pesan singkat pada Jimin. Ia mengingatkan akan pesanannya sebelum berangkat kerja tadi pagi. Kalian pasti tau apa itu, kan? Benar. Buah jeruk.
"Baiklah." Balas pesan singkat dari Jimin. Jimin nampak berpikir pikir hal apa yang akan membuat Jesoo tidak terus menerus memakan buah jerus yang sekarang mahal ini. Hal yang murah tetapi bisa berguna.
"Itu ide yang bagus." Ujar Jimin entah apa yang ada dipikirannya sekarang."Yeobo... Aku pulang." Seru Jimin penuh semangat. Jesoo langsung bergegas menuju Jimin.
"Mana pesananku?" Jesoo mengadahkan tangannya.
"Kau tidak lupa kan?" Jesoo.
"Tentu tidak." Jimin tersenyum lebar.
"Lalu, mana?" Tanya Jesoo masih mencari pesanannya itu.
"Oh, tunggu. Apakah diluar sedang turun salju?" Tanya Jesoo heran.
"Tidak." Jawab Jimin.
"Lalu, kenapa kau menggunakan topi beanie?" Tanya Jesoo keherahan.
"Ini adalah jerukmu." Jawab Jimin enteng.
"Jangan bercanda. Apakah kau demam?" Jesoo mencoba memeriksa suhu tubuh Jimin.
"Tentu saja tidak. Park Jimin adalah manusia yang kuat." Jimin percaya diri.
"Lalu, kenapa kau menggunakan topi beanie?" Jesoo terus bertanya.
"Bukalah." Perintah Jimin. Dengan perlahan Jesoo membukanya. Takut sesuatu yang tidak diinginkannya keluar dari balik topi beanie itu.
"Omo!" Pekik Jesoo ketika selesai melepas topi milik Jimin. Sedangkan Jimin terus memainkan rambut nya. Memperlihatkan wahah byuntae-menurut Jesoo- nya itu.
"Bagaimana?" Jimin terus memainkan rambutnya.
"Apa yang kau lakukan dengan rambutmu?" Jesoo keheranan ketika melihat rambut Jimin yang sekarang berubah menjadi berwarna jingga bak jeruk itu.
"Akhir akhir ini kau suka sekali dengan jeruk. Kau terus meminta buah jeruk tanpa mempedulikan aku yang lelah, aku yang kedinginan diluar sana. Sebenarnya aku sedikit cemburu dengan jeruk itu." Jimin berterus terang.
"Jadi, aku mengecat rambutku dengan warna jingga agar terlihar seperti jeruk." Jimin meneruskan perkataannya. Jesoo masih menatap rambut Jimin yang sekarang berwarna Jinggi itu.
"Aigoo... Rasanya aku ingin memakan itu, Chim." Jesoo mulai memainkan jari jari nya di helaian rambut Jimin. Membuat sang pemilik sedikit geli. Tetapi nyaman.
"Akhirnya aku mendapat perhatian lagi darinya." Ujar Jimin dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Lovers
FanfictionTittle : Orang Lovers Genre : Life, Family Author : Musimah Fangirl Happy Reading "Chim, aku ingin lagi..." Rengek Jesoo tiba tiba pada suaminya, Park Jimin. "Apa lagi?" Tanya Jimin. "Jeruk." Jawab Jesoo sambi memasang wajah melas nya itu. "Lagi?" J...