Matahari telah menampakkan sedikit dari sinarnya,tetapi masih saja ada yang terlelap di hari pertamanya masuk sekolah yah.. orang itu ada Thyo Alena Jossy Frandinata
"non alena..,bangun non.."
"ribut banget sih.."kata alena sambil membuka matanya.
"sekarang udh jam berapa?"
"jam 6 lewat non"kata bibi sambil menata alena takut,tetapi alena malah tersenyum senang.
"non?kok malah senyum-senyum gitu?"
"bukan urusan bibi"kata alena ketus,orang yang di sebut bibi itu pun hanya geleng-geleng dibuatnya.waktu sudah menunjukan pukul 07.15 tetapi alena hanya terdiam di depan pagar sekolah yang lumayan tinggi,sebenarnya dia sudah sampai 5 menit lebih awal,tetapi terlihat sekali dari tatapan nya bahwa ia sangat enggan untuk masuk ke dalam sekolah itu.
tiba- tiba saja "duk.." seseorang menabrak alena dari belakang "aduh sorry banget tadi aku gak sengaja,aku ga liat kamu tadi, aku udah terlambat banget nih.." kata seorang wanita yang sedang membetulkan letak kacamatanya.
"hmm.."gumam alena datar.
"nama gw karen" kata wanita itu sambil mengulurkan tangan nya
"gw.."ucapan alena terpotong oleh suara seseorang,sontak karen dan alena langsung melihat ke arah suara itu terdengar.
"bu dilan"kata karen pelan sambil menundukkan kepalanya.
"kenapa kamu hanya berdiri di luar saja?kamu mau bolos?"tanya bu dilan tajam kepada karen.
"engga kok bu saya tadi telat terus nambrak dia tadi"jawab karen cepat sambil menunjuk alena.
"kamu siapa?saya belum pernah liat kamu kayanya" tanya bu dilan pada alena.
"saya alena bu."
"oh.. kamu anak baru itu yah?di hari pertama kamu aja udh telat begini gimana nanti?"kata bu dilan tajam.
karen pun kaget dengan apa yang di ucap kan bu dilan,karen pun sadar kalau dia tak pernah melihat alena sebelumnya,tapi ada sesuatu yang membuat karen familiar dengan wajahnya atau lebih tepatnya....matanya.
"ya sudah.. karen lebih baik kamu langsung masuk ke kelas mu,dan kamu alena ikut dengan saya"ucap Bu Dilan tegas.alena pun mengikuti Bu Dilan dari belakang,sedari tadi alena hanya bisa mengumpat dalam hati,sungguh hari tersial baginya
"kamu masuk ke kelas IPA 1E"kata bu dilan pada alena
"itu di mana yah bu?"tanya alena pelan.
"di lantai 2 ,pojok sebelah tangga"
"terima kasih bu"kata alena sopan.lalu alena pun langsung pergi meninggalkan Bu Dilan di kantor nya.Tak perlu lama-lama untuk mencari kelas IPA 1E,karena hanya dengan menaiki tangga ke lantai 2 alena pun langsung menemukan kelas itu,kelas yang berada tepat di sebelah tangga.
Ia menatap pintu kelas itu dan mendesah pelan"ngapain juga gw kesekolah?"lalu alena membuka pintu kelas itu dan masuk.Sebenarnya dari luar kelas itu terdengar ribut sekali tetapi saat alena masuk kelas itu,kelas itu langsung hening bahkan tak ada suara sedikitpun,hanya ada orang" yang menatap alena bingung.
"lo siapa?" tanya seorang wanita dengan dandanan menornya pada alena.
"alena.."jawab alena datar,anak -anak di kelas itu pun hanya saling berpandangan sambil menyiratkan 'siapa dia?'
"jadi lo anak baru itu yah?,tempat duduk yang kosong di kelas ini cuma ada 1 dan itu di belakang,apa lo keberatan duduk di belakang?"tanya seorang laki-laki pada alena.alena menjawab hanya dengan gelengan lalu alena pun melangkahkan kakinya menuju bangku kosong yang berada di paling belakang kelas ini dan paling pojok pula,tapi saat akan melangkah dia di hadang oleh wanita menor yang tadi bertanya padanya
"ko gw agak familiar sama muka lo yah?mata lo apa lagi!"tanya wanita menor yang bernama tasha.
alena pun hanya menatap tasha datar lalu melanjutkan langkahnya kembali,tapi lagi-lagi tasha menahannya"berani banget lo ngeacuhin gw"kata tasha sebal.
"lagian anak baru aja songong banget" lanjut tasha lagi.
"ada apa ini?tasha kamu mau buat ulah lagi?"Bu Dilan memasuki kelas itu.
"alena kamu sudah mengenalkan diri kamu? tanya bu dilan pada alena.
"sudah"kata alena datar.
"ya sudah lebih baik kalian kerjakan tugas yang telah pa iyan berikan,beliau sedang ada urusan di luar kota"jelas Bu Dilan
"baik bu"ucap semua anak serempak kecuali alena.Bel tanda istirahat tiba pun berbunyi semua anak berebutan ingin keluar dari kelas,kecuali alena,dia hanya menatap datar pada semua anak-anak di kelas itu.
"hai" sapa seorang wanita pada alena,alena hanya menatap nya dingin.
"gw carla"katanya sambil menjulurkan tangan.
"alena"jawab alena datar tanpa membalas uluran tangan Carla,carla pun hanya tersenyum sedih dan menarik pelan-pelan uluran tangan nya.
"nggak ke kantin?"tanya carla sambil tersenyum,alena pun hanya menggeleng untuk menjawab Carla.
"pindahan dari mana?"tanya carla lagi.
"amerika"jawab alena datar.
"waw, ternyata lo dari amrik?"tanya carla kaget.
"Hhmm", Carla pun tak tau lagi ingin melakukan apa,jika dia bertanya terlalu banyak,dia takut alena ilfeel padanya.
"gw mau ke kantin nih,lo mau ikut?"tanya carla,setelah cukup untuk berpikir alena pun mengangguk dan mengikuti Carla dari belakang,saat mereka keluar kelas,mereka malah di tabrak oleh banyak orang yang berlari ke bawah,Carla pun menarik salah satu murid yang sempat menabrak nya, lalu bertanya ada apa.
"kelas IPS 2A sama kelas IPA 2A lagi tanding basket"ucapnya antusias.
"Owh...,makasih yah"
"sama -sama"
"al lo mau nonton gak?"tanya carla pada alena,alena terdiam karena ucapan carla tadi.
"alena?are you okay?"tanya Carla lagi.
"jangan panggil gw al"jawab alena ketus,carla terdiam sesaat lalu mengangguk."jadi lo mau nonton atau enggak?"tanya Carla pelan,dan alena mengangguk.Mereka berdua pun turun ke lantai 1 dan masuk ke dalam lapangan basket indoor,terlihat banyak sekali yang menonton terutama kaum wanita,banyak sekali sorakkan-sorakkan yang hanya menyangkut 2 buah nama 'farel dan devan'.
"alena kita duduk di sana yuk"carla menunjuk 2 bangku kosong ke -2 dari depan,lalu mereka pun duduk di situ dan menonton pertandingan seru itu.
alena akhirnya menonton pertandingan basket itu,tetapi saat alena melihat kelapangan,matanya memancarkan sedih,marah,kesal.dan dia langsung bangkit dari tempat duduknya.
---
Hai gaes!!
Ini gw publish lagi cerita ALENA.
Semoga lebih banyak peminatnya yah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA
Teen Fictionaku tau tak seharusnya aku merasakan rasa ini. aku sadar aku memang tak pantas untuk mu. aku merasa bodoh dengan semua ini. aku hanya bisa menutup perasaanku lebih rapat,agar kau tak tau bagaimana aku sangat mengharapkan mu.