Bagian 9 " Gara-gara Comberan "

80 11 23
                                    

Haloo..

Maaf lama, part ini absurd.. Yang penting update lah ya walaupun telat.

Typo bertebaran

Author pov

"Shil, aku mau keluar bentar ya. Kalo ditanya atasan bilang aja ada yang mau di beli diluar. Cuma sebentar kok." ucap Mitha ketika ia merasa beberapa pekerjaannya sudah selesai.

Karena ia bekerja di bagian keuangan sudah pasti Mitha mendapat kerjaan yang cukup banyak, belum lagi bagian yang harus ia pahami. Tapi itu semua pasti bisa dikerjakaan jika memang sudah ada niat. Awalnya Mitha sempat stress bekerja di kantoran seperti ini. Apalagi di tambah suasana pelototan jama'ah dari haters, itu membuatnya hampir nangis waktu di kamar mandi.

"Iya selo Mith. Lo bawa pisau gih, jaga-jaga kalau haters nyerang." ucap Shila sambil terkekeh.

"Lebay kamu, cuma sebentar aja." ucap Mitna lalu pergi dari hadapannya.

Sebenarnya tidak ada yang ingin Mitha beli di luar sana. Ia hanya ingin mengecek transfer-an dari abang jahilnya yang satu itu. Di sisi kiri kantor ini ada indomaret dan di sebelahnya ada atm.

Sudah jam sebelas dan abangnya berjanji mentrasfer-nya jam sepuluh pagi. Lihat saja kalau abangku itu bohong. Kubakar semua bukunya di lemari!

Ketika ia sampai tak perlu menunggu lama untuk masuk kedalamnya. Segera ia cek uang yang Eky beri. Ia ambil uangnya sedikit, sedikit, gak banyak, gak semua.

Alhamdulillah si abang gak bohong.

Akhirnya ia berjalan keluar dari ruangan kecil itu, saat melihat kearah jalan raya Mitha melihat kucing menyebrang jalan dengan kaki pincang. "Ya ampun cing.."

Langsung ia berjalan ke arahnya dan menyebrang dengan pelan-pelan sambil menggerakkan kecil tangannya kearah mobil yang sedang beralu lalang. Ia mengambil kucing itu. Kucing itu tidak menolak saat ia ambil tubuh kecilnya. Kaki kanannya berdarah. Entah kenapa.

Kemudian ia melihat jam di tangannya dan segera menaruh kucing itu ke pinggir jalan. Jam setangah dua belas siang. Aku janji gak lama sama Shila. Buru buru ia jalan sambil mengecek handphone yang terasa bergetar dan berbunyi. "Aaaaaa.." teriak Mitha saat merasakan tubuhnya melayang dan tersentak.

Ia membuka matanya yang refleks tertutup dan melihat bagian kanannya.

***

"Aaaa.." teriakku saat merasakan tubuhku melayang dan tersentak.

Aku membuka mata yang refleks tertutup dan melihat ke bagian kanan. Tangan lelaki, hah kok bisa?

"Ekhem.."

Aku mendongak dan menemukan wajah tampan sang pangeran. Ini di masih di dunia kan ya belum di surga? Kenapa rasanya kayak ketemu malaikat ganteng. Mata tajam, hidung mancung, alis tebal, dan rahang tegas. Serius, kenapa ini cowok ganteng banget?

"Carmitha, kalau kamu terus mandangin wajah saya kayak gitu, saya lepasin kamu biar jatuh ke comberan sekalian." ucapnya dengan nada tegas dan menatapku tajam.

Eh apa tadi?

Tunggu--?

Comberan?

HAH COMBERAN?

Anjir.

Langsung aku melihat ke arah bawah. Dan ternyata posisiku saat ini benar-benar berada di pinggir comberan. Kenapa disini ada comberan si?

Gak elit banget si ditolongin pangeran gara-gara pengen jatoh ke comberan. Hiks.

"Ehh.. Maaf P-pak" ucapku gugup saat memanggilnya dengan sebutan 'pak'

Cause Changing SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang