Aku memandang kearah jendelaku, dari sini aku bisa melihat hutan kyliis dan memiliki daun yang selalu berguguran dengan salju dibatang pohonnya.
Ini tepat 20 tahun setelah kejadian itu, dimana dendam dan iri hati bisa merusak segalanya. Merusak kebahagiaan dan membuat orang lain ikut kedalamnya, mengorbankan diri tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Hutan Kyliis bagai perjalanan hidup, Kesepian,Ketakutan, Cinta, Perjuangan, Tolong menolong, Perdamaian,Iri, Dendam, Perasaan Ingin Menguasai, Nafsu, Pasrah diri, Kebijaksanaan dan yang lainnya ada didalam sana, pasti ada selama perjalanan hidup kita.
Tergantung kita ada dipihak siapa. Ingin menjadi daun yang mati berguguran, api yang membakar daun atau salju yang yang berusaha membantu menegahi api?Atau hanya menjadi tanah yang diam saat tersakiti?
Hidup itu memang sulit. Kau tak akan bisa menebak apa yang akan terjadi, karena diatasmu ada sang pencipta yang mengatur semuanya.
"Sampai kapan kau menatap kesana?" tanya Arrene lembut, aku menoleh dan tersenyum kearahnya
"Kau sudah makan?" ia mengangguk
"Dimana Infari?" tanyaku, "Wanita itu sama seperti Yrene dan Lyz. Jahil. Kau tahu Maha tadi menelan salju karenanya" aku tertawa lepas.
Infari adalah anak Lyz sedangkan Maha adalah Anak Rhea.Hrena anak mereka tak selamat, bayi kecil itu mati saat perang 20 tahun lalu. Tapi sekarang Arylle memiliki bayi kecil sekarang bernama Welone.
Oek oek oek.
Dengar?
"Aku ke One sebentar" ucapku melangkahkan kakiku menuruni tangga
"One!" pekikku, Phoebos menatap kearahku tajam
"An! One sedang bersamaku, nanti dulu" ucap Phoe menyingkirkan gendongannya
"Iya. Aku hanya ingin mengusap pipi chubbynya saja" ucapku mendengus
"Baiklah" aku mulai melihat Welone dengan Phoebos, ia tak henti-hentinya berbicara."Astaga bibi!" pekik Infari dari luar rumah
"Astaga Keponakan" ucapku ikut berkecak pinggang
"Aku juga ingin lihat Welone paman!" pekiknya lagi
"Pegang One, An" ucap Phoebos menyerahkan bayi itu padaku lalu mengendong Infari. Tak lama masuk Maha menatap kami,
"Paman, Maha juga ingin lihat One" ucapnya lalu dengan susah payah Phoebos juga mengendongnya.
Kami tertawa saat melihat Welone menjulurkan lidahnya dan membuka mata lalu menutup lagi."Kami pulang" teriak Deimos dan Icean. Gadis itu sedang mengandung, wajahnya yang putih itu kini semakin pucat saja
"Astaga Maha Infari, kalian sudah 19 tahun. Turun dari gendongan Paman Phoe. Sekarang!" perintah Ice dan Maha juga Infa turun dari gendongan Phoe. Tak lama kepala Phoebos seperti dipukul sesuatu, itu Vae.
"Si bodoh, Kenapa kau merepotkan Anne dengan menyuruhnya menggendong Welone? Kau tahu kan ia harus banyak istirahat?" marah Vae
"Bukan aku yang menyuruhnya En! Tadi aku harus gendong Maha dan Infari dulu" keluh Phoe, "Ck. Alasan apa itu? Bahkan tak perlu kau gendong mereka dapat melihat One dengan baik" ucap Vae membuat kami tertawa, Maha menepuk-nepuk pundak Phoebos "Yang sabar paman" ucapnya membuat kami terkekeh, sedangnya Deimos berusaha menahan tawa
"Kembaran sialan!" pekik Phoe."Tunggu" ucap Vae, tangannya meraba-raba perutku
"Ada apa?" tanya Arrene yang turun bersamaan dengan Arylle yang keluar dri kamarnya bersama Hrena
"Ada sesuatu, ada yang hidup disini An!!" pekik Vae, makhluk ini benar-benar gaib.
"Apa yang kau lihat?" tanya Arrene lagi, ia mulai menggengam tanganku dan menatap aku khawatir
"Anne hamil." ucap Rhea yang baru pulang dari kota
"Ibu" ucap Maha
"Tante Anne sedang hamil, jaga dia dengan baik ya, Maha" ucap Rhea membuatku berkaca-kaca
"Aku? Ha-hamil?" tanyaku, lalu mengelus pelan perutku. Seperti hidup kembali. Aku punya alasan selain Arrene untuk hidup, aku punya dia untuk hidup.---
Aku menulis kalimat terakhir sebelum buku ini akan aku simpan untuk diary pribadiku.
.
Setelah memberikan titik aku menutupnya.
Aku merapatkan Coat Hitamku lalu menulis sesuatu disalju yang menempel pada kursi yang aku duduki"Apa itu nama untuk Arrene junior?" tanya Arrene mengelus punggungku
"Ya nama itu bagus. Dan aku senang mendengarnya. Soul, jiwa. Jiwa kita" ucapku menangkap tangannya dan menciumnya
"Hasoul Pyvônex" ucap Arrene, aku mengangguk dan tersenyum kearahnya, ia tersenyum dan mendekat lalu mencium semua permukaan wajahkuJika aku bertahan karena cinta, itu fana. Dan cinta siapapun akan berubah dan hilang, tapi ketulusan dan kesetiaan. Maka cinta menjadi dasarnya lebih kuat dari makna cinta itu sendiri.
Ini akhir cerita sulit milikku, seperti hutan Kyliis yang menyeramkan, dingin dan penuh kesedihan. Tapi jika kau berjalan terus dan lurus maka diujubg nanti kau akan menemukan cahaya, cahaya hangat matahari yang akan memberikan kebahagiaan padamu.
***
"Cepatlah Neathura Ciement, apa ibu harus menumpahkan kuah sup ikan dibukumu itu?!" pekik ibu dari arah dapur
"Maaf bu sebentar lagi Nea turun kok!" pekik gadis kecil dengan rambut coklat kemerahan
"5 Juni 2720" ucap gadis itu menulis dengan rapi dipojok kanan di halaman paling awal
"Ah ada yang kurang N.C" ucapnya terkekeh menaruh novel fiksi itu di ranjang dan mengikat rambut kecoklatannya seperti ekor kuda secara asal,lalu mengambil buku berjudul World Secret itu dengan hati-hati lalu dengan perlahan memasukan buku setebal 1020 halaman itu kedalam rak buku kecilnya.
"Astaga Nea!" pekik ibunya untuk kesekian kalinya
"Iya bu, Nea kesana!" ucapnya sedikit berteriak
"If your life it's not like a fiction story, you can write your fiction story by yourself as awesome as you imagine" -Leich-
ucapnya terkekeh pelan mengingat pesan singkat dari si penulis bukuSaat pintu tertutup buku tersebut terjatuh dan membuka halaman terakhir dimana kata-kata itu berada
"If your life it's not like a fiction story, you can write your fiction story by yourself as awesome as you imagine" -Leich-
Kata-kata itu samar dan muncul lagi dengan lanjutan
"Don't be affraid, it's your story"
Lalu nama Leich berubah menjadi
.
.-Annelea Prayich-
.
.-The End-
***
Finish?
Like it?
Vomments!!
Kamsahab~
KAMU SEDANG MEMBACA
War Of The Secret World Fiction // Nash Grier■
FantasyIf your life it's not like a fiction story, you can write your fiction story by yourself as awesome as you imagine" -Leich- . This is pure my imagine fiction. So if it's look like similiar with another story i'm sorry because i don't know and i don...