Part 19

1.2K 86 2
                                    

"Jika kau ada di posisiku, kau pasti juga akan merasakan hal yang sama." Katanya.

Aku diam. Untuk saat ini aku tidak berani menjawab. Jiyong benar-benar marah untuk saat ini. Ya mungkin ini memang benar salahku. Karena aku melakukan itu didepan Jiyong.

"Mianhae Ji.." Kataku lirih. Jiyong hanya terdiam.

"Apa jika kau minta maaf, hatiku akan langsung kembali sembuh ?" Tanyanya seraya memperlihatkan senyum melecehkan.

"Aku tahu itu. Tapi aku benar-benar menyesal." Kataku lagi.

"Memang kau hanya bisa minta maaf. Tapi meminta maaf itu tidak cukup Ri. Kau tidak pernah merasakan hal yang sama sepertiku. Jika kau merasakannya, kau akan marah sama sepertiku." Jelas Jiyong panjang lebar.

"Sudah cukup Ji ! Jika memang kau tidak bisa memaafkan ku, oke. No problem. Aku tidak akan memaksamu untuk memaafkanku. Asal kau tau, aku sangat mencintaimu Ji." Kataku seraya beranjak pergi dari kamar. Aku pergi ke kamar Youbgbae hyung. Hanya dia yang bisa membantuku.

"Hyung.." Kataku seraya mengetuk pintu kamarnya. Ku putar daun pintu kamarnya. Aku langsung berlari ke ranjang dan langsung menutup tubuhku dengan selimut.

"Kau kenapa Ri ?" Tanya Youngbae hyung. Aku tahu jika ia tengah bingung karena tingkah lakuku.

Aku diam. Aku memutuskan untuk tidak menceritakan semua ini kepada Youngbae sekarang. Karena waktu yang belum pas.

"Hyung.. ijinkan aku untuk tidur di kamar mu hyung." Kataku pelan dari balik selimut.

"Ya." Jawab Youngbae hyung yang aku yakin ia memilih untuk tidak bertanya lagi karena ia pasti tahu bagaimana perasaanku sekarang.

-skip sleeping-

Aku membuka mataku pelan-pelan. Sinar matahari menyorot mataku. Aku langsung menutup mataku dengan tangan agar tidak terkena sorotan sinar matahari.

Dimana aku ? Ah.. aku lupa. Aku tidur di kamar Youngbae hyung. Ternyata kurang nyaman jika tidak tidur di kamar ku sendiri. Tapi jika aku tidur dikamarku sendiri, aku akan bertemu Jiyong.

Aku berjalan keluar dari kamar. Terlihat Youngbae hyung yang tengah membersihkan mobil. Dan Jiyong.. dia tidur di sofa. Apa semalam dia tidak tidur di kamar ? Mengapa ? Aku berjalan mendekat ke arahnya. Aku benahi selimut yang sedikit melorot.

Badannya masih panas. Sebenarnya sakit apa dia ? Ku tinggalkan Jiyong yang masih di sofa, aku tidak ingin mengganggu tidurnya. Aku berjalan kedapur untuk membuat sarapan pagi ini. Jiyong harus sembuh hari ini, karena besok dia harus tampil di MAMA. Aku tidak ingin jika VIP kecewa. Aku berharap Jiyong sembuh hari ini.

Aku membuat 3 cangkir teh panas. Aku juga menyiapkan obat untuk Jiyong. Youngbae hyung masuk ke dalam apartemen. Ia membawa ember dan selang. Ia taruh kedua benda itu di gudang.
"Hyung.. tubuhnya masih panas." Kataku seraya mengaduk teh panas.

"Jiyong harus sembuh." Kata Youngbae hyung yang mendudukkan dirinya di kursi depan meja makan.

"Aku juga ingin seperti ini. Tidak hanya untuk besok. Tapi aku juga tidak tega jika harus melihatnya sakit. Walaupun ia berusaha menampakkan wajah cerianya, tapi aku masih bisa melihat jika tubuhnya tidak sehat." Jelasku panjang lebar. Aku berjalan mengampiri Youngbae hyung. Kududukkan diriku di depan Youngbae hyung.

"Apa ia benar-benar sakit demam ?" Tanya Youngbae hyung seraya meneguk teh panas yang aku buat tadi.

"Ya. Dokter berkata seperti itu." Jawabku.

"Tapi kenapa dia tidak segera sembuh ? Kau sudah memberinya obat kan ?"

"Sudah hyung. Aku memberinya sesuai perintah dokter."

"Apa jangan-jangan.. dia membuang obat itu ?"

"Tidak mungkin hyung." Jawabku pelan. "Tapi.."

"Ada kemungkinan dia membuang obat itu." Jawab Youngbae hyung cepat memotong perkataanku.

Aku terdiam. Itu bisa terjadi. Tapi apa itu benar ? Ia tidak seperti itu. Ia selalu mengikuti apa yang aku perintah. Tapi saat ia minum obat, ia selalu menyuruhku pergi. Apa benar ia membuang obat itu ?

Terlihat Jiyong tengah berjalan ke dapur. Wajahnya tampak sangat pucat. Tapi ia berusaha untuk memperlihatkan senyum yang selalu terlihat saat ia bertemu oleh siapa saja.

"Jiyong-ah.. apa kau masih sakit ?" Tanya Youngbae saat Jiyong mendekat.

"Tidak. Aku sudah membaik." Jawabnya. Bohong. Sangat bohong. Ia terlihat sangat pucat dan tadi tubuhnya masih panas.

"Wajahmu masih terlihat pucat." Kata Youngbae hyung lagi. Aku hanya terdiam. Aku tidak ingin membuka mulut jika Jiyong atau Youngbae hyung tidak mengajakku berbicara.

"Ini hanya efek bangun tidur." Jawabnya seraya tersenyum.

Ji.. sungguh aku tidak ingin kau sakit. Aku tidak ingin melihatmu tersiksa karena sakit ini. Aku ingin kau segera sembuh.

"Apa kau membuang obat itu ?" Tanyaku frontal. Seketika Jiyong dan Youngbae hyung memperlihatkan wajah bingungnya.

"Apa maksudmu ?" Tanya Jiyong bingung.

"Apa obat yang aku berikan padamu selama kau sakit ini kau buang ?" Lanjutku.

"Mengapa kah mengatakan seperti itu ? Apa kau menuduhku ?"

"Tidak. Firasatku seperti itu." Jawabku santai. Jiyong masih menatapku dengan wajah herannya.

Krinkk..krinkkk...

Tiba-tiba suara bel apartemen berbunyi. Aku segera berlari ke pintu dan membuka pintu.

Kimlim muncul dari balik pintu. Ia sendiri ? Ini benar dia ? Ia tahu apartemenki ? Aku berharap Jiyong tidak marah denganku.

"Hey Ri." Kata Kimlim seraya memelukku. Aku diam. Entah apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku yakin Jiyong tengah melihatku sekarang.

"Hey Kim." Jawabku seraya tersenyum. "Silahkan masuk." Lanjutku.

Aku dan Kimlim masuk ke dalam apartemen. Youngbae hyung yang tengah duduk di sofa langsung memberi salam selamat datang kepada Kimlim. Tapi.. dimana Jiyong ? Kenapa ia tidak kelihatan ? Apa ia marah ? Ya Tuhan.. jangan buat dia marah kepadaku. Buatlah dia mengerti jika aku dan Kimlim hanyalah sebatas sahabat. Tidak lebih.

"Youngbae oppa.. bagaimana kabarmu ?" Tanya Kimlim.

"Baik." Jawab Youngbae hyung yang tersenyum tulus.

"Apa kau masih sendiri ?" Goda Kimlim.

"Apa maksudmu ?"

"Apa kau belum punya kekasih ?" Tanyanya lagi.

Youngbae hyung diam. Lalu ia menatapku dengan penuh kebingungan.

"Kimlim-ah.. apa kau besok akan datang ke acara MAMA ?" Tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Maybe.." jawabnya seraya memperlihatkan wajah sendunya. "Aku tidak yakin jika aku bisa datang karena aku memiliki banyak jadwal besok. Tapi aku berharap aku bisa datang ke acara MAMA." Lanjutnya kembali tersenyum.

Youngbae hyung tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kearahku. Jiyong keluar dari kamar. Ia berhenti sejenak.

"Jiyong oppa.. apa kabarmu ?" Tanya Kimlim yang berhasil membuyarkan lamunannya.

"Baik. Oh.. kau disini. Apa kabarmu ?" Jiyong bertanya kembali. Ia berusaha memperlihatkan wajah cerianya. Bagaimanapun memperlihatkan wajah ceriamu, tapi aku masih bisa melihat wajah pucatmu Ji.

"Seperti yang kau lihat sekarang." Jawab Kimlim. "Ngomong-ngomong.. apa aku boleh mengajak Seungri pergi hari ini ?" Lanjut Kimlim.

Jiyong seketika langsung mendongak kaget. Aku pun begitu. Tuhan... apa lagi ini ?

Next..

I can see you again readers^^ gimana part 19 nya ? Awkward gak ? Maaf baru bisa update sekarang, soalnya beberapa hari kemarin, pikiran author blank. Sampe-sampe belajar buat ulangan pun susah masuk. Tapi seneng sekarang udah bisa update lagi. Jangan lupa votmen ya^^ thank u for reading guys♡♡ happy reading^&

WARN : TYPO

All About You -Nyongtory-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang