One shoot

80 9 0
                                    

Right By Your Side

18 Januari 1964,

Hari itu adalah hari dimana seharusnya Justin kembali dari perang yang dia ikuti, dan Sammi, gadis berambut hitam, dengan senyum yang menawan menunggu kehadiran suami nya di sebuah stasiun kota. Hari itu sedang hujan, tetapi itu tidak membuat Sammi putus asa. Dia menatap sekeliling hanya untuk melihat pemandangan yang mungkin cukup indah jika Sammi juga dapat merasakannya. Hanya Sammi yang berdiri memegang payung,  dengan senyum yang masih ada di wajahnya, dia masih menunggu.

Satu per satu, orang lain meninggalkan stasiun dengan raut wajah yang gembira, sedangkan Sammi masih menunggu di bawah kerasnya hujan, dengan hati yang risau. "Kamu dimana, Justin" ucapnya dalam hati. Sammi memiliki firasat yang buruk soal kejadian ini, tetapi dia tidak terlalu ingin memikirkannya. Yang hanya dia tahu adalah, dia akan menunggu suaminya sampai dia datang. Dari kejauhan, Stella, gadis manis berambut cokelat datang menghampiri sahabat nya Sammi.

"Sammi, udah kamu pulang saja." Kata Stella. "Tidak, Stell. Aku masih menunggu." Sammi berkata sambil melihat Stella dengan senyum yang manis. "Ini juga sudah sore, Sam! Kamu mau sakit? Dia pun tak kunjung datang. Sudahlah, kamu pulang dulu. Besok kita datang sama-sama, aku mau menunggu sama kamu." Ucap Stella, dengan nada khawatir. Sammi melihat sekeliling nya, stasiun sudah sepi. Hanya ada Rose, wanita baik hati dan bijak, yang sedang menyapu stasiun. "Ya sudah, kita pulang." Kata Sammi. Dia hanya menghela napas yang panjang, dan mengikuti Stella menuju mobil mereka.

Keesokan harinya, sesuai janji Stella menemani Sammi di stasiun, Stella tahu betapa besar rasa cinta Sammi terhadap Justin. Dan Stella menyukai hal itu. Stella berpikir bahwa mereka berdua cocok untuk satu sama lain.

Tetapi, hari terus berlalu, dan dengan tidak menyadari, itu sudah bulan Maret. Stella sudah merasa capek untuk menunggu Justin bersama Sammi, karena itu sudah berbulan-bulan dan Justin pun tak kunjung datang. Tetapi Sammi tak kunjung berhenti untuk mendatangi stasiun, walaupun dia sendiri, dia tetap sabar untuk menunggu Justin. Tetapi, dia memiliki Rose, tukang sapu stasiun yang Sammi bisa ajak bicara tentang suami nya dan tentang masalah yang Sammi hadapi.

14 Maret 1964,

Sammi terlihat duduk di bangku stasiun, tangan di kepal dan kaki di selingkan. Dia duduk layaknya wanita sopan, dengan harapan yang tinggi atas kedatangan suami nya yang tak kunjung datang. "Aku tahu kamu pasti akan datang, Justin. Aku tidak akan pernah putus asa." Ucap Sammi dalam hati. Dia tak sanggup lagi, dan akhirnya dia melepaskan air yang sedari dulu menunggu untuk jatuh dari mata nya yang indah.

"Sammi, kamu baik baik saja?" Tanya Rose. Rose duduk di samping Sammi yang kerap tak kunjung kunjung berhenti menangis. "Bagaimana aku bisa baik-baik saja Rose? Suamiku belum pulang, dan ini sudah beberapa bulan. Aku mau kemana lagi? Bukankah itu terlihat bodoh untuk seorang istri menunggu kedatangan suami nya yang sampai sekarang tidak tahu kabar? Aku sengsara, Rose. Sudah beberapa hari aku tidak tidur, sudah beberapa hari aku kurang makan. Aku sayang sama Justin, tetapi aku bisa apa kalau dia masih menghilang sampai sekarang?" Jawab Sammi. "Kamu cinta dia bukan? Saya memang tahu, suamimu belum datang, tetapi apa salahnya memiliki harapan besar? Apa salahnya menunggu? Jika kamu cinta, cinta, tunggu sampai dia datang. Buktikan bahwa cinta mu besar terhadapnya. Kamu tidak seharusnya menyerah seperti ini." Kata Rose, sambil mengusap air mata Sammi. "Tetapi-"

Dan sebelum Sammi ingin berkata sesuatu, datanglah Stella bersama pria yang tak dikenal. Stella terlihat sudah lari, dan dia pun mengambil napas yang panjang. "Sammi, ini adalah John. Teman Justin, dan dia memiliki kabar tentang Justin." Kata Stella. Stella duduk dan memegang tangan sahabatnya, sambil menunggu John untuk berbicara.

    "Miss. Sammi, saya beserta anggota yang lain sangat menyesal untuk memberi tahu Anda bahwa, Justin telah tiada."

Seketika, wajah Sammi terlihat pucat, dan dari kejauhan terdengar suara kereta. Sammi gemetar, tidak tahu ingin berkata apa. "Um, um, kamu yakin?" Tanya Sammi. John menunduk dan berkata "Iya." dengan nada suara yang kecil, tetapi masih bisa terdengar. "Dan- Justin meninggalkan surat ini untuk Miss. Sammi, mungkin anda ingin membacanya." John mengeluarkan amplop dari jaket nya, dan sebelum memberikan surat kepada Sammi, Sammi berdiri dan menuju ke rel kereta api, bertepatan dengan lewatnya kereta api.

Dengan secara dramatis, Sammi telah tiada di depan hadapan John, Stella, dan Rose yang tak dapat melakukan apa-apa, karena hal itu tidak terduga. John menjatuhkan surat dengan tulisan tangan dari Justin, yang bertuliskan

"Teruntuk, Sammi.

Sammi, aku disini baik-baik. Tetapi, aku baru saja terkena tembakan, dan aku sedang di rawat dengan kurangnya alat yang kemungkinan besar tidak dapat menyembuhkan. Aku ingin Sammi tahu, bahwa aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu, dan semua yang kulakukan hanya untuk kamu. Aku hidup untuk mencintaimu, hidup untuk mencinta perasaan cinta ku kepada mu. Aku tidak tahu apakah aku akan selamat, tetapi aku tahu bahwa selamat atau tidak selamat, akan aku bawa rasa cintaku kepadamu selamanya di dalam hatiku. Kamu baik-baik ya? Kamu di sana makan yang baik, kamu di sana tidur juga jangan terlalu larut. Karena aku tahu, kamu itu orangnya terlalu over-think. Aku tidak mau kamu tidur larut malam hanya mengkhawatirkan aku. Sejauh-jauhnya aku dari kamu Sammi, rasa cintaku itu masih ada untukmu, dan hanya untukmu. Kamulah satu-satunya untukku, tolong kamu jaga diri disana.

Dengan cinta dan kasih sayang,

Justin."

Beberapa hari kemudian, Sammi di kuburan tepat di samping Justin. Dan dengan ini, mereka terlihat dapat bersama. Mereka terlihat tepat berada di samping bersama, rasa sayang Sammi terhadap Justin sangat besar, begitu pula dengan Justin. Sammi hidup dengan kalimat yang dia sudah janjikan, "Sammi tidak bisa hidup tanpa Justin." Dan dengan ini, Sammi telah membuktikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 07, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Right By Your SideWhere stories live. Discover now