Rosalia Putri Wulandari,begitu Ibuku menamakanku.Indah bukan?Mungkin Ibuku mengharapkanku menjadi putrinya yang seindah bunga mawar dan seperti bulan yang bersinar meskipun dalam gelap.Entahlah,yang jelas hidupku tak seindah namaku.
Aku terlahir ditengah keluarga broken home,terdengar biasa saja bukan?Ya,di zaman sekarang ini terlahir sebagai anak dari keluarga yang tercerai-berai bukanlah hal yang jarang ditemui.Namun tak banyak yang mampu tetap 'lurus' ,dan dari yang tak banyak,aku adalah salah satunya,sebelum hidup mengobrak-abrik akal sehatku.Sebelum aku menjadi Rosa yang sekarang.
Aku menduduki bangku kuliah,saat ini usiaku 20 tahun,sebelum kejadian brengsek itu terjadi padaku,sebelum sosok lelaki penghancur segalanya itu masuk ke dalam lingkaran hidupku. Aku baik-baik saja,aku masih berpijak pada porosku,kokoh tak terpatahkan.Tepatnya dua tahun silam,saat pertama aku menjajal kehidupan kerlap-kerlip,atau yang dikenal dengan dunia malam.Entah bagaimana awalnya hingga malam itu,ketika malam tahun baru aku berada ditengah lautan manusia yang sedang asik menenggak minuman memabukkan dengan sensasi membakar tenggorokan,vodka. Entah sudah berapa tenggak ku habiskan dalam sekejap,saat seorang lelaki white guy menarik tanganku dan mengajak berdansa dengannya.
Dentuman musik yang berpadu dengan sensasi sehabis menenggak vodka membuatku tak menyadari bahwa sudah bukan white guy tadi yang berdiri disebelahku,namun seorang lelaki lokal hitam manis yang tersenyum dan mulai mengajakku bercakap. Kepalaku pening,tanpa peduli pada apa yang dia katakan aku mencari celah untuk keluar dari gerombolan manusia yang mulai menggila. Aku berjalan menuju toko terdekat dari club tadi untuk membeli sebotol air mineral,kering,tenggorokanku terasa sangat kering. Aku berjalan kearah pantai dan langsung mendaratkan tubuhku diatas pasir putih itu,membiarkan diriku tergeletak begitu saja,pikiranku mulai melayang pada kejadian minggu lalu ketika aku melihat ayah tiriku sedang bercumbu dengan seorang tante girang atau siapalah peduli setan. Sensasi terbakar itu kembali,hatiku sakit. Bagaimana mungkin dia asik bercumbu dengan wanita jalang sementara Ibuku tergeletak lemah di rumah selama proses pemulihan dari amnesia yang Ia derita.Memikirkan mama,begitu aku biasa memanggilnya,hampir sembuh total dengan suaminya berkelakuan seperti bangsat tanpa ia ketahui.
Tuhan,apa yang harus kulakukan?Aku lemah,aku tak ingin keadaan mama memburuk jika semua itu terbongkar,namun aku tak ingin pura-pura buta dan membiarkan takdir yang yang mengungkapkan semua yang entah hal-hal bajingan apalagi yang telah dilakukan lelaki keparat itu di belakang mama.Mataku menghangat dan sekilas langit malam terasa kabur,hanya dentuman ombak yang terdengar ketika cairan bening hangat mengalir membasahi pipiku.Segera ku usap,tak ingin ada orang yang melihat. "Hey cewek sombong!Lo tuh ya,seenaknya aja ninggalin gue di club" suara itu mengagetkanku,sialan ngapain sih cowok sok kenal ini ngebuntutin gue,umpatku dalam hati. "Mau gue ninggalin lo,mau gue cuekin lo,mau gue gak urusin lo bacot apa hak gue kali!" bentakku sambil berusaha berdiri namun vodka tadi cukup membuatku hilang keseimbangan dan nyaris terselungkur jika saja cowok menyebalkan tadi tak menangkapku dengan sigap. "Udah mabuk gini lo masih mau nyoba kabur?Gini ya,kalo gue gak anggep lo special,gue gak bakal mau repot-repot ngebuntutin lo sampe kesini dan bahkan sekarang nangkep lo dipelukan gue." Ujarnya sambil mengusap rambutku. Aku meronta dan melepaskan diri dari dekapannya "Gue gak pernah nyuruh lo buntutin gue dan gak pernah nyuruh lo nangkep gue barusan,mau lo care kek,apa kek gue gak peduli.Stay away from me!" Kutinggalkan dia berdiri dengan senyum tengilnya yang sok manis dan berjalan tak tentu arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm Human
Teen FictionKarena aku manusia,aku bisa lelah,bisa marah,bisa kecewa dan bisa merasa sangat rapuh disaat segala hal yang memberatkan hati dan pikiran datang tanpa ampun. Karena aku manusia,aku bisa berbohong dan mengatakan bahwa aku kuat ketika nyatanya aku ham...