"So awesome, as always," gumamnya bangga. Ia tersenyum mengagumi penampilannya sendiri dalam balutan tuxedo warna hitam. Senyumnya itu tidak bertahan lama karena ia melihat sosok lain masuk ke dalam ruangan dari pantulan cermin di depannya."Laura" bisiknya.
Ia membalikkan diri untuk melihat sendiri gadis itu yang kini sedang menyapa seseorang. laura menolehkan wajah ke arahnya, seketika ekspresinya langsung berbinar cerah menyadari keberadaan Jasson. Gadis itu langsung berjalan ke arahnya, lalu memeluknya singkat.
"I don't believe it, bisa bertemu denganmu di sini. Apa yang kau lakukan?" tanyanya riang.
"Fitting baju pengantin tentunya," ucap jasson santai. Sempat ada kilatan kaget di wajah laura namun itu tidak berlangsung lama. Senyum cerah kembali menghiasi wajah cantiknya."Aku tidak tahu harinya adalah hari ini." laura meraih kerah yang melingkari lehernya, membenarkannya sedikit. "Seharusnya aku yang akan menjadi pendampingmu dan mendapatkan rancangannya yang terbaik. Pernikahan seorang Jasson dan Laura yang spektakuler,namun semua harus kutunda" mata laura menatapnya lurus dan jasson menghela nafas karena sepertinya gadis ini tidak marah dan membuat onar.
"Yah, seharusnya tapi kamu sendiri yang merusak semuanya." jawab jason dingin
"Seharusnya dia yang kini mencoba gaun pengantin bersamanya. Bukan gadis bernama itu, lihat sajabakan ku buat gadis itu menderita"ucap laura dalam hati.
tirai yang menutupi ruang ganti terbuka di saat jasson menatap ke arah sana. Ia terpaku selama beberapa detik melihat sosok abbygail dalam balutan gaun putih di baliknya. Biasanya ia melihat gadis itu dalam pakaian formal dan rambut yang tergulung rapi namun kali ini ia melihatnya dalam penampilan lain. Sedikit memberinya kejutan. Gaun pengantin itu tampak pas di badannya, terlebih rambut rapinya itu kini dibiarkan tergerai jatuh menutupi bahunya yang terbuka.
"jasson" tangan laura yang singgah di bahunya membuat jasson mengerjapkan mata beberapa kali. Astaga, apa yang dilakukannya tadi? Ia tidak mungkin terpesona pada gadis itu. Meskipun ia sudah mencoba untuk menepis pikiran itu namun pada akhirnya kepalanya tetap kembali menoleh pada sosok abbygail.
"Pinggangnya sedikit kebesaran, aku takut ini melorot," samar-samar ia mendengar keluhan abbygail. Para asisten itu segera menandai bagian yang dimaksud agar gaun itu pas dikenakannya.Laura tidak suka melihat pemandangan ini. Jasson tidak boleh terpesona pada siapapun. Jasson hanyalah miliknya seorang. Ia buru-buru mengajak jasson mengobrol untuk mengalihkan perhatiannya.
"Apa baju ini pas di badanmu?" tanyanya memeriksa lengan tuxedo jasson
"Ya, ini sangat pas dibadanku." Ucap jasson tidak peduli karena sekarang pikirannya mulai kacau.Abbygail melihat jasson sedang berbicara dengan seorang gadis cantik yang sepertinya sudah tidak asing lagi baginya. Oh, tunggu, ia kenal wajah itu. Bukankah itu adalah gadis yang berciuman dengan jasson di klub malam? Apa yang dilakukannya di sini? Mungkinkah jasaon yang mengajaknya kemari? Mendadak ia merasakan dorongan untuk berjalan ke dekat jasson dan mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Namun itu terpotong oleh seseorang yang memberitahunya.
"pak jasson lihatlah calon istrimu."
jasson terpaksa memalingkan pandangannya lagi dan Lagi-lagi ia terdiam melihat abbygail yang berdiri canggung. Sepertinya gadis itu malu ditatap olehnya.
"Sangat cocok dengannya," jasson hanya menatap sekilas karena tidak ingin berpikir yang aneh-aneh jika terus mengamati gadis itu. perancang itu tampaknya sangat gembira sampai menepukkan tangannya girang.
"Rasanya seperti kembali pada zaman di saat aku menikah dahulu. Ah, ini pasti akan menjadi pesta pernikahan yang sangat hebat. Ayo kalian berdiri berdampingan, aku ingin sekali mengabadikannya." kata perancang itu dengan semangat menarik jasson yang terlihat ogah-ogahan dan menempatkannya di samping abbygail."Ayo tersenyum.." perintahnya sambil mengarahkan kamera yang dibawanya ke arah calon pengantin.
Baik jasson maupun abby sama-sama tersenyum penuh keterpaksaan. Suasana yang sangat canggung untuk pasangan yang akan menikah. Baru satu kali jepretan perancang itu berhenti karena merasa ada yang kurang.
"jasson, letakkan tanganmu di pinggang abby."
Keduanya terperangah kaget."Hah? Kenapa??" jasson menjawab terlalu cepat.
"Ayo cepat!" perintah perancang tidak sabar. jasson mendengus dan akhirnya terpaksa menuruti perintahnya. Ia melingkarkan tangan kanannya di pinggang abby.abby merasakan sengatan listrik rendah menjalari tubuhnya ketika tangan jasson melingkari pinggangnya. Jantungnya berdebar seketika. Ia harus bertahan dalam posisi seperti ini sampai perancang itu puas memotretnya.
laura tidak suka, sangat tidak suka melihat jasson bersama gadis itu. Hatinya seperti terbakar dan ia sadar bahwa sekarang ia tengah cemburu. Seharusnya ia tidak perlu merasa cemburu karena ia dan jasson sama-sama tahu hubungan mereka tak lebih dari sekedar teman bersenang-senang. Tentu saja hal ini sudah sering terjadi dan ini pertama kalinya ia merasa tidak rela teman kencannya direbut wanita lain. Tidak, ia tidak boleh seperti ini.
saat mereka di dalam mobil tak ada percakap namun tiba-tiba..
"Bagiku, hidup itu adalah bisnis." jasson menoleh ke arah abby. "Dan pernikahan ini, tak lebih dari sekedar bisnis bagiku. ini cara untuk memajukan perusahaannya. " ucapnya tenang.
Ia menarik nafas dan menghembuskannya. Setelahnya jasson tidak pernah berbicara lagi sampai mereka tiba di rumah.
"Terima kasih sudah mengantarku." Ucap aby pelan, tanpa memandang jasson. ia segera turun dari mobil dan tak lama kemudian, mobil jasson sudah menghilang dari pandangannya.
jasson pov
"Pernikahanku dipercepat satu bulan?"
Teman-teman jasson terkejut bukan main ketika mendengar keluhan tentang keputusan itu.
"papa itu selalu memutuskan seenaknya. Seharusnya dia bersyukur aku mau menuruti ide pernikahan ini tapi kenapa pernikahanku harus dilaksanakan minggu depan?" keluh ku marah. aku menenggak air minumku yang berisi sampanyenya sampai habis. ia benar-benar dibuat frustasi oleh tindakan semena-mena papanya dan Sialnya, ia tidak bisa melawan sama sekali.
"papamu jelas ingin mengendalikanmu. Kau tahu, sekarang kau sudah lepas kendali," komentar temannya santai. Ia memain-mainkan gelas winenya dengan santai.
"Kau sudah bertemu calon istrimu?" tanya temannya. aku mengangguk , ia tidak mau membahas hal ini. Teman-temannya saling berpandangan takjub.
"Masak? Seperti apa wajahnya?" tanya mereka, ia benar-benar penasaran. aku mendesah berat.
"Kalian tahu gadis yang pernah kucari infonya dari kau bram?" tanyanya disambut anggukan serentak teman-temannya. "Dialah calon istriku."
"APAA???!!!" bram dan berteriak bersamaan dengan wajah superkaget mereka. Keduanya saling berpandangan untuk beberapa saat tanpa mengatakan apapun. jasson sendiri benar-benar tidak ingin membicarakan gadis ceroboh itu.
"Ah, dia akan membuatmu gila" bram menepuk tangannya tiba-tiba, "Sekarang aku paham kenapa saat itu kau memintaku untuk mencari tahu tentang dia" Ia kemudian melirik jasson dengan pandangan menggoda. "jasaon kau benar-benar akan masuk ke penjara gila. Dia pasti ingin menyiksamu saat kalian sudah menikah nanti karna kudengar iya suka ceroboh dan manja."Teman-temannya langsung tergelak sementara jasson mengeluarkan seringai licik.
"Ya, jika aku tidak menyiksanya lebih dulu."
Tawa kedua temannya seketika berhenti. jasson melanjutkan tanpa menunggu salah satu dari mereka berkata. "Aku akan membuat dia jatuh cinta padaku." Gumamnya penuh misteri. Pandangan matanya fokus menatap gelas wine yang berisi cairan kemerahan. Raut wajah teman-temannya seketika berubah. Mereka tercengang melihat sorot mata jasson yang sepertinya sudah merencanakan sesuatu yang kejam di otaknya.
"Setelah dia jatuh cinta padaku, lalu.." jasson menjatuhkan gelas wine itu hingga pecah berkeping-keping di lantai. Dia menyeringai puas dengan pandangan menerawang. "Akan kubuat hatinya hancur berkeping-keping."bram dan david seketika kehilangan kata-katanya. Mereka tahu, jika sampai jasson berkata dengan ekspresi seperti itu, maka siapapun calon istrinya pastilah berada dalam bahaya.
okayyy segiti dulu yahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND COLD
Romansaihhh, dasar cowok gila,ganteng sih iya tapi galaknya itu tinggi bangett, kok bisa sih ada manusia kayak gitu. kok bisa sih jantung gue kayak marathon gini cuma ngeliat tatapan tajamnya dia. huhhh -abbygail dasar cewek ceroboh,pendek,kecil,manja. huh...