Byuuuur~
Aku tersentak, bajuku basah, rambutku pasti berantakan dan kulihat beberapa orang tertawa melihatku. Gila, pikiranku dengan seketika melesat pada pria konyol yang dengan santainya turut menertawaiku dari atas balkon kamarnya.
"Hey, Nayla... Terimakasih telah menyukseskan Ice Bucket Challenge-ku." Oh man! Apa-apaan ini, aku bahkan sudah setengah menggigil dan dia berbicara tanpa rasa bersalah?
Aku melangkahkan kakiku untuk memasuki rumah pria itu, bahkan pria itu belum juga paham dengan sikapku. Aku bisa saja memasukkannya ke dalam tong sampah di depan rumah atau memberi sekaleng kecoa ke dalam tasnya.
Tapi mau bagaimana lagi, Akhyar, makhluk astral itu memang ditakdirkan sekaligus untuk menjadi musuhku.
Aku tidak mendapati keberadaan paman dan bibi, keduanya memang sangat disibukkan dengan pekerjaan. Proyek, meeting, luar negeri, dan beberapa kata yang mengaitkan mereka dengan bisnis. Hingga tak jarang putra kurang kasih sayang itu mengadu padaku tentang ini itu.
Kakiku melangkah mantap menaiki tangga, kali ini aku tidak main-main... Jika ingin membolos kenapa harus mengajak orang segala. Bagaimana aku harus pergi ke kampus dengan pakaian basah?
"Akhyar~"
"Eh, Nay... Sorry nggak sengaja Nay." Ucapnya dengan masih disertai nada cengengesan. Tanganku sudah mengepal dengan sempurna dan siap untuk membuatnya meraung kalau saja pria ini memakai pakaian lengkap.
Dia kembali tertawa saat mendapatiku dengan segera membalikkan badan untuk membelakanginya.
"Kau itu sekian gadis yang beruntung sebenarnya..." Ujarnya dengan kedua tangan yang menyentuh pundakku, menuntunku untuk kembali membalikkan badan. Suara tawa kecilnya masih terdengar, mengejek.
"Waeyo?"
"Berhenti bicara dengan bahasa planet jika sedang bersamaku!" Suaranya datar namun ada sedikit penekanan di akhir kalimatnya. Aku tahu dia sumpek dengan kebiasaanku, berawal dari poster Kyuhyun yang tertempel dengan sempurna di dinding kamarku.
Bagaimana mungkin cemburu dengan pria yang bahkan belum pernah kutemui secara langsung?
Hingga suatu hari dia mengatakan bahwa dirinya membenci semua tentang Korea.
Menggelikan~
"Bukalah matamu!"
"Pakai bajumu dulu!"
"Hey, di luar sana bahkan banyak gadis yang mengharapkan melihat ABS-ku..."
"Dan aku memang tidak seperti mereka, Akhyar!"
"Aku semakin menyayangimu jika begini... Buka matamu!" Perutku seperti ingin mengeluarkan sesuatu, aku mual. Bahkan alergi dengan kalimat keramat semacam itu.
Aku menyayangimu,
Aku mencintaimu,
Sayang, I Love U...
Shit! Sontak aku mendapat protes ketika ungkapan itu tidak mendapat respon dariku. Haha. Resiko! Karena sejujurnya ketika kalimat itu tertangkap oleh gendang telingaku, serasa ada jutaan kupu-kupu yang menggelitik perutku. Menggelikan...
Dan itulah yang membuatnya seringkali terlihat begitu kesal padaku.
"Kau tahu? Aku bahkan menghabiskan waktu hampir satu jam di depan cermin untuk membuat dandanan seperti sebelum kau mengguyurku dengan es sialan itu... Dan kau mengacaukannya."
YOU ARE READING
PERIODE
Short Story"Seperti matahari yang tak pernah meninggalkan siang... Seperti air yang tak pernah meninggalkan laut... Begitupun aku yang takkan pernah meninggalkanmu..."